A. PENDAHULUAN
Berita muncul dalam benak manusia. Berita yang muncul dalam benak manusia itu bukan hanya sekedar peristiwa melainkan sesuatu yang diserap setelah peristiwa. Adalah suatu usaha untuk jadi merekontruksi kerangka inti peristiwa tersebut. Sebuah peristiwa yang sama dapat diberi bingkai yang berbeda seperti melebih-lebihkan suatu peristiwa yang terjadi agar menarik minat pembaca.
Berita dapat berupa lisan atau tulisan, memang pada awalnya mulai adanya jaman pra sejarah berita disebar luas pada masanya dengan mengunakan bahasa lisan dan setelah berkembang tulisan mulai suatu peristiwa yang diangap penting seperti yang kita ketahui sekaang ini adalah prasasti atau naskah kuno.
Berupa tulisan teks sebagai rekaman cetak sudah dikenal dalam penyelidikan kesustraan. Sebuah teks mungkin disajikan secara berebeda pada edisi yang berbeda pula dengan huruf yang berbeda pula pada ukuran kertas yang berbeda tetapi kita kadang mengangapnya sebagai sajian yang direalisasikan dalam bentuk teks yang sama.
Sekarang abad dua puluh satu berita tidak hanya disebarkan melalui orang pertama ke orang kedua kemudian seterusnya, tetapi juga melalui media audio dan video yang terwujud dalam televisi, berita sekarang tidak hanya menyakut peristiwa yang sedang tejadi tetapi tentang seseorang karena dunia hburan telah membuat sensasi tersendiri.
B. TEORI
Sebuah teks tidak lepas dari ideologi dan memilki kemampuan untuk memanipulasi pembaca kearah suatu arah ideologi.
Eriyanto menempatkan ideologi sebagai suatau konsep sentral dalam analisis wacana yang bersifat kritis, hal ini menurutnya karena teks,percakapan, dan lainya adalah bentuk dari pratek ideologi atau pencerminan dari ideologi tertentu (Eriyanto,2006:13).
Tetapi bahasa juga sebagai praktik sosial yang sedang terjadi dalam masyarakat karena bahasa mengambarkan bagaimana realitas dunia yang sedang dilihat, memberikan seseorang untuk mengontrol dan mengatur pengalaman realitas sosial. Tetapi sistem klaisfikasi ini berbeda-beda antara seseorang atau salah satu kelompok dengan kelompok yang lain.
Kosakata : membuat klasifikasi
Bahasa yang pada dasarnya selalu menyediakan klaisfikasi Realitas tertentu dikategorikan sebagai ini kemudian dibedakan dengan relitas yang lain. Klasifikasi terjadi karena relitas begitu kompleksnya sehingga orang membuat penyerderhanaan dan abstraksi dari relitas tersebut bukan hanya bisa dikenali.pada akhirnya dibedakan dengan yang lain.
Dalam dunia jurnalisme, khususnya penulisan surat kabar, majalah ataupun koran, umumnya menggunakan sebuah pola yakni pola piramida terbalik. Maksud dari pola piramida terbalik ialah, berita dimulai dengan ringkasan atau klimaks, kemudian dikembangkan dalam alinea-alinea. Alinea tersebut memberikan cerita secara kronologis atau dalam urutan semakin menurun daya tariknya. Alenia yang memuat rincian berita disebut dengan tubuh berita dan kalimat pembuka yang memuat ringkasan disebut dengan teras atau lead.
Dalam tubuh beita (khususnya straight news) berdasar setrukturnya dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu berita fakta (fact story), berita aksi (action story) dan berita kutipan (quote story),
Berita fakta (fact story) ialah berita yang pada tiap alenianya merupakan fakta pendukung dari teras berita, Berbeda dengan berita aksi ataupun berita kutipan isi berita fakta pada keseluruhan tubuh berita merupakn fakta-fakta yang dapat berdiri sendiri.
C. Analisis
Dalam stright news Jawa Pos edisi senin 31 Desember 2007, yakni” Penembak Benazir ditayangkan” dapat dikategorikan sebagai berita fakta. Hal tersebut berdasar pada analisis berikut ini:
Analisis Judul Berita
Judul berita: ”” merupakan sebuah fakta. Hal itu berdasar pada kejadian serta berita foto yang ada, dimana dalam berita foto tersebut digambarkan seorang balita yang tewas akibat bencana longsor dan sedang dievakuasi oleh warga dibantu tim SAR.
1. Analisis berdasar alinea
Dalam stright news: ”” Jawa pos edisi senin 31 desember 2007 terdiri dari 10 alinea, yang mana cerita tersebut merupakan berita bersambung dari pertama yang berasal dari peristiwa pertama yaitu terbunuhnya Benazir butto yang terjadi setelah kampanye polotiknya kemudian bersambung siapakah yang bertangung jawap siapakah pembunuh Benazir butto. Alinea utama berita tersebut terdapat pada alinea ke-1 dan alinea 10 Alinea ke-2 pada berita tersebut dapat dikatakan bagian dari lead atau teras berita sebab masih berkaitan erat dengan alinea pertama dan menceritakan kejadian secara umum. Alinea ke-4 sampai ke-9, merupakan fakta pendukung alinea ke-3, sedangkan alinea ke- sampai pada alinea ke-2 merupakan alinea yang berisi fakta pendukung alinea 6.Analisis alinea ke-1.
2. Analisis berdasarkan teks
Klasifikasi memberikan arena untuk mengontrol informasi dan pengalaman misalnya ketidak jelasan siapakah pelaku yang sebenarnya dan bagaimana ia dibunuh. Versi pertama penyebab tewasnya dia adalah akibat dua tembakan yang mengenai leher dan dadanya versi lainya adalah oleh pemerintahan Benazir tewas akibat serpihan bom yang meledak di sekitar mobilnya.
Tetapi televisi lokal Dawn news televisison melayangkan tiga foto yang berbeda kemarin, foto-foto tersebut yang dibuat amatir yang kebetulan mengabadikan kampanye Benazir. Sebuah foto menunjukan seorang pria berpenampilan bersih adalah pelaku penembakan dan pria yang memakai serban adalah pelaku bom bunuh diri. Disini kita akan menemukan dua versi siapakah dua lelaki tersebut menurut versi pemerintah kedua lelaki tersebut adalah anggota alqaedah yang sudah lama menargetkan untuk membunuh Benazir fersi pendukung Benazir adalah pemerintahan abbas yang membunuhnya.
Versi Pemerintah Versi pendukung Benazir Bhutto
Pelaku anggota al Qaedah Pelaku pemerintah Abbas
Akibat mendukung amerika Persaingan politik
Akibat serpihan bom Penembak dan serpihan bom
Klasifikasi ini bagaimana realitas dipahami, kalsifikasi itu bermakna peristiwa yang seharusnya dilihat dalam sisi yang bukan yang lain. Kata kemudian memaksa kita untuk melihat bagaimana realitas harus dipahami. Dalam pemberitahan jawa pos kata yang sering digunakan adalah penembak padahal yang terjadi tempat kejadian bukan hanya penembakan melaikan penembakan dan bom bunuh diri.
Kepentingan politik masih saja terjadi dengan terbunuhnya calon mereka maka PPP mengadakan pertemuan dengan angotanya rekomenasi. Yaitu penentuan penganti dan kemunkinan PPP mengadakan penundaan pemilu, yang memiliki sebutan kontituen yang rencanaya mengajukan beberapa pencalonan lagi sebagai usaha untuk mengantikan Benazir antara alain adalah suaminya Asif Ali Zandari dan putanya yang masih berusia sembilan belas tahun bilawal. Penujukan kedua orang ini yang merupakan angota keluarga benazir merupakan agenda politik untuk menarik minat masyarakat Palestina agar karisma Benazir tetap terjaga dengan tetap terjaga maka para pendukunnya tidak akan berpaling dari partai, juga karena dalam hal ini sama juga seperti Megawati yang memakili kharisma bapaknya Soekarno.
Urutan peristiwa yang terjadi adalah :
Usaha pembunuhan > Benazir mati > penyelidikan siapakah pembunuh> massa pendukung yang menuding pemerintah sebagai pembunuhnya.
Kosakata harus dipahami dalam konteks pertarungan wacana, dalam suatu pemberitaan setiap pihak mempunyai pendapat yang tersendiri atas suatu masalah, mereka mempunyai klaim kebenaran atas peristiwa yang sedang terjadi.mereka mengagangap mempunyai versi yang paling benar dan paling nyata terjadi dengan mengunakan kosakata dalam usaha memenangkan publik yang merupakan masing-masing pihak yang mendukung atau menolaknya.
Media merupakan perpanjangan kekuasaan yang ada sekarang ini !
titik-titik dalam kehidupan akan aku ingat dan coba aku maknai kembali dalam sebuah tulisan
Jumat, 09 Mei 2008
kalimat majemuk
Kalimat Majemuk = Kalimat tersusun
Ada 4 macam kalimat majemuk/kalimat tersusun, yakni kalimat majemuk setara, kalimat majemuk rapatan, kalimat majemuk bertingkat, dan kalimat majemuk berganda.Yang akan masuk dalam pengajian adalah kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat.
