Rabu, 04 November 2009

Tradisi dalam Sepotong Roti




Shutter Stock
Madu juga bisa digunakan sebagai pengganti selai untuk roti.
Minggu, 1 November 2009 | 06:55 WIB

Lusiana Indriasari


KOMPAS.com - Duduk di kedai sambil menyeruput kopi hitam atau teh panas, ditemani roti bakar sebagai cemilan, sudah menjadi kebiasaan lama masyarakat Singapura. Tradisi itu kini bahkan merambah sampai ke Jakarta.

Adalah Yakun Kaya Toast, kedai kopi milik Loi Ah Koon yang menjual tradisi itu ke Jakarta. Bedanya dengan tempat minum kopi lainnya di Jakarta yang modern, kedai kopi milik orang Singapura ini mempertahankan kesederhanaan dalam konsep makanan, penataan ruang, dan peralatan dapur yang digunakan.

Kesederhanaan, misalnya, bisa dilihat dari menu yang ditawarkan. Untuk roti bakar ada enam menu, roti bakar tradisional, roti bakar gula mentega, roti bakar keju, roti bakar perancis dengan keju dan selai kaya, serta roti bakar es krim.

Ada juga telur setengah matang, yang oleh orang Asia dipercaya mampu menambah stamina. Di daftar menu, telur setengah matang itu diberi nama soft-boiled eggs.

Cara memasak telur setengah matang ini ada tekniknya. Sebelum gerai dibuka, juru masak di Yakun Kaya Toast sudah lebih dulu merendam telur-telur ayam ras di dalam air panas selama 15 menit. Lantas bila ada yang memesan, telur yang sudah disiapkan di gerai tadi direndam lagi dengan air panas selama lima menit.

Hasilnya, telur setengah matang yang tidak benar-benar kental. Saat disendok, telur itu meleleh di dalam mulut. Agar tidak terlalu amis, telur setengah matang bisa ditaburi lada, garam, dan kecap asin yang disediakan.

Tradisi yang sederhana ini ternyata mampu menarik perhatian pembeli. Buktinya, sebagian besar pengunjung yang datang ke kedai kopi itu, menurut Andreas Susanto, Head Supervisor Yakun Kaya Toast, memilih menu tradisional Yakun Kaya Toast, seperti roti bakar tradisional dan telur setengah matang.

Dan perlu diketahui, roti bakar tradisional ini isinya sederhana saja. Dua lapis roti karamel dipanggang selama lebih kurang satu menit, lalu diolesi selai kaya. Di tengah-tengah roti tadi diberi beberapa potongan kecil mentega. Hidangan ini lebih enak kalau disantap saat masih hangat. Kalau digigit terasa garing di luar, tetapi ada kelembutan di dalamnya. Selain itu, perpaduan rasa selai kaya yang manis dan mentega yang gurih sungguh tidak bisa terlupakan. Nyes...!

Selai kaya

Selai kaya memang menjadi andalan utama Yakun Kaya Toast. Semua roti bakar di kedai itu selalu disajikan dengan selai kaya. Sebagian orang mengira selai kaya adalah selai yang terbuat dari buah srikaya. Namun, sebenarnya selai kaya ini terbuat dari santan, gula, dan telur yang dikocok halus lalu diberi aroma pandan.

Bagi konsumen yang kurang puas menikmati selai kaya dalam sepotong roti, gerai Yakun Kaya Toast juga menyediakan kemasan di dalam botol. Anda bisa membawa pulang selai yang gurih ini setelah membayar Rp 88.000 per botol. Mereka juga menjual kopi bubuk dan teh dalam kemasan kantong.

Karena semua roti bakar disajikan dengan selai kaya, yang kemudian bisa membedakan satu roti bakar dengan lainnya adalah pelengkap selai kayanya. Ada roti bakar isi mentega, roti bakar isi gula dan mentega, serta roti keju. Ada juga roti bakar es krim dengan rasa stroberi, cokelat, dan durian.

Yang membuat unik roti bakar Yakun Kaya Toast adalah roti karamel yang digunakan sebagai bahan dasar. Roti karamel ini dibuat dengan resep khusus keluarga Ah Koon, tetapi sudah bisa dibuat sendiri di Indonesia.

”Kami memiliki pemasok sendiri di Indonesia,” kata Andreas. Berbeda dengan roti tawar pada umumnya, roti karamel lebih padat. Namun, khusus untuk menu French toast, Yakun Kaya Toast menggunakan roti tawar yang empuk. Pertama, French toast dibakar, lalu di atasnya diberi keju jenis cheddar.

”Roti bakar yang enak bisa untuk memulai persahabatan hari ini.” Begitulah moto yang ditawarkan Yakun Kaya Toast untuk melayani calon pembelinya.

Moto itu dipakai generasi penerus Ah Koon untuk mengenang tradisi di kedai kopi. Pada masa lalu, ketika Ah Koon memulai berjualan kopi, teh, telur setengah matang, dan roti bakar di Telok Ayer Basin, Singapura, pada tahun 1944, pelanggannya datang dari berbagai kalangan, mulai dari kuli, pedagang, rentenir, polisi, dan seterusnya.

Para pelanggan ini bisa ngobrol di kedai kopi Ah Koon sampai berjam-jam. Ada yang sekadar mengobrol ringan dengan teman sampai mengobrol urusan bisnis serius.

Tradisi ini tampaknya berlanjut di Yakun Kaya Toast. Pengunjung yang datang ke gerai Yakun Kaya Toast di mal juga betah duduk berlama-lama. Andreas mengamati, ada pelanggannya yang bahkan selalu datang pada pagi dan sore hari.

