titik-titik dalam kehidupan akan aku ingat dan coba aku maknai kembali dalam sebuah tulisan
Senin, 09 November 2009
10 November 1945
Tiga tahun kemudian, Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu setelah dijatuhkannya bom atom (oleh Amerika Serikat) di Hiroshima dan Nagasaki. Peristiwa itu terjadi pada bulan Agustus 1945. Mengisi kekosongan tersebut, Indonesia kemudian memproklamirkan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945.
[sunting]
Masuknya Tentara Inggris & Belanda
Rakyat dan para pejuang Indonesia berupaya melucuti senjata para tentara Jepang. Maka timbullah pertempuran-pertempuran yang memakan korban di banyak daerah. Ketika gerakan untuk melucuti pasukan Jepang sedang berkobar, tanggal 15 September 1945, tentara Inggris mendarat di Jakarta, kemudian mendarat di Surabaya pada 25 Oktober. Tentara Inggris didatangkan ke Indonesia atas keputusan dan atas nama Sekutu, dengan tugas untuk melucuti tentara Jepang, membebaskan para tawanan yang ditahan Jepang, serta memulangkan tentara Jepang ke negerinya. Tetapi, selain itu, tentara Inggris juga membawa misi mengembalikan Indonesia kepada pemerintah Belanda sebagai jajahannya. NICA (Netherlands Indies Civil Administration) ikut membonceng bersama rombongan tentara Inggris. Itulah yang meledakkan kemarahan rakyat Indonesia di mana-mana.
[sunting]
Insiden di Hotel Yamato, Tunjungan, Surabaya
Setelah munculnya maklumat pemerintah tanggal 31 Agustus 1945 yang menetapkan bahwa mulai 1 September 1945 bendera nasional Sang Merah Putih dikibarkan terus di seluruh Indonesia, gerakan pengibaran bendera makin meluas ke segenap pelosok kota.
Di berbagai tempat strategis dan tempat-tempat lainnya, susul menyusul bendera dikibarkan. Antara lain di teras atas Gedung Kantor Karesidenan (kantor Syucokan, gedung Gubernuran sekarang, Jl Pahlawan) yang terletak di muka gedung Kempeitai (sekarang Tugu Pahlawan), di atas gedung Internatio, disusul barisan pemuda dari segala penjuru Surabaya yang membawa bendera merah putih datang ke Tambaksari (lapangan Gelora 10 November) untuk menghadiri rapat raksasa yang diselenggarakan oleh Barisan Pemuda Surabaya.
Saat itu lapangan Tambaksari penuh lambaian bendera merah putih, disertai pekik 'Merdeka' mendengung di angkasa. Walaupun pihak Kempeitai melarang diadakannya rapat tersebut, namun mereka tidak berdaya menghadapi massa rakyat yang semangatnya tengah menggelora itu. Klimaks gerakan pengibaran bendera di Surabaya terjadi pada insiden perobekan bendera di Yamato Hoteru/Hotel Yamato atau Oranje Hotel, Jl. Tunjungan no. 65 Surabaya.
Mula-mula Jepang dan Indo-Belanda yang sudah keluar dari interniran menyusun suatu organisasi, Komite Kontak Sosial, yang mendapat bantuan penuh dari Jepang. Terbentuknya komite ini disponsori oleh Palang Merah Internasional (Intercross). Namun, berlindung dibalik Intercross mereka melakukan kegiatan politik. Mereka mencoba mengambil alih gudang-gudang dan beberapa tempat telah mereka duduki, seperti Hotel Yamato. Pada 18 September 1945, datanglah di Surabaya (Gunungsari) opsir-opsir Sekutu dan Belanda dari Allied Command (utusan Sekutu) bersama-sama dengan rombongan Intercross dari Jakarta.
Rombongan Sekutu oleh Jepang ditempatkan di Hotel Yamato, Jl Tunjungan 65, sedangkan rombongan Intercross di Gedung Setan, Jl Tunjungan 80 Surabaya, tanpa seijin Pemerintah Karesidenan Surabaya. Dan sejak itu Hotel Yamato dijadikan markas RAPWI (Rehabilitation of Allied Prisoners of War and Internees, Bantuan Rehabilitasi untuk Tawanan Perang dan Interniran).
Karena kedudukannya merasa kuat, sekelompok orang Belanda di bawah pimpinan Mr. W.V.Ch Ploegman pada sore hari tanggal 18 September 1945, tepatnya pukul 21.00, mengibarkan bendera Belanda (Merah-Putih-Biru), tanpa persetujuan Pemerintah RI Daerah Surabaya, di tiang pada tingkat teratas Hotel Yamato, sisi sebelah utara. Keesokan hari ketika pemuda Surabaya melihatnya, seketika meledak amarahnya. Mereka menganggap Belanda mau menancapkan kekuasannya kembali di negeri Indonesia, dan dianggap melecehkan gerakan pengibaran bendera yang sedang berlangsung di Surabaya.
Begitu kabar tersebut tersebar di seluruh kota Surabaya, sebentar saja Jl. Tunjungan dibanjiri oleh rakyat, mulai dari pelajar berumur belasan tahun hingga pemuda dewasa, semua siap untuk menghadapi segala kemungkinan. Massa terus mengalir hingga memadati halaman hotel serta halaman gedung yang berdampingan penuh massa dengan luapan amarah. Agak ke belakang halaman hotel, beberapa tentara Jepang tampak berjaga-jaga. Situasi saat itu menjadi sangat eksplosif.
Tak lama kemudian Residen Sudirman datang. Kedatangan pejuang dan diplomat ulung yang waktu itu menjabat sebagai Wakil Residen (Fuku Syuco Gunseikan) yang masih diakui pemerintah Dai Nippon Surabaya Syu, sekaligus sebagai Residen Daerah Surabaya Pemerintah RI, menyibak kerumunan massa lalu masuk ke hotel. Ia ingin berunding dengan Mr. Ploegman dan kawan-kawan. Dalam perundingan itu Sudirman meminta agar bendera Triwarna segera diturunkan.
Ploegman menolak, bahkan dengan kasar mengancam, "Tentara Sekutu telah menang perang, dan karena Belanda adalah anggota Sekutu, maka sekarang Pemerintah Belanda berhak menegakkan kembali pemerintahan Hindia Belanda. Republik Indonesia? Itu tidak kami akui." Sambil mengangkat revolver, Ploegman memaksa Sudirman untuk segera pergi dan membiarkan bendera Belanda tetap berkibar.
Melihat gelagat tidak menguntungkan itu, pemuda Sidik dan Hariyono yang mendampingi Sudirman mengambil langkah taktis. Sidik menendang revolver dari tangan Ploegman. Revolver itu terpental dan meletus tanpa mengenai siapapun. Hariyono segera membawa Sudirman ke luar, sementara Sidik terus bergulat dengan Ploegman dan mencekiknya hingga tewas. Beberapa tentara Belanda menyerobot masuk karena mendengar letusan pistol, dan sambil menghunus pedang panjang lalu disabetkan ke arah Sidik. Sidik pun tersungkur.
Di luar hotel, para pemuda yang mengetahui kejadian itu langsung merangsek masuk ke hotel dan terjadilah perkelahian di ruang muka hotel. Sebagian yang lain, berebut naik ke atas hotel untuk menurunkan bendera Belanda. Hariyono yang semula bersama Sudirman turut terlibat dalam pemanjatan tiang bendera. Akhirnya ia bersama Kusno Wibowo berhasil menurunkan bendera Belanda, merobek bagian birunya, dan mengereknya ke puncak tiang kembali. Massa rakyat menyambut keberhasilan pengibaran bendera merah putih itu dengan pekik "Merdeka" berulang kali, sebagai tanda kemenangan, kehormatan dan kedaulatan negara RI.
Kemudian meletuslah pertempuran pertama antara Indonesia melawan tentara Inggris pada 27 Oktober 1945. Serangan-serangan kecil itu ternyata dikemudian hari berubah menjadi serangan umum yang hampir membinasakan seluruh tentara Inggris, sebelum akhirnya Jenderal D.C. Hawthorn meminta bantuan Presiden Sukarno untuk meredakan situasi.
[sunting]
Kematian Brigadir Jenderal Mallaby
Mobil Brigadir Jenderal Mallaby yang meledak di dekat Gedung Internatio
Setelah diadakannya gencatan senjata antara pihak Indonesia dan pihak tentara Inggris ditandatangani tanggal 29 Oktober 1945, keadaan berangsur-angsur mereda. Tetapi walau begitu tetap saja terjadi keributan antara rakyat dan tentara Inggris di Surabaya. Bentrokan-bentrokan bersenjata dengan tentara Inggris di Surabaya, memuncak dengan terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby, (pimpinan tentara Inggris untuk Jawa Timur), pada 30 Oktober 1945. Mobil Buick yang sedang ditumpangi Brigjen Mallaby dicegat oleh sekelompok milisi Indonesia ketika akan melewati Jembatan Merah. Karena terjadi salah paham, maka terjadilah tembak menembak yang akhirnya membuat mobil jenderal Inggris itu meledak terkena tembakan. Mobil itu pun hangus.
[sunting]
Ultimatum 10 November 1945
Setelah terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby, penggantinya (Mayor Jenderal Mansergh) mengeluarkan ultimatum yang merupakan penghinaan bagi para pejuang dan rakyat umumnya. Dalam ultimatum itu disebutkan bahwa semua pimpinan dan orang Indonesia yang bersenjata harus melapor dan meletakkan senjatanya di tempat yang ditentukan dan menyerahkan diri dengan mengangkat tangan di atas. Batas ultimatum adalah jam 6.00 pagi tanggal 10 November 1945.
Ultimatum tersebut ditolak oleh Indonesia. Sebab, Republik Indonesia waktu itu sudah berdiri (walaupun baru saja diproklamasikan), dan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) sebagai alat negara juga telah dibentuk.
Selain itu, banyak sekali organisasi perjuangan yang telah dibentuk masyarakat, termasuk di kalangan pemuda, mahasiswa dan pelajar. Badan-badan perjuangan itu telah muncul sebagai manifestasi tekad bersama untuk membela republik yang masih muda, untuk melucuti pasukan Jepang, dan untuk menentang masuknya kembali kolonialisme Belanda (yang memboncengi kehadiran tentara Inggris di Indonesia).
Pada 10 November pagi, tentara Inggris mulai melancarkan serangan besar-besaran dan dahsyat sekali, dengan mengerahkan sekitar 30.000 serdadu, 50 pesawat terbang, dan sejumlah besar kapal perang.
Berbagai bagian kota Surabaya dihujani bom, ditembaki secara membabi-buta dengan meriam dari laut dan darat. Ribuan penduduk menjadi korban, banyak yang meninggal dan lebih banyak lagi yang luka-luka. Tetapi, perlawanan pejuang-pejuang juga berkobar di seluruh kota, dengan bantuan yang aktif dari penduduk.
Pihak Inggris menduga bahwa perlawanan rakyat Indonesia di Surabaya bisa ditaklukkan dalam tempo 3 hari saja, dengan mengerahkan persenjataan modern yang lengkap, termasuk pesawat terbang, kapal perang, tank, dan kendaraan lapis baja yang cukup banyak.
Namun di luar dugaan, ternyata para tokoh-tokoh masyarakat yang terdiri dari kalangan ulama' serta kyai-kyai pondok Jawa seperti KH. Hasyim Asy'ari, KH. Wahab Hasbullah serta kyai-kyai pesantren lainnya mengerahkan santri-santri mereka dan masyarakat umum (pada waktu itu masyarakat tidak begitu patuh kepada pemerintahan tetapi mereka lebih patuh dan taat kepada para kyai) juga ada pelopor muda seperti Bung Tomo dan lainnya. Sehingga perlawanan itu bisa bertahan lama, berlangsung dari hari ke hari, dan dari minggu ke minggu lainnya. Perlawanan rakyat yang pada awalnya dilakukan secara spontan dan tidak terkoordinasi, makin hari makin teratur. Pertempuran besar-besaran ini memakan waktu sampai sebulan, sebelum seluruh kota jatuh di tangan pihak Inggris.