A. Kalimat Majemuk setara
a. Batasan
Kalimat majemuk setara dalah kalimat majemuk yang terdidri atas beberapakalimat yang setara atau sederajat kedudukannya, yang masisng-masing dapat berdiri sendri.
b. Pembagian kalimat majemuk setara
1. Kalimat majemuk setara sejalan
Kalimat majemuk setara sejalan ialah kaliamat majemuk setara yang terdiri atas beberapa kalimat tunggal yang bersamaan situasinya
Contoh:
Juminten pergi ke pasar, Parno berangkat ke bengkel, sedang Ganes pergi ke kebun binatang
Catatan:
a.Kata-kata yang penghubung yang dapat dipakai dalam kalimat majemuk setara sejalan ialah: dan, dan lagi, lagi pula, sedang, sedangkan, lalu, kemudian.
b.Dalam meguraikan menurut jabatannya, hendaknya selalu dibiasakan menempuh cara-car sebagai berikut:
1.Kalimat yang hendak diuraikan dikutip lebih dahulu.
2.Memberi nama kalimat yang akan diuraikan.
3.Kemudian baru bagian-bagian kalimat diuraikan menurut jabatannya sebagai berikut:
a.Kata-kata yang hendak diuraikan ditempatkan di sebelah kiri.
b.Jabatan-jabatan kalimat ditempatkan di sebelah kanan.
Contoh uraian kalimat:
Juminten pergi ke pasar, Norif berangkat ke bengkel, sedang Ganes pergi ke kebun binatang.
I.Kalimat tersebut adalah kalimat majemuk setara sejalan.
II.a. Juminten pergi ke pasar.
Juminten = subjek
Pergi = predikat
Ke pasar = keterangan tempat
b. Norif berangkat ke bengkel
Norif = subjek
Berangkat = predikat
ke bengkel = keterangan tempat
c. Ganes pergi ke kebun binatang.
a. Ganes = subjek
b. pergi = predikat
c. ke kebun binatang = keterangan tempat
2. Kalimat Majemuk Setara Berlawanan
Kalimat majemuk setara berlawanan ialah kalimat majemuk setara yang terdiri atas beberapa kalimat tunggal yang isinya menyatakan situasi berlawanan.
Contoh:
Adiknya pandai, sedang kakaknya bodoh.
Rahmad berani, tetapi ia tidak mau bertengkar.
Catatan:
a.Kata-kata penhubung yang dapat dipakai dalam kalimat majemuk setara berlawanan antara lain ialah: sedangkan, tetapi, melainkan, padahal, hanyalah, walaupun, meskipun, biarpun, kendatipun, jangankan, namun.
b.Contoh uraian kalimat:
Rahmad berani, tetapi ia tidak mau bertengkar.
I. Kalimat tersebut adalah kalimat majemuk setara berlawanan
II. a. Rahmad berani
Rahmad = subjek
Berani = predikat
b. ia tidak mau bertengkar.
Ia = subjek
tidak mau bertengkar = predikat
3. Kalimat Majemuk Setara yang menyatakan sebab akibat
Kalimat Majemuk Setara yang menyatakan sebab akibat ialah kalimat majemuk setara yang terdiri atas beberapa kalimat tunggal yang isi bagian yang satu menyatakan sebab akibat dari bagian yang lain.
Contoh:
Roy Marten ditahan, karena ia telah membawa sabu-sabu.
Anak itum luka parah, sehingga ia harus dibawa ke rumah sakit.
Catatan:
a.Kata-kata penghubung yang dapat dipakai dalam kalimat majemuk setara yang menyatakan sebab akibat antara lain ialah: sebab, karena, oleh karena itu, sehingga, maka.
b.Contoh uraian kalimat
Roy Martien ditahan, karena ia telah membawa sabu-sabu.
I.Kalimat tersebut adalah kalimat majemuk setara yang menyatakan sebab akibat.
II.a. Roy Martien ditahan
Roy Martien = subjek
ditahan = predikat
b. ia telah membawa sabu-sabu.
Ia = subjek
telah membawa = predikat
sabu-sabu = objek
B. Kalimat Majemuk Bertingkat
a.Batasan
Kalimat Majemuk bertingkat ialah kalimat yang terjadi dari beberapa kalimat tunggal yang kedudukanya tidak setara/ sederajat, yakni yang satu menjadi bagian yang lain.
b.Proses Terjadinya Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat sesungguhnya berasal dari sebuah kalimat tunggal. Bagian dari kalimat tunggal tersebut kemudian diganti atau diubah sehingga menjadi sebuah kalimat baru yang dapat berdiri sendiri.
Bagian kalimat majemuk bertingkat yang berasal dari bagian kalimat tunggal yang tidak mengalami pergantian/ perubahan dinamakan induk kalimat, sedang bagian kalimat majemuk yang berasal dari bagian kalimat tunggal yang sudah mengalami penggantian/ peubahan dinamakan anak kalimat.
Contoh:
Ia datang kemarin. Kalimat tunggal tersebut ialah kalimat tunggal yang mempunyai keterangan waktu: kemarin. Jika kata kemarin diganti/ diubah menjadi kalimat yang dapat berdiri sendiri, yakni diubah/ diganti dengan kalimat: ketika orang sedang makan, maka berubahlah kalimat tunggal tersebut menjadi kalimat majemuk bertingkat sebagai berikut: Ia datang, ketika orang sedang datang.
Perkataan: ia datang (yang tidak pernah mengalami perubahan/ pergantian) dinamai induk kalimat, sedang perkataan: ketika orang sedang makan (yang mengubah/ mengganti kata kemarin) dinamai anak kalimat.
c.Macam Anak Kalimat
Ada bermacam-macam anak kalimat dalam kalimat majemuk bertingkat. Hal itu bergantung kepada bagian kalimat tunggal mana yang diubh/ digantinya. Karena itu macam anak kalimat dalam kalimat majemuk bertingkat dapat diperinci sebagai berikut:
1.Anak kalimat pengganti subyek
Contoh:
Siapa bersalah, akan dihukum.
Yang mencuri sepeda saya, telah ditangkap polisi.
Contoh uraian kalimat:
Yang mencuri sepeda saya, telah ditangkap polisi.
Kalimat tersebut ialah kalimat majemuk bertingkat
A. Telah ditangkap polisi = induk kalimat
Ditangkap = predikat
Polisi = obyek/ pelengkap pelaku
Telah = keterangan waktu/ keterangan modalitas.
B. Yang mencuri sepeda saya = anak kalimat pengganti subyek
Yang = subyek
Mencuri = predikat
Sepeda saya = obyek/ pelengkap penderita
Catatan:
Tiap kali hendak menguraikan kalimat majemuk bertingkat, hendaknya lebih dulu diusahakan mencari/ menyelidiki kalimat tunggal mana yang menjadi asal kalimat majemuk bertingkat itu. Dengan cara itu kita akan mudah mencari induk kalimat dan anak kalimat dari kalimat majemuk bertingkat yang hendak kita uraikan.
2.Anak kalimat pengganti predikat
Anak kalimat pengganti predikat hanya terdapat pada kalimat nominal.