Harga makanan dan minuman di Yakun Kaya Toast relatif murah. Aneka roti bakar itu dijual dengan harga Rp 13.000. Sementara untuk minuman harganya bervariasi antara Rp 11.000 dan Rp 15.000. Minuman yang ditawarkan memang hanya teh dan kopi. Variasinya pun tidak banyak, yaitu hanya teh/kopi asli atau teh/kopi dengan susu atau krim.

Konsep sederhana juga terlihat dari interior dan peralatan dapur yang digunakan. Kalau mau menilik ”dapur” Yakun Kaya Toast yang biasanya terletak di depan tempat penjualan, bisa dilihat teko-teko dengan corong panjang. Di atas teko ada saringan khusus untuk menyaring teh atau kopi yang akan disajikan. Teko-teko ini terbuat dari bahan baja antikarat.

Alat untuk memanggang roti di situ juga sederhana saja, yaitu dengan meletakkan kawat baja antikarat ukuran besar di atas kompor gas. Kombinasi kesederhanaan dan selai kaya membuat orang betah berlama-lama di kedai kopi Ah Koon.

Kroser Petani dari Gunung Sumbing


Rabu, 4 November 2009 | 01:55 WIB
Laporan wartawan KOMPAS.com Fikria Hidayat


Foto lengkap di: KOMPAS IMAGES

SOLIDHIN menggeber gas sepeda motornya, meraung-raung mengitari lapangan sepak bola berupaya membalap empat rekannya yang berada di depan. Aksi kejar-kejaran mereka menjadi tontonan gratis warga lereng Gunung Sumbing di Dusun Garung, Desa Butuh, Kecamatan Kali Kajar, Wonosobo, Jawa Tengah.

Lapangan mini yang dingin disaput kabut sore itu, berubah menjadi arena motokros. Para petani yang memiliki sepeda motor pengangkut pupuk, berkumpul adu tanding kemampuan sepeda motor, balapan, jumping dan zig-zag saling mendahului.

Kegiatan itu rupanya sudah rutin dilakukan para petani khususnya para pemuda setempat untuk mengisi waktu usai rutinitas bertani atau mengangkut pupuk ke lereng Gunung Sumbing. "Saat musim tanam atau menunggu musim panen tembakau, sore hari biasa mereka berkumpul di lapangan, membuat hiburan sendiri dengan balapan motor," terang Habib warga setempat.

Jangan bayangkan sepeda motor para petani tembakau tersebut layaknya special engine seorang kroser sungguhan. Sepeda motor mereka untuk transportasi biasa, bahkan banyak usianya sudah tua yang dimodifikasi untuk medan off-road. Untuk mensiasati medan basah berlumpur, mereka membalut rantai ke roda belakang.

Karung masih menempel di jok sepeda motor mereka, aroma pupuk kandang masih melekat di tubuh mereka, tapi demi hiburan, balapan pun tetap dilakukan.

Sepeda motor berfungsi mengangkut pupuk kandang untuk tanaman tembakau. Mereka biasa mengangkutnya hingga ke ketinggian 1.500 meter di atas permukaan laut menuju areal pertanian yang sedang digarap. Para petani juga bisa menjadi ojek mengangkut pupuk bagi mereka yang tidak memiliki angkutan.

"Berat sekali kalau harus berjalan mengangkat puluhan kilogram pupuk ke atas (lereng gunung), lebih mudah pakai sepeda motor, walaupun sepeda motor tua tapi sudah kita modifikasi, kita juga jadi ojek motor dalam sehari 3 hingga 5 kali naik turun mengangkut pupuk," ungkap Habib.

Petani yang bekerja sebagai ojek menerima upah Rp 5.000 sekali angkut ke lereng Gunung Sumbing. Sekali naik mereka membawa tiga karung pupuk kandang dan turunnya membawa kayu bakar. Tak jarang mereka terjatuh di sisi jurang atau di medan yang lembek, namun syukur hingga sekarang belum pernah memakan korban. "Kita sudah terbiasa bahkan ada juga yang ikut balapan resmi, hahaha..." seloroh Solodhin.

Saat matahari tenggelam di balik lereng gunung, raung sepeda motor para petani itu pun mereda. Mereka kambali ke rumah masing-masing berkumpul bersama keluarga, istirahat dan bergumul dengan dingin yang menusuk. FIA

Definisi Hermeneutika

Definisi Hermeneutika
Diposkan oleh sunny di 03:18 . Sabtu, 02 Mei 2009 
Label: Definisi Hermeneutika, DIALEKTIKA, DUALISME, EMPIRISME 

Enam Definisi Hermeneutika
Reza Antonius Wattimena

Definisi hermeneutika masihlah terus berkembang. Menurut Richard E. Palmer, definisi hermeneutika setidaknya dapat dibagi menjadi enam. Sejak awal, hermeneutika telah sering didefinisikan sebagai ilmu tentang penafsiran (science of interpretation).[1] Akan tetapi, secara luas, hermeneutika juga sering didefinisikan sebagai, pertama, teori penafsiran Kitab Suci (theory of biblical exegesis). Kedua, hermeneutika sebagai metodologi filologi umum (general philological methodology). Ketiga, hermeneutika sebagai ilmu tentang semua pemahaman bahasa (science of all linguistic understanding). Empat, hermeneutika sebagai landasan metodologis dari ilmu-ilmu kemanusiaan (methodological foundation of Geisteswissenschaften). Lima, hermeneutika sebagai pemahaman eksistensial dan fenomenologi eksistensi (phenomenology of existence dan of existential understanding). Dan enam, hermeneutika sebagai sistem penafsiran (system of interpretation). Hermeneutika sebagai sistem penafsiran dapat diterapkan, baik secara kolektif maupun secara personal, untuk memahami makna yang terkandung dalam mitos-mitos ataupun simbol-simbol. 