Peristiwa berdarah di Surabaya ketika itu juga telah menggerakkan perlawanan rakyat di seluruh Indonesia untuk mengusir penjajah dan mempertahankan kemerdekaan. Banyaknya pejuang yang gugur dan rakyat yang menjadi korban ketika itulah yang kemudian dikenang sebagai Hari Pahlawan.
from: wikipedia Indonesia
14 Juta Charger Ponsel Nokia Ditarik
14 Juta Charger Ponsel Nokia Ditarik
NOKIA
Selasa, 10 November 2009 | 08:39 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com – Senin kemarin, Nokia mengumumkan niatnya untuk menarik dan mengganti 14 juta charger yang dibuat oleh BYD Co Ltd (Cina). Menurut Nokia, charger ini bisa rusak.
Tepatnya, cover plastic dari charger bisa terpisah, sehingga komponen bagian dalam charger terpapar dan berpotensi menimbulkan kejutan listrik. Namun menurut Nokia, belum ada kecelakaan yang terkait dengan charger tersebut.
Model charger yang terpengaruh adalah AC-3E dan AC-3U, yang diproduksi antara 15 Juni 2009 dan 9 Agustus 2009, dan model AC-4U yang dimanufaktur antara 13 April 2009 dan 25 Oktober 2009.
Untuk mengetahui apakah model charger Nokia yang Anda miliki termasuk dalam yang ditarik, silakan kunjungi http://chargerexchange.nokia.com. Situs ini akan membantu mengecek charger Anda, dan membantu Anda dengan langkah-langkah berikutnya.
Disebutkan, BYD akan menanggung biaya penggantian charger Nokia. Ini merupakan berita baik bagi investor Nokia; sebuah charger umumnya berbiaya sekitar US$ 1.
AP PHOTO/LIONEL CIRONNEAU
Warga berbagi kebahagiaan saat runtuhnya Tembok Berlin di Jerman, 12 November 1989.
Artikel Terkait:
Saya Tahu Tembok Berlin Pasti Runtuh
20 Tahun Runtuhnya Tembok Berlin
Senin, 9 November 2009 | 19:41 WIB
BERLIN, KOMPAS.com — Kartu domino raksasa bakal dirobohkan pada peringatan 20 tahun runtuhnya Tembok Berlin. Kartu tersebut juga menjadi penanda bagaimana pemerintahan komunis di Eropa Timur jatuh secara beruntun pada 1989.
Sementara itu, pada Senin (9/11), para pemimpin dunia akan bergabung bersama ribuan orang pada peringatan yang membuka jalan berakhirnya Perang Dingin. Perayaan utama di kota akan berlangsung di Gerbang Brandenburg, simbol reunifikasi Jerman tahun 1990.
Komunis Jerman Timur membangun tembok baja sepanjang 155 kilometer pada 1961 yang mengelilingi Berlin Timur. Tembok itu kemudian mencegah warga Jerman Timur lari ke wilayah negara kapitalis. Lebih dari 100 orang diyakini tewas di Tembok Berlin ketika berusaha melarikan diri. Tembok itu dibuka secara mendadak pada 9 November 1989 menyusul aksi protes pro-demokrasi.
Sementara itu, Guenter Schabowski, mantan pejabat Jerman Timur yang komentarnya menyebabkan ambruknya tembok, mengakui adanya kerusakan komunikasi dengan ketua partainya, Egon Krenz, mengenai pengumuman peraturan baru perjalanan warga Jerman Timur.
Dia mengatakan kepada BBC bahwa dia tidak menyesalkan apa yang disebut kesalahan sendiri yang menyebabkan Jerman bergabung secara damai.
Tambahan:
Pemisahan Jerman menjadi dua negara merupakan usaha pihak sekutu untuk mengurangi kekuatan suatu bangsa, ini juga terjadi di Korea, usaha yang gagal antara lain Vietnam, dan Indonesia. yang sekarang hangat ialah konflik Cina Taipe dan Taiwan.
Rabu, 04 November 2009
Tradisi dalam Sepotong Roti
Shutter Stock
Madu juga bisa digunakan sebagai pengganti selai untuk roti.
Minggu, 1 November 2009 | 06:55 WIB
Lusiana Indriasari
KOMPAS.com - Duduk di kedai sambil menyeruput kopi hitam atau teh panas, ditemani roti bakar sebagai cemilan, sudah menjadi kebiasaan lama masyarakat Singapura. Tradisi itu kini bahkan merambah sampai ke Jakarta.
Adalah Yakun Kaya Toast, kedai kopi milik Loi Ah Koon yang menjual tradisi itu ke Jakarta. Bedanya dengan tempat minum kopi lainnya di Jakarta yang modern, kedai kopi milik orang Singapura ini mempertahankan kesederhanaan dalam konsep makanan, penataan ruang, dan peralatan dapur yang digunakan.
Kesederhanaan, misalnya, bisa dilihat dari menu yang ditawarkan. Untuk roti bakar ada enam menu, roti bakar tradisional, roti bakar gula mentega, roti bakar keju, roti bakar perancis dengan keju dan selai kaya, serta roti bakar es krim.
Ada juga telur setengah matang, yang oleh orang Asia dipercaya mampu menambah stamina. Di daftar menu, telur setengah matang itu diberi nama soft-boiled eggs.
Cara memasak telur setengah matang ini ada tekniknya. Sebelum gerai dibuka, juru masak di Yakun Kaya Toast sudah lebih dulu merendam telur-telur ayam ras di dalam air panas selama 15 menit. Lantas bila ada yang memesan, telur yang sudah disiapkan di gerai tadi direndam lagi dengan air panas selama lima menit.