Contoh:
Rumah itu batu. (kalimat tunggal)
Rumah itu bahannya terbuat dari benda keras. (kalimat majemuk bertingkat)
3.Anak kalimat pengganti obyek/ pelengkap penderita
Contoh:
Basir mencintai Nova. (kalimat tunggal)
Basir mencintai yang sangat dikasihinya. (kalimat majemuk bertingkat)
4.Anak kalimat pengganti obyek/ pelengkap pelaku
Contoh:
Ali ditikam oleh penjahat. (kalimat tunggal)
Ali ditikam oleh orang yang menggedor pintu rumahnya semalam. (kalimat majemuk bertingkat)
5.Anak kalimat pengganti obyek/ pelengkap penyerta
Contoh:
Norief memberikan uang kepada anaknya. (kalimat tunggal)
Norief memberikan uang kepada yang menumpang di Surabaya. (kalimat majemuk bertingkat)
6.Anak kalimat pengganti obyek/ pelengkap berkata depan
Contoh:
Ia rindu kepada ibunya. (kalimat tunggal)
Ia rindu kepada yang memeliharanya sejak kecil. (kalimat majemuk bertingkat)
7.Anak kalimat pengganti obyek pasangan
Contoh:
Kami telah berunding dengan Bpk. Susilo Bambang Yudhoyono. (kalimat tunggal)
Kami telah berunding dengan yang memimpin negara Indonesia. (kalimat majemuk bertingkat)
8.Anak kalimat pengganti obyek alat
Contoh:
Norief bersenjatakan pena. (kalimat tunggal)
Norif bersenjatakan yang dibuat untuk menulis. (kalimat majemuk bertingkat)
9.Anak kalimat pengganti keterangan tempat
Contoh:
Henny pergi ke pasar. (kalimat tunggal)
Henny pergi ke yang dikunjungi orang tiap hari. (kalimat majemuk bertingkat)
10.Anak kalimat pengganti keterangan waktu
Contoh:
Anis datang kemarin. (kalimat tunggal)
Anis datang ketika orang sedang sholat. (kalimat majemuk bertingkat)
11.Anak kalimat pengganti keterangan sebab
Contoh:
Basir tidak berkuliah karena sakit. (kalimat tunggal)
Basir tidak berkuliah karena jiwanya terganggu. (kalimat majemuk bertingkat)
12.Anak kalimat pengganti keterangan alasan
Contoh:
Saya tidak pergi karena hujan. (kalimat tunggal)
Saya tidak pergi karena suasana yang tidak mengizinkan. (kalimat majemuk bertingkat)
13.Anak kalimat pengganti keterangan akibat
Contoh:
Basir dianiaya sehingga sakit. (kalimat tunggal)
Basir dianaya sehingga badannya terbaring. (kalimat majemuk bertingkat)
14.Anak kalimat pengganti keterangan alat
Contoh:
Ia menikam dengan pisau. (kalimat tunggal)
Ia menikam dengan yang dibelinya kemarin. (kalimat majemuk bertingkat)
15.Anak kalimat pengganti keterangan asal
Contoh:
Sepatunya Norief terbuat dari emas. (kalimat tunggal)
Sepatunya Norief terbuat dari bahan yang diinginkannya. (kalimat majemuk bertingkat)
16.Anak kalimat pengganti keterangan syarat
Contoh:
Kalau begitu, saya tidak mau mengajak . (kalimat tunggal)
Kalau kamu nakal, saya tidak mau mengajak. (kalimat majemuk bertingkat)
17.Anak kalimat pengganti keterangan tujuan
Contoh:
Tora Sudiro belajar keras agar lulus. (kalimat tunggal)
Tora Sudiro belajar keras agar cita-citanya tercapai. (kalimat majemuk bertingkat)
18.Anak kalimat pengganti keterangan kualitas
Contoh:
Boneng tersenyum manis. (kalimat tunggal)
Boneng tersenyum seperti yang kita lihat. (kalimat majemuk bertingkat)
19.Anak kalimat pengganti keterangan perihal
Contoh:
Dengan tertawa ia menjawab pertanyaan itu. (kalimat tunggal)
Dengan mulut tertawa lebar ia menjawab pertanyaan itu. (kalimat majemuk bertingkat)
20.Anak kalimat pengganti keterangan perlawanan
Contoh:
Meskipun mendung, ia berangkat juga. (kalimat tunggal)
Meskipun cuaca buruk, ia berangkat juga. (kalimat majemuk bertingkat)
21.Anak kalimat pengganti keterangan kuantitas
Contoh:
Mereka berjalan seratus kilometer. (kalimat tunggal)
Mereka berjalan jauh sekali jaraknya. (kalimat majemuk bertingkat)
22.Anak kalimat pengganti keterangan derajat
Contoh:
Udara itu dingin sekali. (kalimat tunggal)
Uadara itu tak terperikan rasanya. (kalimat majemuk bertingkat)
23.Anak kalimat pengganti keterangan modalitas
Contoh:
Mungkin ia meninggal di sana. (kalimat tunggal)
Desas-desus tersiar ia meninggal di sana. (kalimat majemuk bertingkat)
24.Anak kalimat pengganti keterangan perbandingan
Contoh:
Paimo lebih rajin daripada Mopai. (kalimat tunggal)
Paimo lebih rajin daripada orang yang mirip dengannya itu. (kalimat majemuk bertingkat)
25.Anak kalimat pengganti keterangan perwatasan
Contoh:
Semua tahanan dibebaskan, kecuali Basir. (kalimat tunggal)
Semua tahanan dibebaskan, kecuali yang berseragam merah jambu itu. (kalimat majemuk bertingkat)
Cataanak kalimat pengganti obyek/ pelengkaptan:
Dalam kalimat majemuk bertingkat kadang-kadang dipergunakan kalimat langsung dan kalimat tak langsung.
Kalimat langsung
Ali mengatakan, ”saya pergi kemarin”.
Kata Ali ”saya pergi kemarin”.
Kalimat tak langsung
Ali mengatakan bahwa ia pergi kemarin.
Kata Ali, ia pergi kemarin.
d.Cucu Kalimat
Dalam kalimat majemuk bertingkat kadang-kadang terdapat cucu kalimat, yaitu anak dari anak kalimat. Cucu kalimat tersebut terjadi jika bagian kalimat dari anakkalimat diubah/ diganti menjadi sebuah kalimat yang dapat berdiri sendiri.
Contoh:
Norief menyepak bola. (kalimat tunggal)
Ia menyepak yang disenangi oleh adiknya. (kalimat majemuk bertingkat yang mempunyai anak kalimat pengganti obyek/ pelengkap penderita)
Ia menyepak yang disenangi oleh yang memakai baju baru itu. (kalimat majemuk bertingkat yang mempunyai cucu kalimat pengganti obyek/ pelengkap pelaku pada anak kalimat)
oleh tim: Rahmat Adhi Dkk.
Ada 4 macam kalimat majemuk/kalimat tersusun, yakni kalimat majemuk setara, kalimat majemuk rapatan, kalimat majemuk bertingkat, dan kalimat majemuk berganda.Yang akan masuk dalam pengajian adalah kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat.
A. Kalimat Majemuk setara
a. Batasan
Kalimat majemuk setara dalah kalimat majemuk yang terdidri atas beberapakalimat yang setara atau sederajat kedudukannya, yang masisng-masing dapat berdiri sendri.
b. Pembagian kalimat majemuk setara
1. Kalimat majemuk setara sejalan
Kalimat majemuk setara sejalan ialah kaliamat majemuk setara yang terdiri atas beberapa kalimat tunggal yang bersamaan situasinya
Contoh:
Juminten pergi ke pasar, Parno berangkat ke bengkel, sedang Ganes pergi ke kebun binatang
Catatan:
a.Kata-kata yang penghubung yang dapat dipakai dalam kalimat majemuk setara sejalan ialah: dan, dan lagi, lagi pula, sedang, sedangkan, lalu, kemudian.
b.Dalam meguraikan menurut jabatannya, hendaknya selalu dibiasakan menempuh cara-car sebagai berikut:
1.Kalimat yang hendak diuraikan dikutip lebih dahulu.
2.Memberi nama kalimat yang akan diuraikan.
3.Kemudian baru bagian-bagian kalimat diuraikan menurut jabatannya sebagai berikut:
a.Kata-kata yang hendak diuraikan ditempatkan di sebelah kiri.
b.Jabatan-jabatan kalimat ditempatkan di sebelah kanan.
Contoh uraian kalimat:
Juminten pergi ke pasar, Norif berangkat ke bengkel, sedang Ganes pergi ke kebun binatang.
I.Kalimat tersebut adalah kalimat majemuk setara sejalan.
II.a. Juminten pergi ke pasar.
Juminten = subjek
Pergi = predikat
Ke pasar = keterangan tempat
b. Norif berangkat ke bengkel
Norif = subjek
Berangkat = predikat
ke bengkel = keterangan tempat
c. Ganes pergi ke kebun binatang.
a. Ganes = subjek
b. pergi = predikat
c. ke kebun binatang = keterangan tempat
2. Kalimat Majemuk Setara Berlawanan
Kalimat majemuk setara berlawanan ialah kalimat majemuk setara yang terdiri atas beberapa kalimat tunggal yang isinya menyatakan situasi berlawanan.
Contoh:
Adiknya pandai, sedang kakaknya bodoh.
Rahmad berani, tetapi ia tidak mau bertengkar.
Catatan:
a.Kata-kata penhubung yang dapat dipakai dalam kalimat majemuk setara berlawanan antara lain ialah: sedangkan, tetapi, melainkan, padahal, hanyalah, walaupun, meskipun, biarpun, kendatipun, jangankan, namun.
b.Contoh uraian kalimat:
Rahmad berani, tetapi ia tidak mau bertengkar.
I. Kalimat tersebut adalah kalimat majemuk setara berlawanan
II. a. Rahmad berani
Rahmad = subjek
Berani = predikat
b. ia tidak mau bertengkar.
Ia = subjek
tidak mau bertengkar = predikat
3. Kalimat Majemuk Setara yang menyatakan sebab akibat
Kalimat Majemuk Setara yang menyatakan sebab akibat ialah kalimat majemuk setara yang terdiri atas beberapa kalimat tunggal yang isi bagian yang satu menyatakan sebab akibat dari bagian yang lain.
Contoh:
Roy Marten ditahan, karena ia telah membawa sabu-sabu.
Anak itum luka parah, sehingga ia harus dibawa ke rumah sakit.
Catatan:
a.Kata-kata penghubung yang dapat dipakai dalam kalimat majemuk setara yang menyatakan sebab akibat antara lain ialah: sebab, karena, oleh karena itu, sehingga, maka.
b.Contoh uraian kalimat
Roy Martien ditahan, karena ia telah membawa sabu-sabu.
I.Kalimat tersebut adalah kalimat majemuk setara yang menyatakan sebab akibat.
II.a. Roy Martien ditahan
Roy Martien = subjek
ditahan = predikat
b. ia telah membawa sabu-sabu.
Ia = subjek
telah membawa = predikat
sabu-sabu = objek
B. Kalimat Majemuk Bertingkat
a.Batasan
Kalimat Majemuk bertingkat ialah kalimat yang terjadi dari beberapa kalimat tunggal yang kedudukanya tidak setara/ sederajat, yakni yang satu menjadi bagian yang lain.
b.Proses Terjadinya Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat sesungguhnya berasal dari sebuah kalimat tunggal. Bagian dari kalimat tunggal tersebut kemudian diganti atau diubah sehingga menjadi sebuah kalimat baru yang dapat berdiri sendiri.
Bagian kalimat majemuk bertingkat yang berasal dari bagian kalimat tunggal yang tidak mengalami pergantian/ perubahan dinamakan induk kalimat, sedang bagian kalimat majemuk yang berasal dari bagian kalimat tunggal yang sudah mengalami penggantian/ peubahan dinamakan anak kalimat.
Contoh:
Ia datang kemarin. Kalimat tunggal tersebut ialah kalimat tunggal yang mempunyai keterangan waktu: kemarin. Jika kata kemarin diganti/ diubah menjadi kalimat yang dapat berdiri sendiri, yakni diubah/ diganti dengan kalimat: ketika orang sedang makan, maka berubahlah kalimat tunggal tersebut menjadi kalimat majemuk bertingkat sebagai berikut: Ia datang, ketika orang sedang datang.
Perkataan: ia datang (yang tidak pernah mengalami perubahan/ pergantian) dinamai induk kalimat, sedang perkataan: ketika orang sedang makan (yang mengubah/ mengganti kata kemarin) dinamai anak kalimat.
c.Macam Anak Kalimat
Ada bermacam-macam anak kalimat dalam kalimat majemuk bertingkat. Hal itu bergantung kepada bagian kalimat tunggal mana yang diubh/ digantinya. Karena itu macam anak kalimat dalam kalimat majemuk bertingkat dapat diperinci sebagai berikut:
1.Anak kalimat pengganti subyek
Contoh:
Siapa bersalah, akan dihukum.
Yang mencuri sepeda saya, telah ditangkap polisi.
Contoh uraian kalimat:
Yang mencuri sepeda saya, telah ditangkap polisi.
Kalimat tersebut ialah kalimat majemuk bertingkat
A. Telah ditangkap polisi = induk kalimat
Ditangkap = predikat
Polisi = obyek/ pelengkap pelaku
Telah = keterangan waktu/ keterangan modalitas.
B. Yang mencuri sepeda saya = anak kalimat pengganti subyek
Yang = subyek
Mencuri = predikat
Sepeda saya = obyek/ pelengkap penderita
Catatan:
Tiap kali hendak menguraikan kalimat majemuk bertingkat, hendaknya lebih dulu diusahakan mencari/ menyelidiki kalimat tunggal mana yang menjadi asal kalimat majemuk bertingkat itu. Dengan cara itu kita akan mudah mencari induk kalimat dan anak kalimat dari kalimat majemuk bertingkat yang hendak kita uraikan.
2.Anak kalimat pengganti predikat
Anak kalimat pengganti predikat hanya terdapat pada kalimat nominal.
Contoh:
Rumah itu batu. (kalimat tunggal)
Rumah itu bahannya terbuat dari benda keras. (kalimat majemuk bertingkat)
3.Anak kalimat pengganti obyek/ pelengkap penderita
Contoh:
Basir mencintai Nova. (kalimat tunggal)
Basir mencintai yang sangat dikasihinya. (kalimat majemuk bertingkat)
4.Anak kalimat pengganti obyek/ pelengkap pelaku
Contoh:
Ali ditikam oleh penjahat. (kalimat tunggal)
Ali ditikam oleh orang yang menggedor pintu rumahnya semalam. (kalimat majemuk bertingkat)
5.Anak kalimat pengganti obyek/ pelengkap penyerta
Contoh:
Norief memberikan uang kepada anaknya. (kalimat tunggal)
Norief memberikan uang kepada yang menumpang di Surabaya. (kalimat majemuk bertingkat)
6.Anak kalimat pengganti obyek/ pelengkap berkata depan
Contoh:
Ia rindu kepada ibunya. (kalimat tunggal)
Ia rindu kepada yang memeliharanya sejak kecil. (kalimat majemuk bertingkat)
7.Anak kalimat pengganti obyek pasangan
Contoh:
Kami telah berunding dengan Bpk. Susilo Bambang Yudhoyono. (kalimat tunggal)
Kami telah berunding dengan yang memimpin negara Indonesia. (kalimat majemuk bertingkat)
8.Anak kalimat pengganti obyek alat
Contoh:
Norief bersenjatakan pena. (kalimat tunggal)
Norif bersenjatakan yang dibuat untuk menulis. (kalimat majemuk bertingkat)
9.Anak kalimat pengganti keterangan tempat
Contoh:
Henny pergi ke pasar. (kalimat tunggal)
Henny pergi ke yang dikunjungi orang tiap hari. (kalimat majemuk bertingkat)
10.Anak kalimat pengganti keterangan waktu
Contoh:
Anis datang kemarin. (kalimat tunggal)
Anis datang ketika orang sedang sholat. (kalimat majemuk bertingkat)
11.Anak kalimat pengganti keterangan sebab
Contoh:
Basir tidak berkuliah karena sakit. (kalimat tunggal)
Basir tidak berkuliah karena jiwanya terganggu. (kalimat majemuk bertingkat)
12.Anak kalimat pengganti keterangan alasan
Contoh:
Saya tidak pergi karena hujan. (kalimat tunggal)
Saya tidak pergi karena suasana yang tidak mengizinkan. (kalimat majemuk bertingkat)
13.Anak kalimat pengganti keterangan akibat
Contoh:
Basir dianiaya sehingga sakit. (kalimat tunggal)
Basir dianaya sehingga badannya terbaring. (kalimat majemuk bertingkat)
14.Anak kalimat pengganti keterangan alat
Contoh:
Ia menikam dengan pisau. (kalimat tunggal)
Ia menikam dengan yang dibelinya kemarin. (kalimat majemuk bertingkat)
15.Anak kalimat pengganti keterangan asal
Contoh:
Sepatunya Norief terbuat dari emas. (kalimat tunggal)
Sepatunya Norief terbuat dari bahan yang diinginkannya. (kalimat majemuk bertingkat)
16.Anak kalimat pengganti keterangan syarat
Contoh:
Kalau begitu, saya tidak mau mengajak . (kalimat tunggal)
Kalau kamu nakal, saya tidak mau mengajak. (kalimat majemuk bertingkat)
17.Anak kalimat pengganti keterangan tujuan
Contoh:
Tora Sudiro belajar keras agar lulus. (kalimat tunggal)
Tora Sudiro belajar keras agar cita-citanya tercapai. (kalimat majemuk bertingkat)
18.Anak kalimat pengganti keterangan kualitas
Contoh:
Boneng tersenyum manis. (kalimat tunggal)
Boneng tersenyum seperti yang kita lihat. (kalimat majemuk bertingkat)
19.Anak kalimat pengganti keterangan perihal
Contoh:
Dengan tertawa ia menjawab pertanyaan itu. (kalimat tunggal)
Dengan mulut tertawa lebar ia menjawab pertanyaan itu. (kalimat majemuk bertingkat)
20.Anak kalimat pengganti keterangan perlawanan
Contoh:
Meskipun mendung, ia berangkat juga. (kalimat tunggal)
Meskipun cuaca buruk, ia berangkat juga. (kalimat majemuk bertingkat)
21.Anak kalimat pengganti keterangan kuantitas
Contoh:
Mereka berjalan seratus kilometer. (kalimat tunggal)
Mereka berjalan jauh sekali jaraknya. (kalimat majemuk bertingkat)
22.Anak kalimat pengganti keterangan derajat
Contoh:
Udara itu dingin sekali. (kalimat tunggal)
Uadara itu tak terperikan rasanya. (kalimat majemuk bertingkat)
23.Anak kalimat pengganti keterangan modalitas
Contoh:
Mungkin ia meninggal di sana. (kalimat tunggal)
Desas-desus tersiar ia meninggal di sana. (kalimat majemuk bertingkat)
24.Anak kalimat pengganti keterangan perbandingan
Contoh:
Paimo lebih rajin daripada Mopai. (kalimat tunggal)
Paimo lebih rajin daripada orang yang mirip dengannya itu. (kalimat majemuk bertingkat)
25.Anak kalimat pengganti keterangan perwatasan
Contoh:
Semua tahanan dibebaskan, kecuali Basir. (kalimat tunggal)
Semua tahanan dibebaskan, kecuali yang berseragam merah jambu itu. (kalimat majemuk bertingkat)
Cataanak kalimat pengganti obyek/ pelengkaptan:
Dalam kalimat majemuk bertingkat kadang-kadang dipergunakan kalimat langsung dan kalimat tak langsung.
Kalimat langsung
Ali mengatakan, ”saya pergi kemarin”.
Kata Ali ”saya pergi kemarin”.
Kalimat tak langsung
Ali mengatakan bahwa ia pergi kemarin.
Kata Ali, ia pergi kemarin.
d.Cucu Kalimat
Dalam kalimat majemuk bertingkat kadang-kadang terdapat cucu kalimat, yaitu anak dari anak kalimat. Cucu kalimat tersebut terjadi jika bagian kalimat dari anakkalimat diubah/ diganti menjadi sebuah kalimat yang dapat berdiri sendiri.
Contoh:
Norief menyepak bola. (kalimat tunggal)
Ia menyepak yang disenangi oleh adiknya. (kalimat majemuk bertingkat yang mempunyai anak kalimat pengganti obyek/ pelengkap penderita)
Ia menyepak yang disenangi oleh yang memakai baju baru itu. (kalimat majemuk bertingkat yang mempunyai cucu kalimat pengganti obyek/ pelengkap pelaku pada anak kalimat)
oleh tim: Rahmat Adhi Dkk.
?kami menuntut agar pihak fakultas segera memperbaiki fasilitas kamar mandi mahasiswa di jurusan maupun falkutas,” Arif Susanto, ketua BEM JBSI ! Fak
kami menuntut agar pihak fakultas segera memperbaiki fasilitas kamar mandi mahasiswa di jurusan maupun falkutas,” Arif Susanto, ketua BEM JBSI !
Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Surabaya kian menunjukan jati dirinya. Sebagai fakultas yang melahirkan, ahli bahasa baik bahasa Indonesia maupun bahasa asing, serta pendidik yang profesional. FBS memang harus memberikan sebuah wadah yang menampung banyak aspirasi sekaligus kebutuhan warganya. Salah satu hal yang menjadi sarana FBS memenuhi hal tersebut ialah didirikanya joglo. Tetapi di antara perkembangan yang terjadi itu seakan FBS melupakan permasalahan yang sudah lama terjadi, pembangunan yang gencar seolah menutupi kekurangan yang ada tetapi mahasiswa sebagai penguna fasilitas mengkritisinya. Bila kita teliti maka akan tampak pembangunan yang ada pada suatu sisi. Di sisi lain persoalan yang serasa terlupakan dari dahulu.
Joglo juga selalu mengikuti perkembangan jaman untuk memenuhi kebutuhan, makin banyaknya mahasiswa yang membawa notebook kekampus sebagai suatu kebutuhan dalam berkuliah, menjadikan para birokrat memasang Wi-Fi di joglo menjadi angin segar. Saat ini joglo difungsikan mahasiswa sebagai tempat akses internet dan sekaligus pembelajaran untuk mengikuti kemajuan jaman dan teknologi.
Di lantai dua jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia juga sudah dipasang Wi-Fi. Mahasiswa yang mempunyai notebook bisa mengakses internet dengan fasilitas yang disediakan oleh jurusan, aktifitas mahasiswa di joglo kadang berlangsung sampai larut malam. Bahkan ada mahasiswa yang rela ” begadang” untuk mendownload film atau lagu-lagu terbaru. Hadirnya fasilitas ini juga sangat membantu mahasiswa untuk mengerjakan tugas-tugas kuliah. Selain itu, mahasiswa juga bisa mengirim surat elektronik atau berkomunikasi dengan teman mereka di dunia maya.
Namun masih juga ada kekurangan yang dirasakan dalam pengunaaan fasilitas ini. Mahasiswa yang mencoba internet sering mengeluhnya lamanya proses sambungan atau ditengah brosing atau dowload sambungan internet putus.
Sejak beberapa bulan terakhir, FBS Unesa sedang giat-giat Nya melakukan renovasi dan pembangunan-pembangunan gedung baru, salah satunya di sebelah selatan joglo FBS Unesa, berdiri bagunan baru yang mulanya merupakan bagunan kantin. Bagunan baru berlatai dua tersebut memang masih terlihat lengang dari aktivitas mahasiswa karena yang beroperasi baru perpustakaan yang terletak dilantai atas, sedangkan lantai bawah yang sedianya akan dijadikan kantin masih terlihat kosong.
Pengunaan nama guru besar FBS Unesa sebagai nama gedung, seperti Auditorium FBS yang berubah nama menjadi Auditorium Prof. Dr. Leo Indra Ardiana. Memang pengunaan nama guru besar seakan menjadi bukti penghormatan FBS Unesa terhadap jasa-jasa yang telah dilakukan.
Tetapi relokasi warung kantin di bawah perpustakaan Falkutas Bahasa dan Seni ( FBS ) masih belum pasti, hal tersebut terlihat ketika perpustakaan sudah siap tetapi namun persiapan pembongkaran warung masih menunjukan akan dilaksanakan. Apabila hal tersebut direalisasikan, maka setidaknya akan membuat beberapa perubahan. Perubahan tersebut tampak pada kepaktrisan pengunjung yang tidak perlu tersebar ke beberapa tempat hanya untuk mencari tempat makan.
Keberadaan tempat makan yang terpusat tentu akan membuat efisiensi pengelolaan lingkungan kantin, tapi juga terdapat sisi kurang bersahabat pada relokasi tersebut. misalnya dari luas petak yang disediakan oleh pihak fakultas. Di tambah petak yang disediakan oleh falkultas hanya berjumlah 6 petak. Kurang dari jumlah pemilik warung di FBS yang berjumlah kurang lebih 8 warung.
Pemilik kantin lebih memilih memilih menempati warung atau kantin yang sudah ada dari pada harus menempati kantin baru, mereka mengangap sewa kantin baru masih terlalu tinggi sehinga mereka khawatir tidak mampu melunasi pembayaran sewa. Tetapi diantara perkembangan ada yang dirasakan sama saja. Antara lain tempat parkir yang tidak mampu lagi menampung motor mahasiswa yang dari tahun-ketahun terus bertambah tetapi tidak ada penambahan luas parkiran baru. Meskipun awal semester ganjil kemarin ada perbaikan tetapi hanya perbaikan penampilan parkiran kita bukan luas tempat parkir yang sebenarnya lebih kita butuhkan.
Hal ini menimbulkan ke semerawutan motor yang diparkir sehinnga tidak enak bila kita lihat, tetapi dampak yang sering kita terima adalah tergoresnya motor kita karena orang lain parkir sembarangan. Atapun tidak amanya parkiran kita yang sering teman kita kehilangan helm ataupun bagian tertentu dari motornya. Bahkan banyak mahasiswa FBS yang kehilangan motornya karena masalah parkir yang tidak terkendali.
Coba kita telusuri lagi fasilitas di jurusan bahasa Indonesia yang tepatnya toilet yang merupakan fasilitas yang penting atau besifat primer, tentunya sangat dibutuhkan. Tidak dapat kita bayangkan apabila kita kencing apabila ingin memyiram hajat kita bahkan untuk membersikan diri kita setelah melakukan hajat tersebut tidak dapat kita lakukan karena tidak tersedianya air. Hal ini meyebabkan pemandangan yang menggangu dan bau toilet kita sangat mengagangu, karena kebiasan umumnya terutama mahasiswa yang habis kencing pergi tanpa menyiram bahkan bila habis buang air besar tanpa menyiram kotoranya.
Kita sadari memang tidak bisa mengharapkan fasilitas mewah dari pihak Falkutas Bahasa dan Seni karena memang keterbatasan dana yang dimiliki tetapi setiaknya kita bisa menikmati toilet yang bersih, inilah yang kemudian membuat mahasiswa kita menuntut agar perbaikan dilakukan. ” kami menuntut agar pihak fakultas segera memperbaiki fasilitas kamar mandi mahasiswa di jurusan maupun falkutas,” kata Arif Susanto, ketua BEM JBSI. Dengan sehubungan tidak dihiraukannya permasalahan kamar mandi maka ada rencana mahasiswa untuk kencing di depan falkutas oleh setiap perwakilan jurusan, sebagai salah satu protes terhadap keberadaan kamar mandi yang sangat memprihatinkan.
Ketika dikonfirmasikan mereka memberikan tangapan bahwa mereka sebenarnya sudah melakukanya. Kran yang sudah tidak layak kami ganti dengan yang baru,” tutur pembantu dekan II ketika ditemui di ruang kerjanya. Perbaikan untuk menuju perubahan yang lebih, tetapi adanya fasilitas yang tidak terawat baik jangan sampai hanya menyalakan mahasiswa sebagai penguna fasilitas diangap tidak dapat mengunakanya dengan bijak. Bukanya kita memiliki hak setelah melakukan kewajiban kita yaitu membayar SOM, tugas mahasiswa yang paling besar adalah belajar. Jika masalah kecil seperti toilet saja tidak mampu menyelesaikan bagaimana masalah yang lebih besar.
mempunyai notebook bisa mengakses internet dengan fasilitas yang disediakan oleh jurusan, aktifitas mahasiswa di joglo kadang berlangsung sampai larut malam. Bahkan ada mahasiswa yang rela ” begadang” untuk mendownload film atau lagu-lagu terbaru. Hadirnya fasilitas ini juga sangat membantu mahasiswa untuk mengerjakan tugas-tugas kuliah. Selain itu, mahasiswa juga bisa mengirim surat elektronik atau berkomunikasi dengan teman mereka di dunia maya.
Namun masih juga ada kekurangan yang dirasakan dalam pengunaaan fasilitas ini. Mahasiswa yang mencoba internet sering mengeluhnya lamanya proses sambungan atau ditengah brosing atau dowload sambungan internet putus.
Sejak beberapa bulan terakhir, FBS Unesa sedang giat-giat Nya melakukan renovasi dan pembangunan-pembangunan gedung baru, salah satunya di sebelah selatan joglo FBS Unesa, berdiri bagunan baru yang mulanya merupakan bagunan kantin. Bagunan baru berlatai dua tersebut memang masih terlihat lengang dari aktivitas mahasiswa karena yang beroperasi baru perpustakaan yang terletak dilantai atas, sedangkan lantai bawah yang sedianya akan dijadikan kantin masih terlihat kosong.
Pengunaan nama guru besar FBS Unesa sebagai nama gedung, seperti Auditorium FBS yang berubah nama menjadi Auditorium Prof. Dr. Leo Indra Ardiana. Memang pengunaan nama guru besar seakan menjadi bukti penghormatan FBS Unesa terhadap jasa-jasa yang telah dilakukan.
Tetapi relokasi warung kantin di bawah perpustakaan Falkutas Bahasa dan Seni ( FBS ) masih belum pasti, hal tersebut terlihat ketika perpustakaan sudah siap tetapi namun persiapan pembongkaran warung masih menunjukan akan dilaksanakan. Apabila hal tersebut direalisasikan, maka setidaknya akan membuat beberapa perubahan. Perubahan tersebut tampak pada kepaktrisan pengunjung yang tidak perlu tersebar ke beberapa tempat hanya untuk mencari tempat makan.
Keberadaan tempat makan yang terpusat tentu akan membuat efisiensi pengelolaan lingkungan kantin, tapi juga terdapat sisi kurang bersahabat pada relokasi tersebut. misalnya dari luas petak yang disediakan oleh pihak fakultas. Di tambah petak yang disediakan oleh falkultas hanya berjumlah 6 petak. Kurang dari jumlah pemilik warung di FBS yang berjumlah kurang lebih 8 warung.
Pemilik kantin lebih memilih memilih menempati warung atau kantin yang sudah ada dari pada harus menempati kantin baru, mereka mengangap sewa kantin baru masih terlalu tinggi sehinga mereka khawatir tidak mampu melunasi pembayaran sewa. Tetapi diantara perkembangan ada yang dirasakan sama saja. Antara lain tempat parkir yang tidak mampu lagi menampung motor mahasiswa yang dari tahun-ketahun terus bertambah tetapi tidak ada penambahan luas parkiran baru. Meskipun awal semester ganjil kemarin ada perbaikan tetapi hanya perbaikan penampilan parkiran kita bukan luas tempat parkir yang sebenarnya lebih kita butuhkan.
Hal ini menimbulkan ke semerawutan motor yang diparkir sehinnga tidak enak bila kita lihat, tetapi dampak yang sering kita terima adalah tergoresnya motor kita karena orang lain parkir sembarangan. Atapun tidak amanya parkiran kita yang sering teman kita kehilangan helm ataupun bagian tertentu dari motornya. Bahkan banyak mahasiswa FBS yang kehilangan motornya karena masalah parkir yang tidak terkendali.
Coba kita telusuri lagi fasilitas di jurusan bahasa Indonesia yang tepatnya toilet yang merupakan fasilitas yang penting atau besifat primer, tentunya sangat dibutuhkan. Tidak dapat kita bayangkan apabila kita kencing apabila ingin memyiram hajat kita bahkan untuk membersikan diri kita setelah melakukan hajat tersebut tidak dapat kita lakukan karena tidak tersedianya air. Hal ini meyebabkan pemandangan yang menggangu dan bau toilet kita sangat mengagangu, karena kebiasan umumnya terutama mahasiswa yang habis kencing pergi tanpa menyiram bahkan bila habis buang air besar tanpa menyiram kotoranya.
Kita sadari memang tidak bisa mengharapkan fasilitas mewah dari pihak Falkutas Bahasa dan Seni karena memang keterbatasan dana yang dimiliki tetapi setiaknya kita bisa menikmati toilet yang bersih, inilah yang kemudian membuat mahasiswa kita menuntut agar perbaikan dilakukan. ” kami menuntut agar pihak fakultas segera memperbaiki fasilitas kamar mandi mahasiswa di jurusan maupun falkutas,” kata Arif Susanto, ketua BEM JBSI. Dengan sehubungan tidak dihiraukannya permasalahan kamar mandi maka ada rencana mahasiswa untuk kencing di depan falkutas oleh setiap perwakilan jurusan, sebagai salah satu protes terhadap keberadaan kamar mandi yang sangat memprihatinkan.
Ketika dikonfirmasikan mereka memberikan tangapan bahwa mereka sebenarnya sudah melakukanya. Kran yang sudah tidak layak kami ganti dengan yang baru,” tutur pembantu dekan II ketika ditemui di ruang kerjanya. Perbaikan untuk menuju perubahan yang lebih, tetapi adanya fasilitas yang tidak terawat baik jangan sampai hanya menyalakan mahasiswa sebagai penguna fasilitas diangap tidak dapat mengunakanya dengan bijak. Bukanya kita memiliki hak setelah melakukan kewajiban kita yaitu membayar SOM, tugas mahasiswa yang paling besar adalah belajar. Jika masalah kecil seperti toilet saja tidak mampu menyelesaikan bagaimana masalah yang lebih besar.
Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Surabaya kian menunjukan jati dirinya. Sebagai fakultas yang melahirkan, ahli bahasa baik bahasa Indonesia maupun bahasa asing, serta pendidik yang profesional. FBS memang harus memberikan sebuah wadah yang menampung banyak aspirasi sekaligus kebutuhan warganya. Salah satu hal yang menjadi sarana FBS memenuhi hal tersebut ialah didirikanya joglo. Tetapi di antara perkembangan yang terjadi itu seakan FBS melupakan permasalahan yang sudah lama terjadi, pembangunan yang gencar seolah menutupi kekurangan yang ada tetapi mahasiswa sebagai penguna fasilitas mengkritisinya. Bila kita teliti maka akan tampak pembangunan yang ada pada suatu sisi. Di sisi lain persoalan yang serasa terlupakan dari dahulu.
Joglo juga selalu mengikuti perkembangan jaman untuk memenuhi kebutuhan, makin banyaknya mahasiswa yang membawa notebook kekampus sebagai suatu kebutuhan dalam berkuliah, menjadikan para birokrat memasang Wi-Fi di joglo menjadi angin segar. Saat ini joglo difungsikan mahasiswa sebagai tempat akses internet dan sekaligus pembelajaran untuk mengikuti kemajuan jaman dan teknologi.
Di lantai dua jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia juga sudah dipasang Wi-Fi. Mahasiswa yang mempunyai notebook bisa mengakses internet dengan fasilitas yang disediakan oleh jurusan, aktifitas mahasiswa di joglo kadang berlangsung sampai larut malam. Bahkan ada mahasiswa yang rela ” begadang” untuk mendownload film atau lagu-lagu terbaru. Hadirnya fasilitas ini juga sangat membantu mahasiswa untuk mengerjakan tugas-tugas kuliah. Selain itu, mahasiswa juga bisa mengirim surat elektronik atau berkomunikasi dengan teman mereka di dunia maya.
Namun masih juga ada kekurangan yang dirasakan dalam pengunaaan fasilitas ini. Mahasiswa yang mencoba internet sering mengeluhnya lamanya proses sambungan atau ditengah brosing atau dowload sambungan internet putus.
Sejak beberapa bulan terakhir, FBS Unesa sedang giat-giat Nya melakukan renovasi dan pembangunan-pembangunan gedung baru, salah satunya di sebelah selatan joglo FBS Unesa, berdiri bagunan baru yang mulanya merupakan bagunan kantin. Bagunan baru berlatai dua tersebut memang masih terlihat lengang dari aktivitas mahasiswa karena yang beroperasi baru perpustakaan yang terletak dilantai atas, sedangkan lantai bawah yang sedianya akan dijadikan kantin masih terlihat kosong.
Pengunaan nama guru besar FBS Unesa sebagai nama gedung, seperti Auditorium FBS yang berubah nama menjadi Auditorium Prof. Dr. Leo Indra Ardiana. Memang pengunaan nama guru besar seakan menjadi bukti penghormatan FBS Unesa terhadap jasa-jasa yang telah dilakukan.
Tetapi relokasi warung kantin di bawah perpustakaan Falkutas Bahasa dan Seni ( FBS ) masih belum pasti, hal tersebut terlihat ketika perpustakaan sudah siap tetapi namun persiapan pembongkaran warung masih menunjukan akan dilaksanakan. Apabila hal tersebut direalisasikan, maka setidaknya akan membuat beberapa perubahan. Perubahan tersebut tampak pada kepaktrisan pengunjung yang tidak perlu tersebar ke beberapa tempat hanya untuk mencari tempat makan.
Keberadaan tempat makan yang terpusat tentu akan membuat efisiensi pengelolaan lingkungan kantin, tapi juga terdapat sisi kurang bersahabat pada relokasi tersebut. misalnya dari luas petak yang disediakan oleh pihak fakultas. Di tambah petak yang disediakan oleh falkultas hanya berjumlah 6 petak. Kurang dari jumlah pemilik warung di FBS yang berjumlah kurang lebih 8 warung.
Pemilik kantin lebih memilih memilih menempati warung atau kantin yang sudah ada dari pada harus menempati kantin baru, mereka mengangap sewa kantin baru masih terlalu tinggi sehinga mereka khawatir tidak mampu melunasi pembayaran sewa. Tetapi diantara perkembangan ada yang dirasakan sama saja. Antara lain tempat parkir yang tidak mampu lagi menampung motor mahasiswa yang dari tahun-ketahun terus bertambah tetapi tidak ada penambahan luas parkiran baru. Meskipun awal semester ganjil kemarin ada perbaikan tetapi hanya perbaikan penampilan parkiran kita bukan luas tempat parkir yang sebenarnya lebih kita butuhkan.
Hal ini menimbulkan ke semerawutan motor yang diparkir sehinnga tidak enak bila kita lihat, tetapi dampak yang sering kita terima adalah tergoresnya motor kita karena orang lain parkir sembarangan. Atapun tidak amanya parkiran kita yang sering teman kita kehilangan helm ataupun bagian tertentu dari motornya. Bahkan banyak mahasiswa FBS yang kehilangan motornya karena masalah parkir yang tidak terkendali.
Coba kita telusuri lagi fasilitas di jurusan bahasa Indonesia yang tepatnya toilet yang merupakan fasilitas yang penting atau besifat primer, tentunya sangat dibutuhkan. Tidak dapat kita bayangkan apabila kita kencing apabila ingin memyiram hajat kita bahkan untuk membersikan diri kita setelah melakukan hajat tersebut tidak dapat kita lakukan karena tidak tersedianya air. Hal ini meyebabkan pemandangan yang menggangu dan bau toilet kita sangat mengagangu, karena kebiasan umumnya terutama mahasiswa yang habis kencing pergi tanpa menyiram bahkan bila habis buang air besar tanpa menyiram kotoranya.
Kita sadari memang tidak bisa mengharapkan fasilitas mewah dari pihak Falkutas Bahasa dan Seni karena memang keterbatasan dana yang dimiliki tetapi setiaknya kita bisa menikmati toilet yang bersih, inilah yang kemudian membuat mahasiswa kita menuntut agar perbaikan dilakukan. ” kami menuntut agar pihak fakultas segera memperbaiki fasilitas kamar mandi mahasiswa di jurusan maupun falkutas,” kata Arif Susanto, ketua BEM JBSI. Dengan sehubungan tidak dihiraukannya permasalahan kamar mandi maka ada rencana mahasiswa untuk kencing di depan falkutas oleh setiap perwakilan jurusan, sebagai salah satu protes terhadap keberadaan kamar mandi yang sangat memprihatinkan.
Ketika dikonfirmasikan mereka memberikan tangapan bahwa mereka sebenarnya sudah melakukanya. Kran yang sudah tidak layak kami ganti dengan yang baru,” tutur pembantu dekan II ketika ditemui di ruang kerjanya. Perbaikan untuk menuju perubahan yang lebih, tetapi adanya fasilitas yang tidak terawat baik jangan sampai hanya menyalakan mahasiswa sebagai penguna fasilitas diangap tidak dapat mengunakanya dengan bijak. Bukanya kita memiliki hak setelah melakukan kewajiban kita yaitu membayar SOM, tugas mahasiswa yang paling besar adalah belajar. Jika masalah kecil seperti toilet saja tidak mampu menyelesaikan bagaimana masalah yang lebih besar.
mempunyai notebook bisa mengakses internet dengan fasilitas yang disediakan oleh jurusan, aktifitas mahasiswa di joglo kadang berlangsung sampai larut malam. Bahkan ada mahasiswa yang rela ” begadang” untuk mendownload film atau lagu-lagu terbaru. Hadirnya fasilitas ini juga sangat membantu mahasiswa untuk mengerjakan tugas-tugas kuliah. Selain itu, mahasiswa juga bisa mengirim surat elektronik atau berkomunikasi dengan teman mereka di dunia maya.
Namun masih juga ada kekurangan yang dirasakan dalam pengunaaan fasilitas ini. Mahasiswa yang mencoba internet sering mengeluhnya lamanya proses sambungan atau ditengah brosing atau dowload sambungan internet putus.
Sejak beberapa bulan terakhir, FBS Unesa sedang giat-giat Nya melakukan renovasi dan pembangunan-pembangunan gedung baru, salah satunya di sebelah selatan joglo FBS Unesa, berdiri bagunan baru yang mulanya merupakan bagunan kantin. Bagunan baru berlatai dua tersebut memang masih terlihat lengang dari aktivitas mahasiswa karena yang beroperasi baru perpustakaan yang terletak dilantai atas, sedangkan lantai bawah yang sedianya akan dijadikan kantin masih terlihat kosong.
Pengunaan nama guru besar FBS Unesa sebagai nama gedung, seperti Auditorium FBS yang berubah nama menjadi Auditorium Prof. Dr. Leo Indra Ardiana. Memang pengunaan nama guru besar seakan menjadi bukti penghormatan FBS Unesa terhadap jasa-jasa yang telah dilakukan.
Tetapi relokasi warung kantin di bawah perpustakaan Falkutas Bahasa dan Seni ( FBS ) masih belum pasti, hal tersebut terlihat ketika perpustakaan sudah siap tetapi namun persiapan pembongkaran warung masih menunjukan akan dilaksanakan. Apabila hal tersebut direalisasikan, maka setidaknya akan membuat beberapa perubahan. Perubahan tersebut tampak pada kepaktrisan pengunjung yang tidak perlu tersebar ke beberapa tempat hanya untuk mencari tempat makan.
Keberadaan tempat makan yang terpusat tentu akan membuat efisiensi pengelolaan lingkungan kantin, tapi juga terdapat sisi kurang bersahabat pada relokasi tersebut. misalnya dari luas petak yang disediakan oleh pihak fakultas. Di tambah petak yang disediakan oleh falkultas hanya berjumlah 6 petak. Kurang dari jumlah pemilik warung di FBS yang berjumlah kurang lebih 8 warung.
Pemilik kantin lebih memilih memilih menempati warung atau kantin yang sudah ada dari pada harus menempati kantin baru, mereka mengangap sewa kantin baru masih terlalu tinggi sehinga mereka khawatir tidak mampu melunasi pembayaran sewa. Tetapi diantara perkembangan ada yang dirasakan sama saja. Antara lain tempat parkir yang tidak mampu lagi menampung motor mahasiswa yang dari tahun-ketahun terus bertambah tetapi tidak ada penambahan luas parkiran baru. Meskipun awal semester ganjil kemarin ada perbaikan tetapi hanya perbaikan penampilan parkiran kita bukan luas tempat parkir yang sebenarnya lebih kita butuhkan.
Hal ini menimbulkan ke semerawutan motor yang diparkir sehinnga tidak enak bila kita lihat, tetapi dampak yang sering kita terima adalah tergoresnya motor kita karena orang lain parkir sembarangan. Atapun tidak amanya parkiran kita yang sering teman kita kehilangan helm ataupun bagian tertentu dari motornya. Bahkan banyak mahasiswa FBS yang kehilangan motornya karena masalah parkir yang tidak terkendali.
Coba kita telusuri lagi fasilitas di jurusan bahasa Indonesia yang tepatnya toilet yang merupakan fasilitas yang penting atau besifat primer, tentunya sangat dibutuhkan. Tidak dapat kita bayangkan apabila kita kencing apabila ingin memyiram hajat kita bahkan untuk membersikan diri kita setelah melakukan hajat tersebut tidak dapat kita lakukan karena tidak tersedianya air. Hal ini meyebabkan pemandangan yang menggangu dan bau toilet kita sangat mengagangu, karena kebiasan umumnya terutama mahasiswa yang habis kencing pergi tanpa menyiram bahkan bila habis buang air besar tanpa menyiram kotoranya.
Kita sadari memang tidak bisa mengharapkan fasilitas mewah dari pihak Falkutas Bahasa dan Seni karena memang keterbatasan dana yang dimiliki tetapi setiaknya kita bisa menikmati toilet yang bersih, inilah yang kemudian membuat mahasiswa kita menuntut agar perbaikan dilakukan. ” kami menuntut agar pihak fakultas segera memperbaiki fasilitas kamar mandi mahasiswa di jurusan maupun falkutas,” kata Arif Susanto, ketua BEM JBSI. Dengan sehubungan tidak dihiraukannya permasalahan kamar mandi maka ada rencana mahasiswa untuk kencing di depan falkutas oleh setiap perwakilan jurusan, sebagai salah satu protes terhadap keberadaan kamar mandi yang sangat memprihatinkan.
Ketika dikonfirmasikan mereka memberikan tangapan bahwa mereka sebenarnya sudah melakukanya. Kran yang sudah tidak layak kami ganti dengan yang baru,” tutur pembantu dekan II ketika ditemui di ruang kerjanya. Perbaikan untuk menuju perubahan yang lebih, tetapi adanya fasilitas yang tidak terawat baik jangan sampai hanya menyalakan mahasiswa sebagai penguna fasilitas diangap tidak dapat mengunakanya dengan bijak. Bukanya kita memiliki hak setelah melakukan kewajiban kita yaitu membayar SOM, tugas mahasiswa yang paling besar adalah belajar. Jika masalah kecil seperti toilet saja tidak mampu menyelesaikan bagaimana masalah yang lebih besar.
Kamis, 08 Mei 2008
realisme sastra atau sastra realisme
Kehidupan kita telah berubah tetapi mengapa dunia sastra tetap saja sekarang terasa hampa tanpa kehadiran pertentangan penganut sastra realisme dengan penganut sastra behavorisme yang sebenarnya sesuatu yang kita butuhkan. Karena dari pertentangan itu timbulah karya sastra dan sastrawan yang bermutu walau jaman sekarang karya sastra juga bisa dikatakan bermutu dengan tidak adanya pertentangan maka satra sendiri tidak terangkat. Bandingkan apabila penulis terkenal dengan penyanyi yang datang maka minat masyarakat yang lebih besar adalah pemusik. Dengan hal ini bisa dikatakan bahwa dunia sastra adalah dunia sebagian kecil masyarakat kita. Bila kita melihat masa yang lalu kekuatan politik penguasa sangat kuat. Terutama pada masa presiden soekarno Pada waktu itu kondisi politik sangat tergantung dengan pusat, dengan pengolongan dunia politik yang berimbas juga pada dunia sastra. Pada masa jaman penjajahan kita bila melihat karya sastra yang masih ada sampai sekarang adalah hanya bisa menikmati karya sastra yang seadanya karena banyak sastrawan yang dicekal karyanya dan hasilnya karya sastra itu cenderung hanya untuk memberikan hiburan belaka di masa sekarang di masa yang kebebasan di dengung dengungkan. Kita harus melakukan penyesuaian dalam pembuatan karya sastra kritik-kritik sosial harus kita hidupkan dalam karya sastra.
Pemakain konsep tentang kehidupan yang sedang terjadi masyarkat melalui sebuah teks yang bisa di baca orang bayak ataupun sebuah pertunjukan karya drama yang mengangkat moral para penikmatnya. Dalam kehidupan ini sebuah karya sastra bisa menjadi penumbuh semangat bagi setiap pembacanya, karya sastra realisme berguna untuk memperkuat kesadaran politik, masyarakat harus mengetahui musuh-musuhnya yang menghisap dalam hidupnya.
Kita harus membagunkan mereka dengan karya kita buka memberikan mimpi-mimpi indah yang tidak mungkin dicapai hanya dengan agan-angan. Kita harus membuat mereka kembali berpikir, kembali mempunyai semangat hidup, mau berkeringat demi perjuangan hidupnya, hingga memberikan segenap kemampuanya demi mengubah dunia kita ini melalui mengubah cara hidupnya .
Makanya kita harus melawan karya seni yang hanya bisa dimengerti oleh para seniman ataupun sastrawan karena seni sebenarnya memiliki dua fungsi utama yaitu mengibur dan memberikan suatu manfaat yang dapat diambil. Bagaimana sebuah karya sastra bisa memberikan manfaat jika masyarakat yang memilikinya tidak mengerti sama sekali yang dinginkan oleh seniman ataupun sastrawan.
Pramudya membuka karya sastra dengan karya-karyanya yang memberikan perlawanan tentang dirinya yang selalu ditekan kreatifitasnya baik itu melalui melalui fisik yakni dipenjara di pulau buru juga larangan keluar negeri dan juga sampai tahun 2000 tiap minggu wajib melapor ke polisi setempat. Juga yang mematikan kretifitasnya dalam pemikiran adalah pelarangan penerbita tetra logi nya juga penahanan tanpa pemeriksaan bagi yang mempunyai tetralogi Pramudia.
Tetapi karya pram juga bisa dimasukan dalam poskolonialisme karena mengungkapkan bagaimana penindalam penguasa terhadapap rahyatnya atau orang yang dibawahnya. Dibuktikan dengan dalam pemikiran karyanya yang ingin mengahapus bahasa Jawa yang sitem pemakaianya berdasarkan golongan-golongan berbeda dengan bahasa melayu yang tanpa perbedaan pemakain.
Pandanganya secara umum hampir tidak berubah pada awal ia berkarya hingga ia tutup usia, mungkin perbedaanya adalah hanyalah periode gerak perkembangan dalam katifitas karya sastranya. Yang di bagi dalam tiga periode yakni adalah periode sebelum lekra, di masa ini pramudya sebagai pejuang kemanusiaan dan keadilan bisa dikatakan masa yang polos. Ungkapan politisnya lebih banyak mucul sebagai produk kekecewaan atas dunia. Periode dua peride sesudah dia masuk lekra yang dimulai dengan dia pergi ke Cina yang mengakibatkan ia terpengaruh politik sastra di sana yang membawanya menjadi pribadi yang keras kepala, galak, polemis, dan tak mau berkompromi. Yang dikaakan dengan bergabungnya dengan lentera dan berkofontrasi dengan selain diluar pemikiranya atau yang menentang pemikiranya, masa yang ketiga adalah masa setelah lekra di basmi bersama segala sesuatu yang berhubungan dengan politik komunis yang membawa Pramudya mampu mengahsilakan karya sastra yang bermutu tinggi yang dapat dipertangungjawapkan secara moral dan kreatifitas seni.
Pemakain konsep tentang kehidupan yang sedang terjadi masyarkat melalui sebuah teks yang bisa di baca orang bayak ataupun sebuah pertunjukan karya drama yang mengangkat moral para penikmatnya. Dalam kehidupan ini sebuah karya sastra bisa menjadi penumbuh semangat bagi setiap pembacanya, karya sastra realisme berguna untuk memperkuat kesadaran politik, masyarakat harus mengetahui musuh-musuhnya yang menghisap dalam hidupnya.
Kita harus membagunkan mereka dengan karya kita buka memberikan mimpi-mimpi indah yang tidak mungkin dicapai hanya dengan agan-angan. Kita harus membuat mereka kembali berpikir, kembali mempunyai semangat hidup, mau berkeringat demi perjuangan hidupnya, hingga memberikan segenap kemampuanya demi mengubah dunia kita ini melalui mengubah cara hidupnya .
Makanya kita harus melawan karya seni yang hanya bisa dimengerti oleh para seniman ataupun sastrawan karena seni sebenarnya memiliki dua fungsi utama yaitu mengibur dan memberikan suatu manfaat yang dapat diambil. Bagaimana sebuah karya sastra bisa memberikan manfaat jika masyarakat yang memilikinya tidak mengerti sama sekali yang dinginkan oleh seniman ataupun sastrawan.
Pramudya membuka karya sastra dengan karya-karyanya yang memberikan perlawanan tentang dirinya yang selalu ditekan kreatifitasnya baik itu melalui melalui fisik yakni dipenjara di pulau buru juga larangan keluar negeri dan juga sampai tahun 2000 tiap minggu wajib melapor ke polisi setempat. Juga yang mematikan kretifitasnya dalam pemikiran adalah pelarangan penerbita tetra logi nya juga penahanan tanpa pemeriksaan bagi yang mempunyai tetralogi Pramudia.
Tetapi karya pram juga bisa dimasukan dalam poskolonialisme karena mengungkapkan bagaimana penindalam penguasa terhadapap rahyatnya atau orang yang dibawahnya. Dibuktikan dengan dalam pemikiran karyanya yang ingin mengahapus bahasa Jawa yang sitem pemakaianya berdasarkan golongan-golongan berbeda dengan bahasa melayu yang tanpa perbedaan pemakain.
Pandanganya secara umum hampir tidak berubah pada awal ia berkarya hingga ia tutup usia, mungkin perbedaanya adalah hanyalah periode gerak perkembangan dalam katifitas karya sastranya. Yang di bagi dalam tiga periode yakni adalah periode sebelum lekra, di masa ini pramudya sebagai pejuang kemanusiaan dan keadilan bisa dikatakan masa yang polos. Ungkapan politisnya lebih banyak mucul sebagai produk kekecewaan atas dunia. Periode dua peride sesudah dia masuk lekra yang dimulai dengan dia pergi ke Cina yang mengakibatkan ia terpengaruh politik sastra di sana yang membawanya menjadi pribadi yang keras kepala, galak, polemis, dan tak mau berkompromi. Yang dikaakan dengan bergabungnya dengan lentera dan berkofontrasi dengan selain diluar pemikiranya atau yang menentang pemikiranya, masa yang ketiga adalah masa setelah lekra di basmi bersama segala sesuatu yang berhubungan dengan politik komunis yang membawa Pramudya mampu mengahsilakan karya sastra yang bermutu tinggi yang dapat dipertangungjawapkan secara moral dan kreatifitas seni.
Langganan:
Postingan (Atom)