Keenam definisi tersebut bukan hanya merupakan urutan fase sejarah, melainkan pendekatan yang sangat penting didalam problem penafsiran suatu teks. Keenam definisi tersebut, masing-masing, mewakili berbagai dimensi yang sering disoroti dalam hermeneutika. Setiap definisi membawa nuansa yang berbeda, namun dapat dipertanggungjawabkan, dari tindakan manusia menafsirkan, terutama penafsiran teks.[2] Tulisan ini mau memberikan kerangka menyeluruh tentang keenam definisi tersebut, yang lebih banyak berfungsi sebagai pengantar pada arti sesungguhnya dari hermeneutika.

Teori Penafsiran Kitab Suci

Pengertian tertua, dan mungkin yang paling banyak dipahami oleh banyak orang, adalah hermeneutika sebagai prinsip-prinsip penafsiran kitab suci (principles of biblical interpretation). Ada pembenaran yang bersifat historis terhadap pemahaman ini, karena kata hermeneutika pada era modern memang digunakan untuk mengisi kebutuhan akan panduan dalam penafsiran Kitab Suci. Akan tetapi, hermeneutika bukanlah isi penafsiran, melainkan metodenya. Perbedaan antara penafsiran aktual (exegesis) dan aturan-aturan, metode-metode, dan teori yang mengaturnya (hermeneutika) sudah sejak lama disadari, baik didalam refleksi teologis, dan kemudian didalam refleksi-refleksi non teologis.

Di Inggris, dan nantinya di Amerika, penggunaan kata hermeneutika mengikuti kecenderungan umum yang mengacu pada penafsiran kitab suci. Penggunaan pertama, setidaknya yang terdokumentasikan, dapat dilihat di Oxford English Dictionary pada 1737, yakni “mengambil kebebasan dengan tugas khusus yang suci, yang juga berarti melakukan tugas-tugas yang adil dan hermeneutika yang bijaksana.”[3]

Ketika penggunaan kata hermeneutika meluas pada teks-teks non kitab suci, biasanya teks tersebut sangatlah sulit untuk dimengerti, sehingga membutuhkan metode khusus untuk mengerti makna yang tersembunyi. Salah satu bentuk hermeneutika non kitab suci dirumuskan oleh Edward Burnett Taylor pada Primitive Culture (1871). Ia menulis, “Tidak ada legenda, tidak ada alegori, tidak rima, yang tidak membutuhkan hermeneutika untuk mengerti mitologi-mitologi.”[4] Dengan demikian, seperti sudah disinggung sebelumnya, penggunaan kata hermeneutika pada bidang-bidang non kitab suci seringkali ditujukan pada teks-teks yang memiliki makna tersembunyi yang sulit dimengerti, sehingga membutuhkan penafsiran khusus untuk menangkap makna tersebut.

Kata hermeneutika biasanya sering ditarik genesisnya sampai abad ke-17. Akan tetapi, proses menafsirkan, baik itu dalam bentuk penafsiran religius, sastra, maupun bahasa-bahasa hukum, dapat dirunut langsung kejaman Yunani maupun Romawi Kuno. Sejarahnya bisa dirunut sampai panjang sekali. Kedetilan historis semacam itu tidak dapat dipresentasikan disini. Akan tetapi, ada dua butir refleksi yang kiranya bisa berguna untuk kita, yakni akar hermeneutik yang sebenarnya bisa ditemukan dalam proses penafsiran Kitab Suci, dan pertanyaan lainnya yang mencangkup keluasan bidang refleksi hermeneutika.

Tanpa bermaksud untuk terjebak dalam detil, adalah penting bagi kita untuk mencatat, bahwa ada kecenderungan umum di dalam metode penafsiran Kitab Suci untuk menggunakan “sistem” penafsiran, di mana penafsiran difokuskan dengan satu metode tertentu yang telah diakui bersama. “Sistem” semacam itu seringkali dirumuskan dalam bentuk prinsip-prinsip yang berfungsi sebagai kerangka panduan. Suatu teks tidak dapat ditafsirkan dengan bersandar pada teks itu sendiri, karena hal tersebut tidaklah mungkin. Suatu teks hanya bisa ditafsirkan di bawah pengaruh semangat jaman tertentu. Misalnya, penafsiran teks-teks Kitab Suci pada jaman Pencerahan cenderung optimistik terhadap kebebasan manusia dan memuat nilai-nilai moral yang juga bersifat optimistis. Dalam arti ini, hermeneutika adalah cara ataupun metode sang penafsir untuk menemukan makna tersembunyi di dalam teks.

Pertanyaan lain banyak berkaitan dengan keluasan dan ruang lingkup hermeneutika. Dalam hal ini, setidaknya ada pendapat yang saling berdebat satu sama lain, yakni disatu sisi ada pendapat yang melihat bahwa hermeneutika haruslah merumuskan sebuah teori yang eksplisit sebagai panduan dalam menafsirkan teks, dan disisi lain ada pendapat yang melihat bahwa metode hermeneutika haruslah tidak dirumuskan secara eksplisit, melainkan implisit dan terwujud di dalam praksis penafsiran yang dikaitkan dengan pengaruh-pengaruh lainnya. Misalnya, seorang teolog yang bernama Gerard Ebeling tengah melakukan studi tentang “hermeneutika Luther”. Dalam hal ini, apakah ia harus memfokuskan diri untuk tetap pada analisa persepsi Luther tentang penafsiran, atau ia harus juga menempatkan tesis Luther tentang hermeneutika dengan tulisan-tulisan Luther yang lainnya? Ebeling melakukan keduanya. Masalahnya, apakah metode yang ia gunakan tersebut harus dalam bentuk-bentuk prinsip yang jelas berkaitan dengan tesis hermeneutika yang dirumuskan Luther, ataukah biarkan metode tersebut mewujud di dalam praktek penafsiran yang melibatkan berbagai aspek lain, yang mungkin mempengaruhi cara Luther merumuskan tesis hermeneutikanya. Yang paling baik memang menggabungkan keduanya, seperti yang dilakukan oleh Ebeling.

Dengan demikian, di dalam tegangan antara metode hermeneutika yang eksplisit fokus pada satu fenomen, atau pada metode hermeneutika yang mau menangkap yang tersembunyi di balik fenomen-fenomen lainnya, yang mungkin mempengaruhi fenomen yang ingin dianalisa, hermeneutika dan pemahaman yang mendalam tentangnya, baik secara epistemologis maupun ontologis, adalah sangat penting untuk mencari pengertian yang lebih dalam tentang cara manusia menafsirkan dirinya, maupun menafsirkan “dunianya”.

FALSAFA GERAKAN SHALAT

Senin, 24 Agustus 2009

FALSAFA GERAKAN SHALAT 

From:  http://islamireligius.blogspot.com/2009/08/falsafa-gerakan-shalat.html

Ibadah Shalat harus dilakukan dengan دائمون “dawam” (rutin dan teratur), خاشعون “khusyu’” (sempurna), يحافظون terjaga dan semangat. Allah SWT memperingatkan orang-orang mukmin supaya tidak shalat dalam kondisi “malas” ولا يأتون الصلوة الا وهم كسلى [At Taubat: 54], dan “lalai” فويل للمصلينلا الذين هم عن صلاتهم ساهون [Al Ma’un: 5-6], akan tetapi harus selalu “menjaga” والذين هم على صلوتهم يحافظون [Al Mu’minun: 10] sholatnya sehingga mampu mencapai derajat “khusyu’” dan menjadi orang-orang mukmin yang memperoleh “keberhasilan” [Al Mu’minun: 2].
Derajat “khusyu’” bisa didapatkansetiap hamba Nya dalam sholat, jika ia bisa “melihat” Allah SWT hadir dihadapannya atau merasakan dirinya sedang “dilihat” oleh Nya. Seperti kita sedang menghadap seorang raja. Berikut kami sampaikan falsafah gerakan sholat, yang digambarkan seperti sedang menghadap seorang raja.

Wudhu: Ketika seorang hamba hendak menghadap Raja, tentu ia akan mempersiapkan diri sebaik mungkin. Ia bersihkan badannya, memakai baju terbaik, dengan dandanan yang sempurna dan tak lupa menyemprotkan minyak wangi terharum ketubuhnya.Sehingga memperlihatkan penampilan yang terbaik.
2. Niat: Selain mempersiapkan penampilan luar yang sempurna, hamba tersebut juga harus mempersiapkan mentalnya. Mental yang teguh akan menumbuhkan kepercayaan diri, sehingga tidak timbul keragu-raguan.
3. Takbiratul ikhram: Hamba tersebut segera berangkat dan tiba di pintu gerbang istana, ia menyerahkan diri sepenuhnya kepada pemeriksaan penjaga istana. “Tangan diangkat” sebagai tanda menyerah, ia serahkan segala atribut yang dia miliki, termasuk senjata berbahaya yang mungkin dia bawa. Sehingga tidak ada lagi yang tersisa, selain tubuh dan selembar kain yang menempel di badan. Sebagai bukti bahwa ia menyerahkan diri sepenuhnya kepada sang paduka Raja.
4. Tangan bersidekap (Kedua tangan di dada, tangan kanan diatas tangan kiri): Selanjutnya ia dibawa menghadap sang paduka Raja oleh penjaga dengan tangan di”borgol”, sehingga ia tidak mampu berbuat apa-apa lagi, selain mengikuti kehendak sang penjaga. Ia tidak bisa melakukan aktifitas lain selain tunduk dan takluk. Semua ini ia lakukan dengan rela dan penuh keikhlasan, dengan harapan bisa selamat sampai dihadapan sang paduka Raja.
5. Ruku’: Sampailah sang hamba di pintu ruang utama tempat tinggal sang paduka Raja, dan raja pun nampak padanya, maka ia serta merta merundukkan badannya sebagai bentuk penghormatan kepada sang paduka Raja.
6. I’tidal: Lalu ia melangkahkan kakinya menghadap sang paduka Raja.
7. Sujud: Ketika ia sudah berada dihadapan sang paduka Raja, iapun segera menjatuhkan badannya, sujud, tunduk dihadapan sang paduka Raja. Ia mulai meratap, memohon ampunan dari kesalahan yang pernah diperbuat, meminta belas kasihan, meminta bantuan dan segala keinginan yang ia utarakan lansung kepada sang paduka Raja. Ia yakin keinginannya akan dikabulkan, jika Raja mendengar langsung semua permohonannya.
8. Tahiyyat: Setelah segala keinginannya telah diutarakan kepada sang paduka Raja, ia segera “duduk bersimpuh” dan mulai menyanjung, memuji dan berterima kasih atas kebaikan sang paduka Raja yang telah menerima dan menjaga keselamatannya.
9. Salam: Waktu berpamitan telah tiba, iapun segera pergi dari hadapan sang paduka Raja dan meninggalkan istananya.
10. Dzikir dan Do’a: Ketika ia sudah tidak berada dihadapan sang paduka raja dan jauh diluar istananya, ia tidak lantas melupakan Raja yang telah melimpahkan begitu banyak nikmat kepadanya. Ia terus berusaha supaya bisa tetap menjalin hubungan dengan sang paduka Raja. Berbagai sarana ia manfaatkan, mulai dari surat menyurat (hari gini ya SMS an…), memberikan upeti dari hasil buminya dan hadiah-hadiah lain yang bisa ia berikan sebagai bentuk terima kasih kepada sang Raja. Semua itu ia lakukan dengan harapan sang Raja tetap ingat kepadanya dan menjaga keselamatannya.
Sholat merupakan sarana komunikasi seorang hamba dengan Allah SWT, yang dilakukan secara “empat mata”. Hamba tersebut menyaksikan Allah SWT dihadapannya dan Allah SWT melihat hambanya sedang menghadap kepada Nya. Dalam keadaan seperti ini seorang hamba seharusnya bertaubat, berdo’a dan memohon segala yang diinginkannya.
semoga ibadah kita senantiasa mencapai derajat ibadah khusyu', sehingga bisa diterima dan diridhoi Nya.

a

Tulisan mengambarkan apa yang ada dalam imajinasi kita, dengan diskripsi yang baik maka sebuah tulisan merupakan gambaran sebuah peristiwa, tapi satu gambar dapat menceritakan berbagai pengalaman yang terekam pada foto tersebut, kecantikan seseorang akan nampak bila dia terseyum terseyum, kemuraman diri akan menampak pada saat ia sedih, keaGUNGAN PEREMPUAN akan hadir bila ia melahirkan sebuah kehidupan baru pada dunia melalui rahim, lelaki atau pria tidak bisa melakukanya karena fungsi dominanya sebagai perusak kehidupan. terlihat dari sebagaian besar perang di muka bumi akibat egoisme laki-laki. Seribu memori yang terekam dalam seseorang mungkin hanya perlu menjelaskannya dalam beberapa foto saja. 
     aku berusaha melakukanya, menjadi hidup karena memiliki kenangan, pada diri seorang teman. Pada orang yang kita mengerti, dan ternyata narsisme bukan saja ada pada diri nih orang saja. Tapi lihat foto kedua tampak anak-anak jadi lebih banyak, karena minta difoto karena pingin seperti temanya. 
minggu depan saja yang lainya yah!

Dinosaurus Lapis Baja Ditemukan



 
Bill Parsons
Spesies baru dinosaurus yang disebut Tatankacephalus cooneyorum, mungkin memiliki kulit berlapis bahan keras.

Sabtu, 31 Oktober 2009 | 14:36 WIB

MONTANA, KOMPAS.com — Sepasang suami istri paleontolog telah menemukan spesies baru dinosaurus yang hidup 112 juta tahun lalu di wilayah yang kini menjadi Montana. Uniknya, dinosaurus tersebut memiliki lapisan keras di kulitnya sehingga mirip kendaraan lapis baja.

Keduanya, Bill dan Kris Parsons, dari Buffalo Museum of Science, New York, menemukan tengkorak dino tersebut di lereng bukit di Montana tahun 1997. Mereka kemudian meneruskan pencarian dan penggalian hingga terkumpul fosil yang hampir lengkap, termasuk tengkorak dengan lapisan pelindungnya, potongan rusuk, tulang belakang, dan tulang kaki.

Hewan yang kemudian dinamai Tatankacephalus cooneyorum adalah sejenis ankylosaurus, dinosaurus pemakan tanaman yang tubuhnya ditutupi lapisan tulang. Lapisan itu mungkin berwarna, dan bahannya serupa kerapak kura-kura atau paruh burung.

"Mereka adalah dinosaurus besar yang berjalan dengan empat kaki dan berpelindung seperti tank Sherman," kata Bill Parsons tentang hewan yang panjangnya mencapai 4,5 hingga 6 meter itu.

Selain berlapis baja, dinosaurus ini dilengkapi juga dengan dua pasang tanduk lancip, satu di pipinya dan satu pasang lagi di sekitar matanya. Ia memiliki dua lapisan tebal di belakang kepala dan bagian yang keras di sekitar hidung.

Bill Parsons yakin, semasa hidupnya, T cooneyorum ditutupi ratusan atau ribuan keping lapisan keras, memiliki sirip keras di punggung, dan duri di bagian ekornya, serupa dengan ankylosaurus.

Untuk menghindari pemangsa, ankylosaurus mungkin merundukkan tubuhnya di tanah dan menarik kepalanya, sementara tanduk di kepalanya melindungi dari gigitan ke arah leher.

Adapun jenis yang ditemukan ini diduga merupakan jenis yang muncul setelah ankylosaurus yang lebih primitif dan ankylosaurus yang hadir kemudian dengan tanduk lebih besar dan bagian hidung lebih lengkung.

Konflik

From: Wikipedia Imdonesia

Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.

 
Tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.

Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.

Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan Integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik.Daftar isi [sembunyikan]
1 Faktor penyebab konflik
2 Jenis-jenis konflik
3 Akibat konflik
4 Contoh konflik
5 Lihat pula

[sunting]
Faktor penyebab konflik
Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.

Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya. Misalnya, ketika berlangsung pentas musik di lingkungan pemukiman, tentu perasaan setiap warganya akan berbeda-beda. Ada yang merasa terganggu karena berisik, tetapi ada pula yang merasa terhibur.
Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda.

Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik.
Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok.

Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda. Sebagai contoh, misalnya perbedaan kepentingan dalam hal pemanfaatan hutan. Para tokoh masyarakat menanggap hutan sebagai kekayaan budaya yang menjadi bagian dari kebudayaan mereka sehingga harus dijaga dan tidak boleh ditebang. Para petani menbang pohon-pohon karena dianggap sebagai penghalang bagi mereka untuk membuat kebun atau ladang. Bagi para pengusaha kayu, pohon-pohon ditebang dan kemudian kayunya diekspor guna mendapatkan uang dan membuka pekerjaan. Sedangkan bagi pecinta lingkungan, hutan adalah bagian dari lingkungan sehingga harus dilestarikan. Di sini jelas terlihat ada perbedaan kepentingan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya sehingga akan mendatangkan konflik sosial di masyarakat. Konflik akibat perbedaan kepentingan ini dapat pula menyangkut bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Begitu pula dapat terjadi antar kelompok atau antara kelompok dengan individu, misalnya konflik antara kelompok buruh dengan pengusaha yang terjadi karena perbedaan kepentingan di antara keduanya. Para buruh menginginkan upah yang memadai, sedangkan pengusaha menginginkan pendapatan yang besar untuk dinikmati sendiri dan memperbesar bidang serta volume usaha mereka.
Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.

Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial. Misalnya, pada masyarakat pedesaan yang mengalami proses industrialisasi yang mendadak akan memunculkan konflik sosial sebab nilai-nilai lama pada masyarakat tradisional yang biasanya bercorak pertanian secara cepat berubah menjadi nilai-nilai masyarakat industri. Nilai-nilai yang berubah itu seperti nilai kegotongroyongan berganti menjadi nilai kontrak kerja dengan upah yang disesuaikan menurut jenis pekerjaannya. Hubungan kekerabatan bergeser menjadi hubungan struktural yang disusun dalam organisasi formal perusahaan. Nilai-nilai kebersamaan berubah menjadi individualis dan nilai-nilai tentang pemanfaatan waktu yang cenderung tidak ketat berubah menjadi pembagian waktu yang tegas seperti jadwal kerja dan istirahat dalam dunia industri. Perubahan-perubahan ini, jika terjadi seara cepat atau mendadak, akan membuat kegoncangan proses-proses sosial di masyarakat, bahkan akan terjadi upaya penolakan terhadap semua bentuk perubahan karena dianggap mengacaukan tatanan kehiodupan masyarakat yang telah ada.
[sunting]
Jenis-jenis konflik

Menurut Dahrendorf, konflik dibedakan menjadi 4 macam :
konflik antara atau dalam peran sosial (intrapribadi), misalnya antara peranan-peranan dalam keluarga atau profesi (konflik peran (role))
konflik antara kelompok-kelompok sosial (antar keluarga, antar gank).
konflik kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan massa).
konflik antar satuan nasional (kampanye, perang saudara)
konflik antar atau tidak antar agama
konflik antar politik.

Akibat konflik

Hasil dari sebuah konflik adalah sebagai berikut :
meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok (ingroup) yang mengalami konflik dengan kelompok lain.
keretakan hubungan antar kelompok yang bertikai.
perubahan kepribadian pada individu, misalnya timbulnya rasa dendam, benci, saling curiga dll.
kerusakan harta benda dan hilangnya jiwa manusia.
dominasi bahkan penaklukan salah satu pihak yang terlibat dalam konflik.

Para pakar teori telah mengklaim bahwa pihak-pihak yang berkonflik dapat memghasilkan respon terhadap konflik menurut sebuah skema dua-dimensi; pengertian terhadap hasil tujuan kita dan pengertian terhadap hasil tujuan pihak lainnya. Skema ini akan menghasilkan hipotesa sebagai berikut:
Pengertian yang tinggi untuk hasil kedua belah pihak akan menghasilkan percobaan untuk mencari jalan keluar yang terbaik.
Pengertian yang tinggi untuk hasil kita sendiri hanya akan menghasilkan percobaan untuk "memenangkan" konflik.
Pengertian yang tinggi untuk hasil pihak lain hanya akan menghasilkan percobaan yang memberikan "kemenangan" konflik bagi pihak tersebut.
Tiada pengertian untuk kedua belah pihak akan menghasilkan percobaan untuk menghindari konflik.

Contoh konflik
Konflik Vietnam berubah menjadi perang.
Konflik Timur Tengah merupakan contoh konflik yang tidak terkontrol, sehingga timbul kekerasan. hal ini dapat dilihat dalam konflik Israel dan Palestina.
Konflik Katolik-Protestan di Irlandia Utara memberikan contoh konflik bersejarah lainnya.
Banyak konflik yang terjadi karena perbedaan ras dan etnis. Ini termasuk konflik Bosnia-Kroasia (lihat Kosovo), konflik di Rwanda, dan konflik di Kazakhstan.

Antara Krisis Pangan dan Krisis Sosial



Hot Topic Mon, 07 Apr 2008 14:22:00 WIB 

Harga kebutuhan pangan dunia kini tak menentu, banyak faktor yang mempengaruhi kenaikan tersebut. Salah satu penyebanya adalah meningkatnya permintaan akan pangan yang tidak diimbangi dengan produksi untuk menutup permintaan tersebut.

Bagi Indonesia sendiri, kenaikan harga pangan dunia ini tentunya sangat mempengaruhi kebutuhan pangan dalam negeri. Efeknya berbagai kebutuhan pangan naik begitu cepat. Jika hal ini dibiarkan, bukan tidak mungkin bangsa Indonesia yang dulu terkenal dengan sebutan negara yang gemah ripah loh jinawi ini akan mengalami krisis pangan. Jika kita lihat ke depan, sepertinya memang makin hari krisis pangan ini mulai dirasa oleh sebagian rakyat Indonesia. Sebenarnya krisis pangan ini tidak akan terjadi jika pemerintah tanggap dengan berbagai kejadian alam yang sudah terjadi di Indonesia. 

Ini dilihat dari beberapa tanda-tanda awal yang sebenarya sudah bisa kita rasakan di tahun lalu yang jika dibiarkan akan mengakibatkan krisis pangan. Kekacauan musim hujan dan musim kemarau, keterlambatan tanam, dan siklus panen yang bersamaan dengan musim hujan plus ditambah dengan kebutuhan pangan dunia yang harganya makin tinggi.

Jika pada tahun-tahun awal itu pemerintah serius menangani tanda-tanda ini, krisis pangan yang terjadi saat ini bisa diantisipasi dengan lebih baik. Sehingga tahun ini kita tidak terlalu panik dengan melonjaknya berbagai bahan pangan yang dibutuhkan oleh rakyat. Sayanganya, pemerintah terlihat kurang serius dalam menyikapi. Sehingga antrian untuk mendapatkan bahan kebutuhan pangan terjadi di beberapa wilayah Indonesia.

Untuk menanggulangi masalah ini, pemerintah seharusnya membuat manajemen cadangan pangan pokok dari tingkat nasional, tingkat daerah, dan tingkat rumah tangga. Dengan terciptanya managemen ini, kemungkinan akan kurangnya bahan pangan akan bisa dihindari. Karena jika masalah pangan ini tidak diatasi dengan baik. maka bukan tidak mungkin krisis sosial akan melanda bangsa ini.

Untuk mewujudkan cadangan pangan, pemerintah daerah secara berkala membangun dan mengembangkan gudang penyimpanan logistik pangan di daerahnya masing-masing. Berhubung tidak semua daerah otonom mempunyai kemampuan untuk menghasilkan pangan pokok secara mandiri, maka daerah yang surplus pangan harus bekerja sama dengan daerah yang minus untuk menjamin langkah intergratif dalam pengelolaan cadangan logistik nasional.

Ketahanan pangan ini sangatlah penting, karena ini merupakan kunci utama untuk meningkatkan kedaulatan pangan di negeri ini. Caranya adalah dengan meningkatkan kualitas produksi pertanian, menjaga stabilitas harga sehingga tidak terpengaruh oleh harga pangan dunia. Kebijakan dari kalangan pemerintah yang peduli dengan nasip para petani juga memegang peranan yang tak kalah pentingnya. Karena yang terjadi selama ini justru naiknya kebutuhan pangan ini, menjadikan kaum petani makin sulit. Para petani tidak lagi bisa menikmati hasil panennya. Karena meski harga beras naik, namun harga gabah terkadang masih berada di bawah harga minimum pembelian bulog. Kesulitan inilah yang membuat frustasi di kalangan para petani.

Memang selama ini pemerintah sangat optimis dengan berbagai skenario yang telah disahkan, namun pemerintah seyogyannya harus tetap mengedepankan kebutuhan rakyat yang memang menginginkan kestabilan harga pangan ini. Karena dalam kenyataan saat ini, rakyat telah mengalami masa sulit. Jadi apapun keputusan yang dilakukan oleh pemerintah, yang diinginkan rakyat hanya satu, yaitu turunnya harga kebutuhan pangan.

Bukankan keberhasilan sebuah pemerintah itu terlihat dari meningkatnya kesejahteraan rakyat, dan kesejahteraan yang paling nyata tidak lagi terlihat antrian untuk membeli sembako (murah) dan tidak ada lagi usaha kecil dan menengah yang gulung tikar akibat gejolak harga. (ida)

Gambar:www.mongabay.com



Sumber: CBN

Ternyata Lebih pintar SD daripada sekarang

Perna aku menyatakan sepertinya aku waktu kelas SD lebih pintar daripada saat kuliah, ini bukan guyonan tetapi menurutku sebuah kenyataan. Aku pikir daya kritisku jauh lebih baik waktu itu, aku masih berani bertanya kepada orang lain karena aku angap mereka mampu memberikan jawapan tanpa tendensi apapun, waktu itu sebuah pertanyaan pasti mempunyai jawaban yang relevan dengan hal yang ilmiah. Bukan jawapan satu tambah satu sama dengan dua, karena itu memang jawabanya tetapi hukum jawaban tersebut merupakan pertambahan nomina satu dengan tambah satu nomina satu sama dengan dua.......orang lain merupakan pelengkab bagi lainya karena manusia tidak dapat hidup sendiri. waktu pertama kali mendegarkan penjelasan hak Veto di PBB aku langsung berpikir bahwa seharusnya kalau hak veto tidak di hapus seharusnya PBB di bubarkan, karena hanya membela kepentingan negara besar. Sekarang dapat kita lihat bagaimana perlakuan UN[PBB] bagi gerakan separatis antara yan berbasis agama Islam dibandingkan perlakuanya terhadap agama yang lainya.
 Yang lucu yang terlintas dalam ingatan ku kembali bagaimana proses pemikiranku waktu SD, ketika aku mengiginkan berpikir lebih dalam yang aku tahu jawaban semuanya berasal dari alam dan diri kita sendiri. Saat keinginanku berpikir mulai tumbuh, segera aku menuju tempat persembunyianku; sebuah pohon sawo. Karena dekat kolam ikan aku suka di sana di dahanya yang paling tinggi biasanya aku bertengger sambil melihat ikan. Aku berpikir bagaimanakah aku akan hidup, mejadi ikan atau air kolam tersebut. Bila menjadi ikan aku akan tetap terpasung pada pola kehidupan ini lahir berkembang dan mati hanya untuk tuan manusia yang memberikan kehidupan; sebuah kehidupan yang sangat ironis kita selalu saja menurut padanya tanpa memperhatikan apakah esensi dari fungsi ilahi semua mahluk diciptakan.  
 Berbeda dengan air yang selalu saja memberikan kehidupan bagi sekitarnya, air idak perna mati ia terus saja hidup melalui siklus hidupnya, itu yang selalu saja aku inginkan walaupun aku tidak ada di dunia ini tetapi 100 tahun setelah kematianku tetap saja aku dikenal, seperti karya Leo Tol Stoy; bukan dari perbuatan kontroversialku tetapi dari hal baik yang aku berikan pada dunia. Aku yakin yang bisa aku berikan hanya tulisanku, walau sampai sekarang gaya penuisanku belum matang, khas ciri penulis pemula walaupun idenya sangat bagus, kecenderungan lebih bagus daripada penulis senior. Tapi bentuk tulisanya masih kaku; walaupun aku ingat pertama kali aku menulis waktu kelas tiga SD. Sebuah pengalaman yang sangat lama sesunguhnya. Tapi perkemabangan kreativitasku tidak berkembang pesat, dilihat dari waktu yang sudah melebihi lima belas tahun. Walaupun tulisan pertamaku ialah sebuah penceritaan ketika aku akan memulai kativitas berangkat sekolah. Sebuah tema yang sangat sederhana tetapi sampai sekarang masih melekat erat ada dalam ingatanku.  
bersambung.......tambah revisi

foto Kita

  1. Persahabatan kadang menjadi menyenangkan bila kita melihat indah kisa yang tercipta di dalamnya, sedih bila kepercayaan kita ia salah pergunakan, dan gelih apabila kita bersama mereka melakukan perbuatan gila. *Nih dia salah satu kekompakan kami saat menyiksa salah satu teman kami, walaupun tidak ada kekerasan fisik apalagi seksual karena malahan korbanya tertawa senang.  *Atau waktu menghabiskan waktu menonton TV walaupun layarnya tidak lebih besar dari kepala manusia yang melihatnya.   Dasar loh! Rif pup sembarangan aja! Nih rasakan” ajian Semar Mendem aku! Tiada salahnya membagi apa yang kita punya pada orang lain! Daripada nanti wajahku kayak ! Mantan cover boy tahun delapan puluhan! Apapun acaranya, penting mejeng saja!  

Pertayaan Dariku

Aku mau memberikan sebuah pertanyaan sedang apakah aku di foto ini:

1. Aku membaca puisi.

2. Aku sedang membaca skenario sebuah drama?

3. aku saat latihan mikro teaching.

4. aku gak ngapa-nagapain

5. lagi  saja?

Foto Trawas


Di dunia ini hal yang berbeda dari lainya ialah hal yang paling mudah dikenali:
Yang paling ketara di lihat pada foto ini: 
1. Siapa nih!  yang paling cantik?
2. Nih orang kok besar banget!
3. Namanya siapa sih tuh orang? Belagu banget waktu di foto! 




1. Pertanyaaan nomer satu, gampang banget jawapanya, coba saja lihat siapa di sana wajahnya yang paling kinclong. Walaupun foto ini bukan hasil dari kamera digital, tetapi merupakan hasil scan, jawabanya:

is...nominated to: Mbak Dessy,

berbeda dengan banyanganya yang namanya cipoet.  ha ha....kamu kan mengakuinya...

2. Pertanyaan nomer dua gampang aja tuh gue, tuh. di lihat dari penampilan yang begitulah.....

yang pas-pasan, hanya satu kayaknya kelebihanya yakni.....kelebihan berat badan dan kelebihan tinggi badan. Yang lainya kayaknya di bawah standart.

3. yNG KWTIGA jawap sendiri yah...   

Facebook VS Blog

Bukan hanya cicak VS buaya yang sedang bertikai di dunia ini, jauh di dekat kita di dunia maya dual hal mempertahankan eksistensinya.
Facebook VS Blog

Hei Pras punya Facebook apa gak sih?
Gak punya!
Kenapa Gak bikin!
Karena....

           Meskipun sekarang ini Facebooker semakin banyak jumlahnya, dan banyak blog yang seperti rumah berhantu. Banyak pengunjungnya tapi sebenarnya pemiliknya sudah lama tidak memposting ke blog lagi, karena terlalu sibuk catingan dengan Facebook yang lainya atau bisa dikatakan telah meningalkan kegiatan memblog. Aku akan bertahan pada Blog karena aku tidak kemabali ikuti tren yang ada, waktu beberapa tahun yang lalu sedang tren Blog rame-rame bersama berjuta-juta orang Indonesia yang baru melek internet aku membuat blog dan menkultuskan diri menjadi bloger. Ngambil berita di kanan-kiri, copy paste tulisan teman{tapi yang bukan tulisanku, biasanya aku kasih nama penulisnya atau surat kabarnya} tapi sekarang kayaknya aku kesepian di tingalkan teman-teman yang beralih profesi bloger menjadi facebooker, di tambah lagi facebook tetap sama bentuknya bila akun kita di buka melalui selular phone beda dengan blog. Tapi demi menghindari tren, karena aku ini orang yang gampang mengikuti tren{ikon mended* kalau tulisanya tdak salah}


 Jadinya aku berpuasa facebook sampai waktu yang tidak ditentukan. Daripada nanti ketagian facebook sampai gak keobati! Parah kali.