Selasa, 21 Oktober 2008

Biografi Singkat Pemenang Sastra Nobel 2000-2007




Tahun 2000: Gao Xingjian 

Gao Xingjian (pinyin: Gāo Xíngjiàn, 4 Januari 1940), ialah penulis seorang novelis, dramawan, dan kritikus Tionghoa seberang lautan. Ia juga seorang penerjemah, sutradara, dan pelukis terkenal.
Gao Xingjian lahir di Ganzhou, provinsi Jiangxi di Tiong Koq, namun kemudian pindah ke Perancis, lalu menjadi warga negara Perancis.
Pada tahun 2000 Gao memenangkan Penghargaan Nobel dalam Sastra. Sebelumnya, pada tahun 1992 ia dianugerahi Chevalier de l'Ordre des Arts et des Lettres oleh pemerintah Perancis.
Gao terkenal di China sebagai pembangkang terhadap pemerintahan di negerinya. Karya-karyanya dilarang di China. 

Buku terkenal Gao adalah Gunung Roh (1990). 

 Tahun 2001: Vidiadhar Surajprasad Naipaul
Vidiadhar Surajprasad Naipaul TC, (lahir 17 Agustus 1932), adalah seorang penulis Britania kelahiran Hindia Barat. Lahir di Trinidad dan Tobago dan tinggal di Britania Raya sejak 1950.
Vidiadhar Surajprasad Naipaul lebih sering dikenal sebagai V. S. Naipaul. 
Pada 1990 ia dianugerahi gelar kebangsawanan oleh Ratu Elisabeth. Menerima Penghargaan Nobel dalam Sastra pada 2001. Dalam beberapa buku ia memusatkan diri pada peran agama, seperti Islam, dan ia menuai kritikan karena bertumpu dari sudut negatif, seperti nihilisme di antara fundamentalis. Ia tetap menjadi tokoh yang dicaci di Pakistan. Selain itu, nasionalisme dan kolonialisme juga menjadi tema dalam buku-bukunya. 

Karya pilihan
Magic Seeds, 2004
A House for Mr. Biswas, 1961
Among the Believers: An Islamic Journey, 1981
 

 

Tahun 2002: Imre Kertész

 
Imre Kertész (lahir 1929) adalah sastrawan Yahudi Hongaria. 

Lahir di Budapest dari keluarga Yahudi, Kertész dideportasi ke Auschwitz pada 1944 dan kemudian ke Buchenwald. Ia dibebaskan dari kamp pada 1945. Setelah perang, ia bekerja di surat kabar Budapest, Vilagossag, namun pada 1951 ia dipaksa mundur karena pengambilalihan oleh komunis. Kertész bergabung dengan militer selama 2 tahun dan sejak itu membuat terjemahan tulisan berbahasa Jerman ke dalam bahasa Hongaria. 
Di antara karyanya adalah novel tahun 1975 berjudul Sortanslanság, berdasarkan pengalamannya di kamp konsentrasi Nazi. Novel itu tak disambut baik saat pertama kali diterbitkan. Disusul Fiasco pada 1988. Jilid ke-3 dari Kaddis a meg nem született gyermekért, dicetak pada 1997. (Kaddish adalah doa Yudaisme yang diucapkan untuk mengingat orang mati). Tokoh utama novel itu, Gyorge Koves, tak berkenan memiliki anak di dunia yang mengakui keberadaan Auschwitz. 
Karya lain termasuk A nyomkereső (1977), Az angol lobogó (1991), dan Gályanapló (1992). Ia juga memberi kuliah setelah jatuhnya komunisme di Eropa Timur pada 1989, dan kuliah-kuliahnya telah dikumpulkan dan diterbitkan. Kertész memenangkan Penghargaan Nobel dalam Sastra pada 2002. Sebagian besar novelnya bercerita seputar 'Holocaust'. Di samping Hadiah Nobel, ia telah memenangkan sejumlah hadiah lain termasuk Brandenburger Literaturpreis pada 1995 dan Leipziger Buchpreis zur Europaischen Verstandigung pada 1997. 

Atas darah Yahudinya, Kertész menjelaskan dalam sebuah wawancara dengan El Pais, sebuah harian Spanyol: "Saya bukan orang Yahudi yang beriman. Namun karena sebagai orang Yahudi saya dibawa ke Auschwitz, sebagai Yahudi saya berada di kamp kematian dan sebagai Yahudi saya di lingkungan yang membenci Yahudi, dengan besarnya anti-Semitisme. Saya selalu merasa bahwa saya wajib menjadi Yahudi. Saya Yahudi, saya menerimanya, namun di tingkat yang lebih luas juga benar bahwa hal itu dipaksakan pada saya." (The Jerusalem Report, 4 November 200.
 

 

Tahun 2003: John Maxwell Coetzee 

John Maxwell Coetzee (lahir 9 Februari 1940) adalah penulis Afrika Selatan. Pada tanggal 2 Oktober 2003 ia memperoleh Penghargaan Nobel dalam Sastra sebagai penulis ke-4 dari benua Afrika yang menerimanya. 
Ia lahir di Cape Town sebagai John Michael Coetzee (ia kemudian mengubah nama tengahnya), dan masa mudanya dihabiskan antara kota pelabuhan itu dan Worcester. Ia belajar di Universitas Cape Town, di mana ia mendapatkan gelar dalam matematika dan bahasa Inggris. 
Pada awal tahun 1960-an ia pindah ke Inggris, untuk bekerja sebagai programer komputer. Setelah itu ia belajar sastra di Universitas Texas, setelah itu mengajar bahasa Inggris dan sastra di Universitas Negeri New York, Buffalo hingga 1983. 
Pada 1984 ia kembali ke Afsel untuk menjadi profesor sastra Inggris di University of Cape Town. Saat pensiun pada tahun 2002, ia pindah ke Adelaide, Australia di mana ia diterima di Universitas Adelaide. 
Ia adalah penulis pertama yang dianugerahi Booker Prize 2 kali: The Life and Times of Michael K pada tahun 1983 dan Disgrace pada tahun 1999. Namun ia sendiri tidak mengkoleksi salah satu dari 2 bukunya yang memenangkan penghargaan itu. Di samping Hadiah Nobel maupun Booker Prize, ia juga menerima sejumlah penghargaan lain.
 

 

Tahun 2004: Elfriede Jelinek
 

Elfriede Jelinek (lahir 20 Oktober 1946 di Mürzzuschlag, Steiermark) ialah wanita pengarang asal Austria, pemenang Hadiah Nobel Sastra pada 2004. 
Elfriede Jelinek, yang ibunya (Olga Jelinek/Olga Buchner) ialah manager personel di sebuah perusahaan terkenal dan ayahnya (Dr. Friedrich Jelinek) ialah kimiawan dengan latar belakang kelas pekerja, besar di Wina. Ia menggambarkan tahun-tahunnya di sebuah taman kanak-kanak Katolik dan kemudian sekolah biara sungguh amat membatasi. Saat masih di sekolah ia kursus organ dan piano di Sekolah Musik Wina. Ia belajar sejarah seni dan seni teater di Universitas Wina dan menyelesaikan pelajaran organnya pada 1971. 
Sejak 1966 ia telah bekerja sebagai penulis, hidup mondar-mandir di Wien dan Muenchen. Pada 1974 Jelinek menikah dengan Gottfried Hüngsberg, yang saat itu menggubah musik film untuk Rainer Werner Fassbinder namun sejak pertengahan 1970-an telah bekerja di Munchen dalam bidang teknologi informasi. 

Karya Jelinek dapat dikelompokkan dalam 3 tahap. Karyanya yang paling awal mengkritik kapitalisme dan masyarakat konsumtif. "Pada 1980-an ia bertujuan menyerang kritik pada masyarakat partiarkhal . Dalam Oh Wildnis, oh Schutz vor ihr (Oh Hutan Belantara, Oh Perlindungan Darinya, 1985), Die Klavierspielerin (Guru Piano, 1988), Lust (Birahi, 1989), Die Kinder der Toten (Anak-Anak Orang Mati, 1995), drama-drama Was geschah, nachdem Nora ihren Mann verlassen hatte oder Stützen der Gesellschaft (Apa yang Terjadi Setelah Nora Meninggalkan Suaminya atau Pilar Masyarakat, 1979), Clara S. (1982) dan Krankheit oder Moderne Frauen (Penyakit atau Wanita-Wanita Modern, 1984) Jelinek menggambarkan jerat mematikan di mana tokoh wanita dipikat" (D. von Hoff) – tanpa menciptakan pahlawan wanita positif. Sejak akhir 1980-an ia telah menyerang fasisme di masa lalu dan anti-Semit di masa kini di Austria dan Jerman. Pada 1998 Jelinek dianugerahi Hadiah Georg Büchner. 
Elfriede Jelinek ialah pemenang Penghargaan Nobel dalam Sastra pada 2004. Dalam pengumuman resminya pada 7 Oktober komite Nobel mengutip "aliran suara dan kontra-suara musik" dalam karyanya, bahwa "dengan semangat linguistik luar biasa mengungkap kemustahilan kata klise masyarakat dan kekuasaan yang menaklukkan." 
Jelinek ialah wanita ke-10 yang menerima Hadiah Nobel dalam bidang sastra.

Tahun 2005: Harold Pinter
 


Harold Pinter CH, CBE (lahir pada 10 Oktober 1930 di Hackney, London) adalah seorang dramawan Inggris yang meraih Hadiah Nobel bidang Kesusasteraan pada tahun 2005. 
Putra seorang pembuat busana keturunan Yahudi, Pinter selain telah menulis 30 naskah drama, juga penulis banyak puisi dan skenario film. Ia juga sering menyutradarai pementasan drama maupun sutradara film dan bahkan pernah menjadi aktor. 
Naskah drama paling terkenal yang dia tulis adalah The Dumb Waiter (1957) dan The Caretaker (1959) yang disebut-sebut merupakan pengamatan tajam atas persoalan sosial dan linguistik, dengan alur cerita dan percakapan yang sangat mendalam. Film terbaik yang pernah ia sutradarai adalah The French Lieutenant’ Woman, yang diangkat dari novel karya John Fowles. 
Selain penulis, Pinter juga adalah aktivis HAM dan politik. Naskah drama yang ia tulis terkadang mengandung unsur politik tidak secara langsung. 
Atas jasa-jasanya, Pinter mendapat gelar Commanders of the British Empire (CBE) dari pemerintah Britania Raya pada tahun 1966 dan kemudian diberi gelar tambahan Companion of Honour pada tahun 2002. Ia sebelumnya pernah menolak diberi gelar ksatria (knighthood). 
Pada tanggal 13 Oktober 2005, Pinter dianugerahi Hadiah Nobel dalam bidang Kesusasteraan karena merupakan ‘tokoh terdepan yang mewakili dunia drama Inggris pascaperang’.

 

 
Tahun 2006: Orhan Pamuk
 

Ferit Orhan Pamuk (lahir 7 Juni 1952 di Istanbul, Turki) adalah seorang novelis Turki terkemuka dalam sastra pasca-modernis. Ia sangat populer di dalam negeri, dan pembacanya di seluruh dunia juga bertambah terus. Sebagai salah seorang novelis Eurasia paling terkemuka, karya-karyanya telah diterjemahkan ke dalam lebih dari 40 bahasa. Ia telah mendapatkan banyak penghargaan di dalam negeri maupun internasional. 
Pada 2005, pemerintah Turki mengenakan tuduhan kriminal terhadap Pamuk setelah ia membuat pernyataan-pernyataan mengenai pembunuhan lebih dari 1 juta orang Armenia dan 30.000 orang Kurdi di Anatolia. Jika terbukti bersalah, Pamuk dapat dipenjara hingga tiga tahun. Pengadilannya dimulai pada 16 Desember 2005, tetapi segera ditunda karena menunggu persetujuan dari Departemen Kehakiman Turki. [1] Tuduhan terhadapnya akhirnya dibatalkan pada 22 Januari 2006.
 
 
Tahun 2007: Doris Lessing
 
Doris Lessing (lahir sebagai Doris May Tayler di Kermanshah, Persia (sekarang Iran), pada 22 Oktober 1919) adalah seorang penulis Inggris. Ia mendapatkan Penghargaan Nobel dalam Sastra pada tahun 2007. Salah satu karya Lessing yang terkenal dan awal adalah The Grass is Singing terbitan tahun 1950.
Semasa muda ia pernah tinggal di Rodesia Selatan (sekarang Zimbabwe). 
Doris dikenal sebagai penulis beraliran kiri, komunis, dan antiapartheid. Dia adalah ateis namun mendalami bidang mistisisme Islam.
Nobel Sastra 2008 untuk Novelis Perancis Le Clezio 
 
Literature Festival Internazionale di Roma
Jean-Marie Gustave Le Clezio, novelis Perancis penerima Nobel Sastra 2008
/
Kamis, 9 Oktober 2008 | 20:22 WIB

STOCKHOLM, KAMIS - Novelis Perancis Jean-Marie Gustave Le Clezio terpilih menjadi penerima hadiah Nobel untuk bidang sastra tahun 2008 yang diumumkan di Stockholm, Swedia, Kamis (8/10). Ia diganjar penghargaan atas novel-novel, esai, dan cerita anak yang penuh petualangan.

Akademi Swedia yang mendapat hak memilih peraih Nobel Sastra 2008 menyebutnya sebagai seorang penulis dengan gaya-gaya baru, petualangan yang puitis, dan "sensual ecstasy", penjelajah kemanusiaan di atas dan di bawah batas peradaban. Di awal debutnya sebagai novelis, ia sangat lihai bermain kata dan menggunakan kata-kata kiasan, namun beralih ke bahasa yang lebih membumi untuk mengangkat kehidupan nyata hingga cerita bertema anak-anak.

Le Clezio menjadi sangat terkenal saat menulis novel berjudul Desert pada tahun 1980. Novel tersebut juga mendapat penghargaan dari Akademi Perancis sebagai penulis terbaik Perancis. Komite penilai Nobel menilai karya tersebut mengandung gambaran yang sempurna sekali mengenai suku terasing di kawasan gurun Afrika Utara yang kontras dengan gambaran dari sudut pandang orang Eropa, imigran yang tidak diinginkan.

Sebagai nobelis, Le Clezio berhak mendapat hadiah sebesar 10 juta kronor atau sekitar Rp13,7 miliar. Hadiah tersebut akan diberikan saat penganugerahan pada bulan Desember.

Sumber: http://id.wikipedia.org dan kompas. com

Tidak ada komentar: