Selasa, 21 Oktober 2008

Ratusan Juta Rupiah Lenyap Seketika

 
GETTY IMAGES/CHUNG SUNG JUN
CEO Lehman Brothers Biang Krisis Ekonomi AS /KompasTV
Kamis, 16 Oktober 2008 | 05:47 WIB
 Laporan Wartawan Kompas, Simon Saragih

Sebagai nasabah Citigold, Citibank Jakarta, Vincent Lingga, tak merasa akan terjebak kerugian Rp 450 juta. Tanggal 15 September, hari kebangkrutan Lehman Brothers, mungkin salah satu hari tergelap yang akan selalu dia kenang.
Dunia seperti gelap baginya begitu muncul berita bahwa Lehman Brothers bangkrut. Ingatannya segera tertuju ke produk investasi bernama Principal Protected Notes dengan nilai 50.000 dollar AS, yang ditandatangani pada Juni 2007.
Produk investasi ini adalah keluaran Lehman Brothers yang dipasarkan oleh Citibank. ”Saya tidak menyangka akan jadi begini. Bayangan saya, selama ini saya dan nasabah Citigold yang lain dilayani begitu baik,” kata Vincent.
”Salah satu hal yang tertancap di benak saya ketika produk itu ditawarkan adalah brand Citibank, yang melekat dengan kualitas dan profesionalisme,” kata Vincent, seraya mengatakan investasi itu ada pilihan dan risiko yang dia sadari. Dia tidak semata-mata hendak menyalahkan Citibank, tetapi paling tidak akan menjadi semacam edukasi bagi pihak lain. Istilahnya, korban-korban lain agar tidak muncul lagi terjadi masa datang.
”Namun setelah saya periksa ulang, kemudian saya agak kaget. Ada keterangan yang menyebutkan bahwa produk investasi itu diperuntukkan bagi nasabah yang canggih,” kata Vincent, yang merasa tidak canggih mengkalkulasikan risiko. Kekecewaan saya, kata Vincent, keterangan itu baru diberikan setelah dana diserahkan dan perjanjian investasi sudah ditandatangani.
”Saya kira pihak kami sudah menjelaskan soal itu semua,” kata Irene Niwarlangga, relationship manager Citibank, yang melayani Vincent untuk menginvestasikan dananya ke produk Lehman Brothers itu.
Ada pihak lain yang juga jadi korban produk Lehman Brothers, namun minta namanya tidak disebutkan. Dia juga merasa tidak akan terjebak dengan produk Lehman Brothers. Masalahnya produk itu ditawarkan lewat Citibank, yang dianggap telah melayani nasabah dengan baik selama ini.
Ditta Amarhoseya, bagian Humas Citibank, yang ditugasi menjawab semua pertanyaan soal para korban Lehman Brothers sedang cuti.
Korban Lehman Brother bukan saja perorangan. PT Bank BNI Tbk juga menyatakan memiliki investasi senilai 7,8 juta dollar AS pada Lehman Brothers. Hal itu disampaikan Sekretaris Perusahaan BNI, Intan Abdams Katoppo, dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia, Rabu (15/10). Namun Intan tidak menerangkan bagaimana nasib dana sebesar 7,8 juta dollar AS atau sekitar Rp 75,66 miliar itu saat ini.

Gelisah
Korban-korban Lehman bukan saja di Indonesia. Chiu Hei-chun (72), warga Hongkong, menabung selama 50 tahun. Namun tabungan sebesar 520.000 dollar Hongkong itu ditabung untuk lenyap seketika karena Lehman Brothers bangkrut.
”Uang itu berharga bagi saya dan istri saya, untuk biaya perawatan kesehatan di hari tua dan biaya pemakaman kami suatu saat sehingga tidak membebani anak-anak,” Chiu.
Kini Chiu dia tidak saja kehilangan uang, tetapi istrinya tidak mau berbicara padanya. ”Saya biasa tidur empat jam sehari, namun saya tak bisa tidur sampai sekarang,” kata Chiu, dikutip Reuters, Rabu (15/10). Dia adalah salah satu dari 43.700 warga Hongkong, korban Lehman Brothers.
Awalnya, Chiu selalu menabung uangnya di dalam bentuk deposito. Nasib sialnya dimulai tiga tahun lalu. Karyawan bank tempat dia menabung membujuknya. Karyawan bank itu lebih ekstrem lagi, dengan gencar memberi jaminan bahwa produk Lehman Brothers aman.
”Saya sudah mengatakan pada karyawan bank itu bahwa saya tidak tahu apa-apa, dan saya memutuskan untuk menerima investasi itu hanya karena percaya sepenuhnya pada karyawan itu,” kata Chiu, yang berprofesi sebagai pencuci piring di sebuah restoran di Hongkong.
Sekitar 600 warga Singapura juga turut jadi korban Lehan Brothers. Sama seperti Vincent dan Chiu, mereka juga memberi produk Lehman Brothers dari bank tempat mereka menyimpan dana.
”Mereka (para karyawan bank) tidak pernah menyebutkan bahwa produk itu adalah produk Lehman Brothers. Saat ditawarkan, saya sudah mengatakan saya takut pada bank-bank AS,” kata Lin Ling, yang menanamkan dana 40.900 dollar AS di Lehman Brothers.
Saat ditawari produk itu pada Juli 2008, Lin mengatakan sudah mengetahui bahwa Lehman Brothers mulai menghadapi masalah. Namun mengatakan dia terus dikejar. Dia dan rekan-rekannya menunjukkan brosur produk investasi itu, yang sama sekali tidak menyebutkan itu produk keluaran Lehman Brothers.
”Saya tidak tahu bahwa itu adalah produk Lehman. Tak ada penjalasannya dalam bahasa China,” kata Madam Lee (60), yang menuntut bank tempat dia menandatangani investasi itu, mengembalikan simpanannya, yang sudah dialihkan ke investasi Lehman Brothers.
Di Mumbai, India, Grace Varghese (50), juga sudah kehilangan 50.000 dollar AS. ”Saya kini mengkonsumsi pil pereda tekanan darah,” kata Varghese, yang mulai berinvestasi di bursa saham Mumbai empat tahun lalu. ”Saya menangis kepada suami dan anak-anak. ”Saya rugi! Saya rugi! Saya rugi!,” kata Varghese.

Tidak ada komentar: