Rabu, 24 Februari 2010

Hakikat dan Fungsi Sastra

Hakikat dan Fungsi Sastra

From:  Sayyid — February 14, 2008 / 8:07 pm 

Topik: Telaah


“Tentu saja, sastra itu sebuah kata, bukan sebuah benda” (Robert Scholes dalam Luxemburg dkk, 1992: 1). Mengutip pandangan Robert Scholes di atas, dapat dikatakan bahwa sastra merupakan ruang yang mengedepankan kata-kata (semacam lahan berekspresi) dibandingkan pada kebendaan yang mungkin setiap saat bisa lapuk dan binasa. Kata-kata diyakini akan lebih awet sebab ia berputar pada imajinasi antara hati dan otak manusia. Sehingga jarang untuk binasa.


Sapardi (1979: 1) memaparkan bahwa sastra itu adalah lembaga sosial yang menggunakan bahasa sebagai medium: bahasa itu sendiri merupakan ciptaan sosial. Sastra menampilkan gambaran kehidupan; dan kehidupan itu sendiri adalah suatu kenyataan sosial. Dalam pengertian ini, kehidupan mencakup hubungan antar masyarakat, antara masyarakat dengan orang-seorang, antar manusia, dan antar peristiwa yang terjadi dalam batin seseorang. Bagaimanapun juga, peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam batin seseorang, yang sering menjadi bahan sastra, adalah pantulan hubungan seseorang dengan orang lain atau dengan masyarakat.

Lebih khusus, Burhan Nurgiyantoro (1995) menyebutkan pada dunia kesastraan dikenal adanya prosa sebagai salah satu genre sastra di samping genre-genre yang lain. Prosa dalam pengertian kesastraan disebut juga dengan fiksi, teks naratif, atau wacana naratif (dalam pendekatan struktural dan semiotik). Istilah fiksi adalah cerita rekaan atau cerita khayalan. Menurut Altenbernd dan Lewis (dalam Nurgiyantoro, 1995: 2) dapat diartikan sebagai “prosa naratif yang bersifat imajiner, namun biasanya masuk akal dan mengandung kebenaran yang mendramatisasikan hubungan-hubungan antar manusia. Pengarang mengemukakan hal itu berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan. Namun, hal itu dilakukan secara selektif dan dibentuk sesuai dengan tujuannya yang sekaligus memasukkan unsur hiburan dan penerangan terhadap pengalaman kehidupan manusia.”

Sampai sekarang, belum ada semacam kesepakatan secara universal tentang pengertian sastra. Taum (1997) mengungkapkan bahwa pendefinisian sastra tak mungkin dirumuskan secara luas namun tergantung pada lingkungan kebudayaan tertentu dimana sastra itu dijalankan. Sastra hanya sebuah istilah yang dipergunakan untuk menyebut sejumlah karya dengan alasan tertentu dalam lingkup kebudayaan tertentu pula.

Hakikat Sastra Definisi ontologis yang bermaksud merumuskan hakikat sastra terbukti tidak dapat diterapkan. Misalnya definisi seperti: “sastra adalah karya cipta atau fiksi yang bersifat imajinatif” atau “sastra adalah penggunaan bahasa yang indah dan berguna yang menandakan hal-hal lain” (Taum, 1997: 13). Ketiadaan pengertian yang baku terhadap sastra tidak membuat sastra kehilangan bentuk atau menjadi hantu sebagai satu disiplin ilmu. Saya berpikir bahwa hal ini adalah esensi positif terhadap penilaian sastra karena ia terus-menerus menampilkan wajah baru. Tidak stagnan tetapi dinamis, tidak terikat dengan pengertian baku menjadi sastra lebih bebas berekspresi dalam pencapaian hakikat maupun fungsinya.

Dalam “Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Moderen” yang disusun oleh Muhammad Ali hakikat adalah kebenaran atau kenyataan yang sebenarnya. Dari berbagai pendapat yang dipaparkan sebelumnya maka dapat ditarik sebuah garis tentang hakikat sastra yaitu pengungkapan realitas kehidupan masyarakat secara imajiner atau secara fiksi. Dalam hal ini, sastra memang representasi dari cerminan masyarakat. Senada dengan apa yang diungkapkan oleh Georg Lukacs (Taum, 1997: 50) bahwa sastra merupakan sebuah cermin yang memberikan kepada kita sebuah refleksi realitas yang lebih besar, lebih lengkap, lebih hidup, dan lebih dinamik.

Dapat ditambahkan bahwa kebenaran dalam dunia fiksi adalah kebenaran yang sesuai dengan keyakinan pengarang, kebenaran yang telah diyakini “keabsahannya” sesuai dengan pandangannya terhadap masalah hidup dan kehidupan (Nurgiyantoro, 1995: 5). Walaupun dunia fiksi lebih banyak mengandung berbagai kemungkinan-kemungkinan, namun ia tak bisa lepas dari kejadian-kejadian langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pengarang. Memang pengarang diberi ruang seluas-luasnya dalam memanipulasi fakta, membuat apologi-apologi baru seperti E.S. Ito dalam novel “Rahasia Meede” (2007) yang mengungkapkan kemungkinan adanya harta karun VOC di lepas pantai Jakarta tepatnya di Pulau Onrust, tetapi E.S. Ito menyusunnya dari kenyataan sejarah yang terjadi di Hindia Belanda. Banyaknya pengungkapan data sejarah baru membuat orang berpikir jangan-jangan memang ada harta karun yang ditinggalkan oleh VOC.

Hal ini mengesampingkan pendapat Abrams (dalam Nurgiyantoro, 1995: 2) yang mengatakan bahwa fiksi merupakan karya naratif yang isinya tidak menyaran pada kebenaran sejarah. Karya fiksi, dengan demikian, menyaran pada suatu karya yang menceritakan sesuatu yang bersifat rekaan, khayalan, sesuatu yang tidak ada dan terjadi sungguh-sungguh sehingga ia tak perlu dicari kebenarannya pada dunia nyata.

Fungsi Sastra Abdul Wachid B.S. secara eksplisit mengemukakan dalam buku kumpulan esai sastranya berjudul “Sastra Pencerahan” (2005) bahwa sastra berfungsi sebagai media perlawanan terhadap slogan omong-kosong tentang sosial kemasyarakatan. Sapardi (1979) mengemukakan tiga hal yang harus diperhatikan yaitu: a) Sudut pandangan ekstrim kaum Romantik misalnya menganggap bahwa sastra sama derajatnya dengan karya pendeta atau nabi; dalam anggapan ini tercakup juga pendirian bahwa sastra harus berfungsi sebagai pembaharu dan perombak. b) Dari sudut lain dikatakan bahwa sastra bertugas sebagai penghibur belaka; dalam hal ini, gagasan “seni untuk seni” tak ada bedanya dengan praktek melariskan dagangan untuk mencapai best seller. c) Semacam kompromi dapat dicapai dengan meminjam sebuah slogan klasik: sastra harus mengajarkan sesuatu dengan cara menghibur. Lantas apa fungsi sastra sebenarnya?

Tidak terlalu susah namun dikatakan mudah pun juga tidak dalam menentukan fungsi sastra. Namun, pendapat Sapardi di atas adalah pendapat umum tentang fungsi sastra. Kenapa sastra berfungsi sebagai pembaharu? Seperti yang sudah disebutkan jauh di atas, sastra adalah ruang dinamis yang terus bergerak. Akan ada sesuatu yang baru dalam dunia kesastraan. Pendapat yang yang baru merupakan penyusunan kembali pendapat lama. Kadang-kadang menjadi inspirasi tiada tara. Keadaan yang dinamis ini tentunya tidak akan menciptakan kondisi yang adem ayem saja, tetapi karena sastra itu bergerak dan berpikir, maka polemik,kritik sana-kritik sini adalah hal yang lumrah.

Kenapa sastra harus menghibur? Menghibur bukan berarti membuat pembaca terpingkal-pingkal karena tak dapat menahan tawanya. Namun lebih kepada kepuasan batin ketika mengikuti alur cerita. Herman J. Waluyo (2006) memberikan istilah katarsis yaitu pencerahan jiwa atau penyadaran jiwa terhadap lingkungan masyarakat atau terhadap keterbatasan individu yang seringkali melabrak posisi Tuhan. Memang, ada pengarang yang merepresentasikan karyanya sebagai hiburan dalam artian membuat pembaca hanyut dalam tawanya. Seperti cerita “Kambing Jantan” (2006) misalnya (maaf saya lupa nama pengarangnya) yang penuh dengan kekonyolan-kekonyolan. Namun entah kenapa karya-karya seperti ini sering dianaktirikan sebagai bukan karya sastra tetapi karya teenlit atau sastra prematur.***

Filsafat Umum: Teori Kebenaran

Filsafat Umum

Pengajar: Zainal Fikri

———————-******——————

KEBENARAN (TRUTH)


1. Pernyataan yang benar.

Apakah makna “benar” dalam kalimat di atas?

2. Contoh pernyataan (statement):Dian belajar filsafat; Buku di atas meja; Ali adalah orang Islam.

3. Tanya-jawab.

Apakah kamu orang Banjar?; Benar, Saya orang Banjar; Benar bahwa Saya orang Banjar.

Bahwa Saya orang Banjar adalah benar.

4. Apakah pernyataan yang benar?

Jika suatu keadaan memang terjadi, dan kita menyatakannya demikian, maka pernyataan kita adalah benar.

Contoh:

Pernyataan “Saya orang Banjar” adalah benar jika Saya memang orang Banjar.

Pernyataan “Buku di atas meja” adalah benar jika buku memang di atas meja.

5. Apakah pernyataan yang benar?: Pernyataan yang benar adalah pernyataan yang mengungkapkan fakta.

Contoh: Rumput adalah hijau; Pernyataan adalah bahasa, sedangkan fakta adalah keadaan di dunia (di luar bahasa)

6. Pertanyaan “Apakah suatu pernyataan adalah benar?” adalah berbeda dengan pertanyaan “Bagaimana kita mengetahui bahwa suatu pernyataan adalah benar?”

Contoh: Cara kita mencari kebenaran “70 + 30 = 100” adalah berbeda dengan cara kita mencari kebenaran bahwa “Buku di atas meja”, “Semua harimau adalah karnivora” , “Semua mahasiswi IAIN memakai jilbab.”

7. Apakah kriteria kebenaran?; Apakah kriteria bahwa suatu pernyataan adalah benar?; Suatu pernyataan adalah benar jika sesuai dengan fakta; A criterion of truth is “correspondence with reality.”; Ini adalah teori korespondensi. Menurut teori ini, “suatu pernyataan adalah benar jika materi pengetahuan yang dikandung pernyataan itu berkorespondensi (berhubungan) dengan obyek yang dituju oleh pernyataan tersebut” (Jujun, 1984: 57). Dalam proses pembuktian secara empiris (pengumpulan fakta-fakta) untuk mendukung kebenaran suatu pernyataan dibutuhkan teori lainnya, yaitu: Teori Pragmatis.

Menurut teori pragmatis, “kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis. Artinya, suatu pernyataan adalah benar, jika pernyataan itu atau konsekuensi dari pernyataan itu mempunyai kegunaan praktis bagi kehidupan manusia” (Jujun, 1984: 58-9). Dalam pendidikan, misalnya di IAIN, prinsip kepraktisan (practicality) telah mempengaruhi jumlah mahasiswa pada masing-masing fakultas. Tarbiyah lebih disukai, karena pasar kerjanya lebih luas daripada fakultas lainnya. Mengenai kebenaran tentang “Adanya Tuhan” atau menjawab pertanyaan “Does God exist ?”, para penganut paham pragmatis tidak mempersoalkan apakah Tuhan memang ada baik dalam ralitas atau idea (whether really or ideally). Yang menjadi perhatian mereka adalah makna praktis atau dalam ungkapan William James “ ….they have a definite meaning for our ptactice. We act as if there were a God” (James, 1982: 51-55)

8. Apakah kriteria kebenaran?: Suatu pernyataan adalah benar jika berhubungan secara logis dengan pernyataan yang lain; Ini adalah teori koherensi. Menurut teori ini, “suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren atau konsisten dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap benar” (Jujun, 1984: 55). Termasuk ke dalam teori ini adalah kebenaran matematika (mathematical truth) dan logika deduktif (Scruton, 1996: 239)

Contoh:

1. Kebenaran matematika

1 + 11 = 12; 2 + 10 = 12; 3 + 9 = 12; 4 + 8 = 12; 5 + 7 = 12; 6 + 6 = 12

2. Logika deduktif

Semua Mahasiswa IAIN beragama Islam

Johanes adalah mahasiswa IAIN

Johanes adalah beragama Islam

Contoh lain: Semua manusia akan mati. Dian adalah manusia. Jadi, Dian akan mati. (Ada tiga pernyataan: dua pertama adalah premis, satu terkahir adalah kesimpulan)

9. Kalimat dan proposisi. Kalimat bisa berupa pertanyaan, pernyataan, dan seruan. Contoh :Apa kabar?; Saya sehat; Astaga!!! Ada dia di sini. Proposisi adalah kalimat yang bernilai benar atau salah. Contoh: Ali membaca buku.

10. Percaya dan benar.

Kata dokter bahwa orang tua saya kehabisan darah, jantungnya tidak berdetak lagi dan tidak bernafas. Sinyal di monitor menunjukkan garis datar.

“Saya tidak percaya bahwa orang tua saya meninggal.”

11. Apakah perbedaan?

Proposisi I:

“Saya tidak percaya bahwa orang tua saya meninggal.”

“Adik saya percaya bahwa orang tua saya meninggal.”

Proposisi II:

“Orang tua saya meninggal.”

“Orang tua saya tidak meninggal

(I) Kepercayaan mereka kontradiktif, keduanya benar jika jujur, namun proposisi tidak kontradiktif.

(II) Kedua proposisi kontradiktif, cuma satu yang benar.

12. Dapatkah suatu proposisi menjadi benar pada suatu tempat atau waktu, tapi tidak benar di tempat atau yang lain?

13. Mengetahui dan benar. Bagaimana mungkin proposisi tentang masa depan menjadi benar? Apa yang berubah tentang masa depan menjadi masa sekarang dan masa sekarang menjadi masa depan adalah pengetahuan kita tentang hal itu.

14. Dapatkah suatu proposisi sebagian benar dan sebagian salah?

Tergantung kata sambung yang digunakan: “dan,” ….”atau.”
Kekuatan-berarti-kebenaran

Pendapat siapa yang benar? Pernyataan siapa yang benar? Misal, definisi terorisme dan penerapnnya sangat sarat muatan politis. Kamus dan Ensiklopedi berbahasa Inggris sebagai produk pabrik ilmu pengetahuan Barat dapat dengan mudah mendikte pemikiran para pembaca yang tidak kritis untuk mengambil kesimpulan bahwa serangan militer Israel terhadap rakyat Palestina, misalnya, tidak dapat dikategorikan ke dalam teroris. Definisi itu baru dapat operasional jika didukung oleh kekuasaan. Siapa yang mempunyai pengetahuan akan memegang kekuasaan, siapa yang berkuasa dapat memproduk pengetahuan. “Pengetahuan adalah kekuasaan”, ujar Francis Bacon, bapak ilmu pengetahuan modern. Ilmu pengetahuan tidak hanya memproduk kamus dan ensiklopedi, sains juga mengahasilkan teknologi. Teknologi mesin perang untuk melakukan serangan-serangan militer atau teknologi informasi untuk membentuk opini dunia dan mengarahkan wacana global tentang apa saja, termasuk terorisme. Menurut Jean-Francois Lyotard, seorang tokoh posmodernis, tuntutan zaman post-industrial adalah bahwa pengetahuan harus bisa disajikan ke dalam bentuk informasi, yaitu diterjemahkan ke dalam bahasa teknologi informasi, disebarluaskan melalui media cetak dan electronik, seperti koran, majalah, radio, televisi dan internet. Sekarang, semboyannya adalah “ Information is power.” Siapa yang memproduk informasi adalah yang berkuasa. Penguasa teknologi informasi bisa menentukan bulat-lonjongnya dunia, memformat peradaban, dan memproduk kebenaran. Media merupakan mode of articulation yang paling efisien untuk menyatukan dunia. Media yang menjadi sistem dunia ini mengartikulasikan dan memproduksi kultur, ekonomi, dan kekuatan politik dan militer. Media mempunyai kecenderungan terlembaga untuk memproduk citra lintas-dunia yang mampu mengarahkan diskursus dan proses sosial internasional.


Allah Maha Mengetahui yang benar

Pengakuan bahwa Allah sebagai kebenaran mutlak mengharuskan pengakuan bahwa kebenaran yang dicapai oleh manusia bersifat relatif (nisbi). Muhammad saw adalah manusia terakhir yang ditegur langsung oleh Tuhan, jika beliau berbuat salah. Sunnah Rasul kebenarannya di bawah pengawasan Tuhan. Setelah Nabi meninggal tidak ada lagi orang yang berhak mengklaim bahwa apa yang ia ketahui dibenarkan oleh Tuhan. Jika Tuhan Maha Mengetahui apa yang dikehendaki-Nya. Tuhan mengkomunikasikan kehendak-Nya melalui bahasa manusia (Arab). Quran menggunakan bahasa Arab. Bagaimana kita mengetahui maksud Tuhan?

Ketika kita membaca Quran, bagaimana kita menentukan makna ayat yang kita baca? Pertanyaan ini perlu diurai supaya kekacauan tentang makna dapat diklarifikasi dan perdebatan tidak menimbulkan salah paham. Pertanyaan ini dapat diurai menjadi: “Who decides the meaning of a text? When I ask a jurist, what does this text mean, what do I mean by that question? Am I asking the jurist, what does God mean by this text? Am I asking what does the language mean? Am I asking what images and associations are invoked in the mind of the jurist by the text?” (El Fadl, 2001: 89)

Ketika seseorang bertanya kepada orang lain, apa makna ayat ini? Pertanyaan ini mengandung tiga kemungkinan: (1) mungkin ia bertanya, apa maksud Tuhan dengan ayat ini?; (2) mungkin ia bertanya, apa makna ayat ini menurut bahasa?; dan (3) mungkin ia bertanya, gambaran dan asosiasi apa yang ada dalam jiwa seseorang tentang ayat ini? Makna pertama adalah menurut Tuhan. Apakah pengetahuan kita manusia tentang makna dapat mencapai yang pertama; mungkinkah kita manusia mengetahui apa yang Tuhan maksud? Makna pertama hanya Tuhan yang tahu. Makna kedua menurut bahasa. Makna ini dapat diketahui oleh orang yang berbahasa Arab atau dengan membuka kamus Arab dwi-bahasa. Makna ketiga adalah makna menurut pemahaman dan pemikiran seseorang yang dipilihnya dari berbagai alternatif yang ada atau bahkan keluar dari makna bahasa yang disepakai oleh komunitas pemakainya. Wallahu a’lam bisshawab.

11 Teknik Mengasah Otak

11 Teknik Mengasah Otak
Rabu, 17 Februari 2010 | 10:54 WIB

From KOMPAS nih sebenarnya untuk gue! he... 
TERKAIT:
Inilah Cara Mempertajam 8 Inteligensia Anda
Mau Otak Encer? Jadilah Orang Aktif
Mau Otak Cerdas? Ayo Berolahraga!
Membentuk Anak Cerdas Sejak Hamil
10 Terbaik untuk Kecerdasan
GramediaShop: Cerdas Dan Bugar Dengan Senam Lantai
GramediaShop: Seri Biologi Organ Tubuh Manusia - Ginjal Dan Kandung Kemih

JAKARTA, KOMPAS.com — Para ilmuwan dari University of California, Berkeley, AS, pernah meneliti otak tikus. Mereka menemukan, otak tikus tumbuh sebesar 4 persen saat mereka dipaksa menjalankan tugas mental setiap hari, misalnya mencari jalan keluar dari lorong yang berliku, memanjat tangga, dan bersosialisasi dengan tikus lain.

Nah, otak tikus saja bisa dilatih untuk tumbuh, apalagi otak manusia. Makin dilatih, otak kita pasti kian tajam. Kehilangan daya ingat dalam jumlah tertentu pada usia berapa pun adalah wajar, sama seperti terjadinya perubahan pada organ tubuh lain. Yang penting, jangan malas untuk rajin melatih otak kita agar daya ingat tetap kuat sepanjang masa.

Ini caranya:
1. Latih kemampuan mengamati. Perhatikan lingkungan sekitar. Rekam dalam pikiran apa yang Anda lihat, mulai dari yang paling sederhana dan diteruskan dengan observasi yang lebih rumit.

2. Asah indra. Bisa dilatih dengan membedakan rasa makanan yang disukai dan yang tidak. Menyadari bau dan aroma di sekitar atau bunyi-bunyian yang ada di jalan atau mungkin rasa panas atau dingin udara di sekitar Anda.

3. Hafalkan nama teman-teman dan pasangkan nomor teleponnya. Ada berapa yang bisa diingat? Latih supaya bisa mengingat lebih banyak.

4. Pelajari sesuatu yang baru. Banyak membaca dan berkenalan dengan hal-hal lain yang mungkin bukan bidang Anda, bisa bahasa asing, pengetahuan tentang komputer, dan lain-lain.

5. Gunakan tangan supaya mengikuti petunjuk otak. Misalnya bermain gitar, mengetik tanpa melihat tuts, mengerjakan prakarya dari kayu, atau berlatih menulis halus.

6. Tekuni hobi. Gunakan kesempatan untuk mengembangkan hobi Anda.

7. Pelajari dan hafalkan tanggal-tanggal penting, menyangkut anggota keluarga, teman, atau perayaan tertentu.

8. Hafalkan sesuatu yang Anda sukai. Bisa jadi itu puisi, lagu, kalimat dari sebuah buku atau kata-kata seseorang. Sebisa mungkin juga usahakan agar kalimat yang digunakan adalah bahasa asing.

9. Latihan menghafal urutan angka berderet panjang, misalnya 32145687390282930498. Ini adalah bentuk latihan memperbaiki daya ingat jangka pendek. Lakukan dengan mengelompokkan atau memecah bilangan itu menjadi beberapa bagian, misalnya 3214568 kemudian 7390282 dan terakhir 930498.

10. Ingat perjalanan pribadi. Apa yang sedang Anda kerjakan satu jam lalu, minggu lalu pada hari Rabu pukul 10.00, misalnya. Dengan siapa, di mana, dan seterusnya.

11. Ingat dan teliti ulang pengeluaran harian. Apa yang Anda beli kemarin? Berapa uang yang ada dalam dompet Anda sekarang? Kapan Anda terakhir mengambil uang tunai, dan seterusnya.

Latihan-latihan ini akan memungkinkan sel otak tetap aktif dan jaringan penghubung antarsel otak semakin rapat. Kegiatan mental yang menantang meningkatkan jumlah sirkuit aktif atau sinapsis dalam otak. Semakin banyak sirkuit, semakin banyak asosiasi, makin besar pula kemampuan mengingat. @ abd

Buruh Pabrik Komponen iPhone Keracunan

Kamis, 25 Februari 2010 | 09:59 WIB

SHUTTERSTOCK
Ilustrasi

KOMPAS.com - Sejumlah pegawai pabrik Wintek di Suzhou, provinsi Jiangsu, China, dilaporkan sempat keracunan hexane. Pabrik ini adalah rekanan dari vendor komputer Amerika Serikat, Apple.

Sebagian komponen iPhone and iPod Touch milik Apple dipabrikasi di luar AS, alias outsource. Salah satu di antaranya Wintek Suzhou, yang merupakan bagian dari Wintek Corporation.

Kabar tentang keracunannya sejumlah karyawan tersebut disiarkan oleh sebuah stasiun televisi swasta setempat. Menurut laporan tersebut, para pegawai pabrik Wintek sempat mogok pada pertengahan Januari 2010, dan protes tersebuk menguakkan kasus-kasus keracunan hexane di pabrik itu.

Namun, Zhang Lisheng, wakil GM Wintek China, membantah bahwa demo tersebut adalah karena kasus keracunan. Menurutnya, para pegawai lebih berfokus pada masalah pembatalan bonus akhir tahun. Tapi, Lu Zhenwei, direktur Biro Pengelolaan Keamanan Produksi untuk Daerah Industri Suzhou, menyatakan bahwa memang ada sejumlah pegawai dari perusahaan tersebut yang keracunan hexane.

Disebutkan, sejak Agustus 2009 ada 49 pegawai Wintek yang mengalami gejala keracunan hexane, dengan risiko kerusakan sistem saraf. Para pegawai tersebut telah dirawat di RS Suzhou.

Laporan tersebut juga menyatakan bahwa perusahaan ini secara ilegal memakai hexane menggantikan alkohol untuk membersihkan layar ponsel, dan inilah yang memicu kasus-kasus keracunan tersebut.

Perusahaan ini telah diminta untuk menghentikan penggunaan bahan kimia itu dan telah diberi sanksi, dan juga sebagian pengurus tingkat manajemennya telah dipecat.

Huang Zhongjie, jubir dari Wintek, menyatakan bahwa penggunaan bahan kimia itu telah dihentikan dengan segera. "Itu merupakan kecelakaan akibat kurangnya pengalaman tingkat eksekutif perusahaan."

Sementara itu, RS Umum Suzhou menyatakan, dalam minggu ini mereka masih mendapatkan pasien dari perusahaan itu. Wintek mengirim semua pekerja yang terekspos hexane untuk mendapatkan pemeriksaan medis, dan juga membiayai segala pengobatannya. (chinatechnews.com/Shanghaidaily)