Hasilnya, telur setengah matang yang tidak benar-benar kental. Saat disendok, telur itu meleleh di dalam mulut. Agar tidak terlalu amis, telur setengah matang bisa ditaburi lada, garam, dan kecap asin yang disediakan.
Tradisi yang sederhana ini ternyata mampu menarik perhatian pembeli. Buktinya, sebagian besar pengunjung yang datang ke kedai kopi itu, menurut Andreas Susanto, Head Supervisor Yakun Kaya Toast, memilih menu tradisional Yakun Kaya Toast, seperti roti bakar tradisional dan telur setengah matang.
Dan perlu diketahui, roti bakar tradisional ini isinya sederhana saja. Dua lapis roti karamel dipanggang selama lebih kurang satu menit, lalu diolesi selai kaya. Di tengah-tengah roti tadi diberi beberapa potongan kecil mentega. Hidangan ini lebih enak kalau disantap saat masih hangat. Kalau digigit terasa garing di luar, tetapi ada kelembutan di dalamnya. Selain itu, perpaduan rasa selai kaya yang manis dan mentega yang gurih sungguh tidak bisa terlupakan. Nyes...!
Selai kaya
Selai kaya memang menjadi andalan utama Yakun Kaya Toast. Semua roti bakar di kedai itu selalu disajikan dengan selai kaya. Sebagian orang mengira selai kaya adalah selai yang terbuat dari buah srikaya. Namun, sebenarnya selai kaya ini terbuat dari santan, gula, dan telur yang dikocok halus lalu diberi aroma pandan.
Bagi konsumen yang kurang puas menikmati selai kaya dalam sepotong roti, gerai Yakun Kaya Toast juga menyediakan kemasan di dalam botol. Anda bisa membawa pulang selai yang gurih ini setelah membayar Rp 88.000 per botol. Mereka juga menjual kopi bubuk dan teh dalam kemasan kantong.
Karena semua roti bakar disajikan dengan selai kaya, yang kemudian bisa membedakan satu roti bakar dengan lainnya adalah pelengkap selai kayanya. Ada roti bakar isi mentega, roti bakar isi gula dan mentega, serta roti keju. Ada juga roti bakar es krim dengan rasa stroberi, cokelat, dan durian.
Yang membuat unik roti bakar Yakun Kaya Toast adalah roti karamel yang digunakan sebagai bahan dasar. Roti karamel ini dibuat dengan resep khusus keluarga Ah Koon, tetapi sudah bisa dibuat sendiri di Indonesia.
”Kami memiliki pemasok sendiri di Indonesia,” kata Andreas. Berbeda dengan roti tawar pada umumnya, roti karamel lebih padat. Namun, khusus untuk menu French toast, Yakun Kaya Toast menggunakan roti tawar yang empuk. Pertama, French toast dibakar, lalu di atasnya diberi keju jenis cheddar.
”Roti bakar yang enak bisa untuk memulai persahabatan hari ini.” Begitulah moto yang ditawarkan Yakun Kaya Toast untuk melayani calon pembelinya.
Moto itu dipakai generasi penerus Ah Koon untuk mengenang tradisi di kedai kopi. Pada masa lalu, ketika Ah Koon memulai berjualan kopi, teh, telur setengah matang, dan roti bakar di Telok Ayer Basin, Singapura, pada tahun 1944, pelanggannya datang dari berbagai kalangan, mulai dari kuli, pedagang, rentenir, polisi, dan seterusnya.
Para pelanggan ini bisa ngobrol di kedai kopi Ah Koon sampai berjam-jam. Ada yang sekadar mengobrol ringan dengan teman sampai mengobrol urusan bisnis serius.
Tradisi ini tampaknya berlanjut di Yakun Kaya Toast. Pengunjung yang datang ke gerai Yakun Kaya Toast di mal juga betah duduk berlama-lama. Andreas mengamati, ada pelanggannya yang bahkan selalu datang pada pagi dan sore hari.
Harga makanan dan minuman di Yakun Kaya Toast relatif murah. Aneka roti bakar itu dijual dengan harga Rp 13.000. Sementara untuk minuman harganya bervariasi antara Rp 11.000 dan Rp 15.000. Minuman yang ditawarkan memang hanya teh dan kopi. Variasinya pun tidak banyak, yaitu hanya teh/kopi asli atau teh/kopi dengan susu atau krim.
Konsep sederhana juga terlihat dari interior dan peralatan dapur yang digunakan. Kalau mau menilik ”dapur” Yakun Kaya Toast yang biasanya terletak di depan tempat penjualan, bisa dilihat teko-teko dengan corong panjang. Di atas teko ada saringan khusus untuk menyaring teh atau kopi yang akan disajikan. Teko-teko ini terbuat dari bahan baja antikarat.
Alat untuk memanggang roti di situ juga sederhana saja, yaitu dengan meletakkan kawat baja antikarat ukuran besar di atas kompor gas. Kombinasi kesederhanaan dan selai kaya membuat orang betah berlama-lama di kedai kopi Ah Koon.
Kroser Petani dari Gunung Sumbing
Rabu, 4 November 2009 | 01:55 WIB
Laporan wartawan KOMPAS.com Fikria Hidayat
Foto lengkap di: KOMPAS IMAGES
SOLIDHIN menggeber gas sepeda motornya, meraung-raung mengitari lapangan sepak bola berupaya membalap empat rekannya yang berada di depan. Aksi kejar-kejaran mereka menjadi tontonan gratis warga lereng Gunung Sumbing di Dusun Garung, Desa Butuh, Kecamatan Kali Kajar, Wonosobo, Jawa Tengah.
Lapangan mini yang dingin disaput kabut sore itu, berubah menjadi arena motokros. Para petani yang memiliki sepeda motor pengangkut pupuk, berkumpul adu tanding kemampuan sepeda motor, balapan, jumping dan zig-zag saling mendahului.
Kegiatan itu rupanya sudah rutin dilakukan para petani khususnya para pemuda setempat untuk mengisi waktu usai rutinitas bertani atau mengangkut pupuk ke lereng Gunung Sumbing. "Saat musim tanam atau menunggu musim panen tembakau, sore hari biasa mereka berkumpul di lapangan, membuat hiburan sendiri dengan balapan motor," terang Habib warga setempat.
Jangan bayangkan sepeda motor para petani tembakau tersebut layaknya special engine seorang kroser sungguhan. Sepeda motor mereka untuk transportasi biasa, bahkan banyak usianya sudah tua yang dimodifikasi untuk medan off-road. Untuk mensiasati medan basah berlumpur, mereka membalut rantai ke roda belakang.
Karung masih menempel di jok sepeda motor mereka, aroma pupuk kandang masih melekat di tubuh mereka, tapi demi hiburan, balapan pun tetap dilakukan.
Sepeda motor berfungsi mengangkut pupuk kandang untuk tanaman tembakau. Mereka biasa mengangkutnya hingga ke ketinggian 1.500 meter di atas permukaan laut menuju areal pertanian yang sedang digarap. Para petani juga bisa menjadi ojek mengangkut pupuk bagi mereka yang tidak memiliki angkutan.
"Berat sekali kalau harus berjalan mengangkat puluhan kilogram pupuk ke atas (lereng gunung), lebih mudah pakai sepeda motor, walaupun sepeda motor tua tapi sudah kita modifikasi, kita juga jadi ojek motor dalam sehari 3 hingga 5 kali naik turun mengangkut pupuk," ungkap Habib.
Petani yang bekerja sebagai ojek menerima upah Rp 5.000 sekali angkut ke lereng Gunung Sumbing. Sekali naik mereka membawa tiga karung pupuk kandang dan turunnya membawa kayu bakar. Tak jarang mereka terjatuh di sisi jurang atau di medan yang lembek, namun syukur hingga sekarang belum pernah memakan korban. "Kita sudah terbiasa bahkan ada juga yang ikut balapan resmi, hahaha..." seloroh Solodhin.
Saat matahari tenggelam di balik lereng gunung, raung sepeda motor para petani itu pun mereda. Mereka kambali ke rumah masing-masing berkumpul bersama keluarga, istirahat dan bergumul dengan dingin yang menusuk. FIA
Definisi Hermeneutika
Diposkan oleh sunny di 03:18 . Sabtu, 02 Mei 2009
Label: Definisi Hermeneutika, DIALEKTIKA, DUALISME, EMPIRISME
Enam Definisi Hermeneutika
Reza Antonius Wattimena
Definisi hermeneutika masihlah terus berkembang. Menurut Richard E. Palmer, definisi hermeneutika setidaknya dapat dibagi menjadi enam. Sejak awal, hermeneutika telah sering didefinisikan sebagai ilmu tentang penafsiran (science of interpretation).[1] Akan tetapi, secara luas, hermeneutika juga sering didefinisikan sebagai, pertama, teori penafsiran Kitab Suci (theory of biblical exegesis). Kedua, hermeneutika sebagai metodologi filologi umum (general philological methodology). Ketiga, hermeneutika sebagai ilmu tentang semua pemahaman bahasa (science of all linguistic understanding). Empat, hermeneutika sebagai landasan metodologis dari ilmu-ilmu kemanusiaan (methodological foundation of Geisteswissenschaften). Lima, hermeneutika sebagai pemahaman eksistensial dan fenomenologi eksistensi (phenomenology of existence dan of existential understanding). Dan enam, hermeneutika sebagai sistem penafsiran (system of interpretation). Hermeneutika sebagai sistem penafsiran dapat diterapkan, baik secara kolektif maupun secara personal, untuk memahami makna yang terkandung dalam mitos-mitos ataupun simbol-simbol.
Keenam definisi tersebut bukan hanya merupakan urutan fase sejarah, melainkan pendekatan yang sangat penting didalam problem penafsiran suatu teks. Keenam definisi tersebut, masing-masing, mewakili berbagai dimensi yang sering disoroti dalam hermeneutika. Setiap definisi membawa nuansa yang berbeda, namun dapat dipertanggungjawabkan, dari tindakan manusia menafsirkan, terutama penafsiran teks.[2] Tulisan ini mau memberikan kerangka menyeluruh tentang keenam definisi tersebut, yang lebih banyak berfungsi sebagai pengantar pada arti sesungguhnya dari hermeneutika.
Teori Penafsiran Kitab Suci
Pengertian tertua, dan mungkin yang paling banyak dipahami oleh banyak orang, adalah hermeneutika sebagai prinsip-prinsip penafsiran kitab suci (principles of biblical interpretation). Ada pembenaran yang bersifat historis terhadap pemahaman ini, karena kata hermeneutika pada era modern memang digunakan untuk mengisi kebutuhan akan panduan dalam penafsiran Kitab Suci. Akan tetapi, hermeneutika bukanlah isi penafsiran, melainkan metodenya. Perbedaan antara penafsiran aktual (exegesis) dan aturan-aturan, metode-metode, dan teori yang mengaturnya (hermeneutika) sudah sejak lama disadari, baik didalam refleksi teologis, dan kemudian didalam refleksi-refleksi non teologis.
Di Inggris, dan nantinya di Amerika, penggunaan kata hermeneutika mengikuti kecenderungan umum yang mengacu pada penafsiran kitab suci. Penggunaan pertama, setidaknya yang terdokumentasikan, dapat dilihat di Oxford English Dictionary pada 1737, yakni “mengambil kebebasan dengan tugas khusus yang suci, yang juga berarti melakukan tugas-tugas yang adil dan hermeneutika yang bijaksana.”[3]
Ketika penggunaan kata hermeneutika meluas pada teks-teks non kitab suci, biasanya teks tersebut sangatlah sulit untuk dimengerti, sehingga membutuhkan metode khusus untuk mengerti makna yang tersembunyi. Salah satu bentuk hermeneutika non kitab suci dirumuskan oleh Edward Burnett Taylor pada Primitive Culture (1871). Ia menulis, “Tidak ada legenda, tidak ada alegori, tidak rima, yang tidak membutuhkan hermeneutika untuk mengerti mitologi-mitologi.”[4] Dengan demikian, seperti sudah disinggung sebelumnya, penggunaan kata hermeneutika pada bidang-bidang non kitab suci seringkali ditujukan pada teks-teks yang memiliki makna tersembunyi yang sulit dimengerti, sehingga membutuhkan penafsiran khusus untuk menangkap makna tersebut.
Kata hermeneutika biasanya sering ditarik genesisnya sampai abad ke-17. Akan tetapi, proses menafsirkan, baik itu dalam bentuk penafsiran religius, sastra, maupun bahasa-bahasa hukum, dapat dirunut langsung kejaman Yunani maupun Romawi Kuno. Sejarahnya bisa dirunut sampai panjang sekali. Kedetilan historis semacam itu tidak dapat dipresentasikan disini. Akan tetapi, ada dua butir refleksi yang kiranya bisa berguna untuk kita, yakni akar hermeneutik yang sebenarnya bisa ditemukan dalam proses penafsiran Kitab Suci, dan pertanyaan lainnya yang mencangkup keluasan bidang refleksi hermeneutika.
Tanpa bermaksud untuk terjebak dalam detil, adalah penting bagi kita untuk mencatat, bahwa ada kecenderungan umum di dalam metode penafsiran Kitab Suci untuk menggunakan “sistem” penafsiran, di mana penafsiran difokuskan dengan satu metode tertentu yang telah diakui bersama. “Sistem” semacam itu seringkali dirumuskan dalam bentuk prinsip-prinsip yang berfungsi sebagai kerangka panduan. Suatu teks tidak dapat ditafsirkan dengan bersandar pada teks itu sendiri, karena hal tersebut tidaklah mungkin. Suatu teks hanya bisa ditafsirkan di bawah pengaruh semangat jaman tertentu. Misalnya, penafsiran teks-teks Kitab Suci pada jaman Pencerahan cenderung optimistik terhadap kebebasan manusia dan memuat nilai-nilai moral yang juga bersifat optimistis. Dalam arti ini, hermeneutika adalah cara ataupun metode sang penafsir untuk menemukan makna tersembunyi di dalam teks.
Pertanyaan lain banyak berkaitan dengan keluasan dan ruang lingkup hermeneutika. Dalam hal ini, setidaknya ada pendapat yang saling berdebat satu sama lain, yakni disatu sisi ada pendapat yang melihat bahwa hermeneutika haruslah merumuskan sebuah teori yang eksplisit sebagai panduan dalam menafsirkan teks, dan disisi lain ada pendapat yang melihat bahwa metode hermeneutika haruslah tidak dirumuskan secara eksplisit, melainkan implisit dan terwujud di dalam praksis penafsiran yang dikaitkan dengan pengaruh-pengaruh lainnya. Misalnya, seorang teolog yang bernama Gerard Ebeling tengah melakukan studi tentang “hermeneutika Luther”. Dalam hal ini, apakah ia harus memfokuskan diri untuk tetap pada analisa persepsi Luther tentang penafsiran, atau ia harus juga menempatkan tesis Luther tentang hermeneutika dengan tulisan-tulisan Luther yang lainnya? Ebeling melakukan keduanya. Masalahnya, apakah metode yang ia gunakan tersebut harus dalam bentuk-bentuk prinsip yang jelas berkaitan dengan tesis hermeneutika yang dirumuskan Luther, ataukah biarkan metode tersebut mewujud di dalam praktek penafsiran yang melibatkan berbagai aspek lain, yang mungkin mempengaruhi cara Luther merumuskan tesis hermeneutikanya. Yang paling baik memang menggabungkan keduanya, seperti yang dilakukan oleh Ebeling.
Dengan demikian, di dalam tegangan antara metode hermeneutika yang eksplisit fokus pada satu fenomen, atau pada metode hermeneutika yang mau menangkap yang tersembunyi di balik fenomen-fenomen lainnya, yang mungkin mempengaruhi fenomen yang ingin dianalisa, hermeneutika dan pemahaman yang mendalam tentangnya, baik secara epistemologis maupun ontologis, adalah sangat penting untuk mencari pengertian yang lebih dalam tentang cara manusia menafsirkan dirinya, maupun menafsirkan “dunianya”.
FALSAFA GERAKAN SHALAT
FALSAFA GERAKAN SHALAT
From: http://islamireligius.blogspot.com/2009/08/falsafa-gerakan-shalat.html
Derajat “khusyu’” bisa didapatkansetiap hamba Nya dalam sholat, jika ia bisa “melihat” Allah SWT hadir dihadapannya atau merasakan dirinya sedang “dilihat” oleh Nya. Seperti kita sedang menghadap seorang raja. Berikut kami sampaikan falsafah gerakan sholat, yang digambarkan seperti sedang menghadap seorang raja.
Wudhu: Ketika seorang hamba hendak menghadap Raja, tentu ia akan mempersiapkan diri sebaik mungkin. Ia bersihkan badannya, memakai baju terbaik, dengan dandanan yang sempurna dan tak lupa menyemprotkan minyak wangi terharum ketubuhnya.Sehingga memperlihatkan penampilan yang terbaik.
2. Niat: Selain mempersiapkan penampilan luar yang sempurna, hamba tersebut juga harus mempersiapkan mentalnya. Mental yang teguh akan menumbuhkan kepercayaan diri, sehingga tidak timbul keragu-raguan.
3. Takbiratul ikhram: Hamba tersebut segera berangkat dan tiba di pintu gerbang istana, ia menyerahkan diri sepenuhnya kepada pemeriksaan penjaga istana. “Tangan diangkat” sebagai tanda menyerah, ia serahkan segala atribut yang dia miliki, termasuk senjata berbahaya yang mungkin dia bawa. Sehingga tidak ada lagi yang tersisa, selain tubuh dan selembar kain yang menempel di badan. Sebagai bukti bahwa ia menyerahkan diri sepenuhnya kepada sang paduka Raja.
4. Tangan bersidekap (Kedua tangan di dada, tangan kanan diatas tangan kiri): Selanjutnya ia dibawa menghadap sang paduka Raja oleh penjaga dengan tangan di”borgol”, sehingga ia tidak mampu berbuat apa-apa lagi, selain mengikuti kehendak sang penjaga. Ia tidak bisa melakukan aktifitas lain selain tunduk dan takluk. Semua ini ia lakukan dengan rela dan penuh keikhlasan, dengan harapan bisa selamat sampai dihadapan sang paduka Raja.
5. Ruku’: Sampailah sang hamba di pintu ruang utama tempat tinggal sang paduka Raja, dan raja pun nampak padanya, maka ia serta merta merundukkan badannya sebagai bentuk penghormatan kepada sang paduka Raja.
6. I’tidal: Lalu ia melangkahkan kakinya menghadap sang paduka Raja.
7. Sujud: Ketika ia sudah berada dihadapan sang paduka Raja, iapun segera menjatuhkan badannya, sujud, tunduk dihadapan sang paduka Raja. Ia mulai meratap, memohon ampunan dari kesalahan yang pernah diperbuat, meminta belas kasihan, meminta bantuan dan segala keinginan yang ia utarakan lansung kepada sang paduka Raja. Ia yakin keinginannya akan dikabulkan, jika Raja mendengar langsung semua permohonannya.
8. Tahiyyat: Setelah segala keinginannya telah diutarakan kepada sang paduka Raja, ia segera “duduk bersimpuh” dan mulai menyanjung, memuji dan berterima kasih atas kebaikan sang paduka Raja yang telah menerima dan menjaga keselamatannya.
9. Salam: Waktu berpamitan telah tiba, iapun segera pergi dari hadapan sang paduka Raja dan meninggalkan istananya.
10. Dzikir dan Do’a: Ketika ia sudah tidak berada dihadapan sang paduka raja dan jauh diluar istananya, ia tidak lantas melupakan Raja yang telah melimpahkan begitu banyak nikmat kepadanya. Ia terus berusaha supaya bisa tetap menjalin hubungan dengan sang paduka Raja. Berbagai sarana ia manfaatkan, mulai dari surat menyurat (hari gini ya SMS an…), memberikan upeti dari hasil buminya dan hadiah-hadiah lain yang bisa ia berikan sebagai bentuk terima kasih kepada sang Raja. Semua itu ia lakukan dengan harapan sang Raja tetap ingat kepadanya dan menjaga keselamatannya.
Sholat merupakan sarana komunikasi seorang hamba dengan Allah SWT, yang dilakukan secara “empat mata”. Hamba tersebut menyaksikan Allah SWT dihadapannya dan Allah SWT melihat hambanya sedang menghadap kepada Nya. Dalam keadaan seperti ini seorang hamba seharusnya bertaubat, berdo’a dan memohon segala yang diinginkannya.
semoga ibadah kita senantiasa mencapai derajat ibadah khusyu', sehingga bisa diterima dan diridhoi Nya.
a
Dinosaurus Lapis Baja Ditemukan
Bill Parsons
Spesies baru dinosaurus yang disebut Tatankacephalus cooneyorum, mungkin memiliki kulit berlapis bahan keras.
Sabtu, 31 Oktober 2009 | 14:36 WIB
MONTANA, KOMPAS.com — Sepasang suami istri paleontolog telah menemukan spesies baru dinosaurus yang hidup 112 juta tahun lalu di wilayah yang kini menjadi Montana. Uniknya, dinosaurus tersebut memiliki lapisan keras di kulitnya sehingga mirip kendaraan lapis baja.
Keduanya, Bill dan Kris Parsons, dari Buffalo Museum of Science, New York, menemukan tengkorak dino tersebut di lereng bukit di Montana tahun 1997. Mereka kemudian meneruskan pencarian dan penggalian hingga terkumpul fosil yang hampir lengkap, termasuk tengkorak dengan lapisan pelindungnya, potongan rusuk, tulang belakang, dan tulang kaki.
Hewan yang kemudian dinamai Tatankacephalus cooneyorum adalah sejenis ankylosaurus, dinosaurus pemakan tanaman yang tubuhnya ditutupi lapisan tulang. Lapisan itu mungkin berwarna, dan bahannya serupa kerapak kura-kura atau paruh burung.
"Mereka adalah dinosaurus besar yang berjalan dengan empat kaki dan berpelindung seperti tank Sherman," kata Bill Parsons tentang hewan yang panjangnya mencapai 4,5 hingga 6 meter itu.
Selain berlapis baja, dinosaurus ini dilengkapi juga dengan dua pasang tanduk lancip, satu di pipinya dan satu pasang lagi di sekitar matanya. Ia memiliki dua lapisan tebal di belakang kepala dan bagian yang keras di sekitar hidung.
Bill Parsons yakin, semasa hidupnya, T cooneyorum ditutupi ratusan atau ribuan keping lapisan keras, memiliki sirip keras di punggung, dan duri di bagian ekornya, serupa dengan ankylosaurus.
Untuk menghindari pemangsa, ankylosaurus mungkin merundukkan tubuhnya di tanah dan menarik kepalanya, sementara tanduk di kepalanya melindungi dari gigitan ke arah leher.
Adapun jenis yang ditemukan ini diduga merupakan jenis yang muncul setelah ankylosaurus yang lebih primitif dan ankylosaurus yang hadir kemudian dengan tanduk lebih besar dan bagian hidung lebih lengkung.
Konflik
From: Wikipedia Imdonesia
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan Integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik.Daftar isi [sembunyikan]
1 Faktor penyebab konflik
2 Jenis-jenis konflik
3 Akibat konflik
4 Contoh konflik
5 Lihat pula
[sunting]
Faktor penyebab konflik
Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.
Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya. Misalnya, ketika berlangsung pentas musik di lingkungan pemukiman, tentu perasaan setiap warganya akan berbeda-beda. Ada yang merasa terganggu karena berisik, tetapi ada pula yang merasa terhibur.
Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda.
Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik.
Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok.
Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda. Sebagai contoh, misalnya perbedaan kepentingan dalam hal pemanfaatan hutan. Para tokoh masyarakat menanggap hutan sebagai kekayaan budaya yang menjadi bagian dari kebudayaan mereka sehingga harus dijaga dan tidak boleh ditebang. Para petani menbang pohon-pohon karena dianggap sebagai penghalang bagi mereka untuk membuat kebun atau ladang. Bagi para pengusaha kayu, pohon-pohon ditebang dan kemudian kayunya diekspor guna mendapatkan uang dan membuka pekerjaan. Sedangkan bagi pecinta lingkungan, hutan adalah bagian dari lingkungan sehingga harus dilestarikan. Di sini jelas terlihat ada perbedaan kepentingan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya sehingga akan mendatangkan konflik sosial di masyarakat. Konflik akibat perbedaan kepentingan ini dapat pula menyangkut bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Begitu pula dapat terjadi antar kelompok atau antara kelompok dengan individu, misalnya konflik antara kelompok buruh dengan pengusaha yang terjadi karena perbedaan kepentingan di antara keduanya. Para buruh menginginkan upah yang memadai, sedangkan pengusaha menginginkan pendapatan yang besar untuk dinikmati sendiri dan memperbesar bidang serta volume usaha mereka.
Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.
Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial. Misalnya, pada masyarakat pedesaan yang mengalami proses industrialisasi yang mendadak akan memunculkan konflik sosial sebab nilai-nilai lama pada masyarakat tradisional yang biasanya bercorak pertanian secara cepat berubah menjadi nilai-nilai masyarakat industri. Nilai-nilai yang berubah itu seperti nilai kegotongroyongan berganti menjadi nilai kontrak kerja dengan upah yang disesuaikan menurut jenis pekerjaannya. Hubungan kekerabatan bergeser menjadi hubungan struktural yang disusun dalam organisasi formal perusahaan. Nilai-nilai kebersamaan berubah menjadi individualis dan nilai-nilai tentang pemanfaatan waktu yang cenderung tidak ketat berubah menjadi pembagian waktu yang tegas seperti jadwal kerja dan istirahat dalam dunia industri. Perubahan-perubahan ini, jika terjadi seara cepat atau mendadak, akan membuat kegoncangan proses-proses sosial di masyarakat, bahkan akan terjadi upaya penolakan terhadap semua bentuk perubahan karena dianggap mengacaukan tatanan kehiodupan masyarakat yang telah ada.
[sunting]
Jenis-jenis konflik
Menurut Dahrendorf, konflik dibedakan menjadi 4 macam :
konflik antara atau dalam peran sosial (intrapribadi), misalnya antara peranan-peranan dalam keluarga atau profesi (konflik peran (role))
konflik antara kelompok-kelompok sosial (antar keluarga, antar gank).
konflik kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan massa).
konflik antar satuan nasional (kampanye, perang saudara)
konflik antar atau tidak antar agama
konflik antar politik.
Akibat konflik
Hasil dari sebuah konflik adalah sebagai berikut :
meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok (ingroup) yang mengalami konflik dengan kelompok lain.
keretakan hubungan antar kelompok yang bertikai.
perubahan kepribadian pada individu, misalnya timbulnya rasa dendam, benci, saling curiga dll.
kerusakan harta benda dan hilangnya jiwa manusia.
dominasi bahkan penaklukan salah satu pihak yang terlibat dalam konflik.
Para pakar teori telah mengklaim bahwa pihak-pihak yang berkonflik dapat memghasilkan respon terhadap konflik menurut sebuah skema dua-dimensi; pengertian terhadap hasil tujuan kita dan pengertian terhadap hasil tujuan pihak lainnya. Skema ini akan menghasilkan hipotesa sebagai berikut:
Pengertian yang tinggi untuk hasil kedua belah pihak akan menghasilkan percobaan untuk mencari jalan keluar yang terbaik.
Pengertian yang tinggi untuk hasil kita sendiri hanya akan menghasilkan percobaan untuk "memenangkan" konflik.
Pengertian yang tinggi untuk hasil pihak lain hanya akan menghasilkan percobaan yang memberikan "kemenangan" konflik bagi pihak tersebut.
Tiada pengertian untuk kedua belah pihak akan menghasilkan percobaan untuk menghindari konflik.
Contoh konflik
Konflik Vietnam berubah menjadi perang.
Konflik Timur Tengah merupakan contoh konflik yang tidak terkontrol, sehingga timbul kekerasan. hal ini dapat dilihat dalam konflik Israel dan Palestina.
Konflik Katolik-Protestan di Irlandia Utara memberikan contoh konflik bersejarah lainnya.
Banyak konflik yang terjadi karena perbedaan ras dan etnis. Ini termasuk konflik Bosnia-Kroasia (lihat Kosovo), konflik di Rwanda, dan konflik di Kazakhstan.
Antara Krisis Pangan dan Krisis Sosial
Hot Topic Mon, 07 Apr 2008 14:22:00 WIB
Harga kebutuhan pangan dunia kini tak menentu, banyak faktor yang mempengaruhi kenaikan tersebut. Salah satu penyebanya adalah meningkatnya permintaan akan pangan yang tidak diimbangi dengan produksi untuk menutup permintaan tersebut.
Bagi Indonesia sendiri, kenaikan harga pangan dunia ini tentunya sangat mempengaruhi kebutuhan pangan dalam negeri. Efeknya berbagai kebutuhan pangan naik begitu cepat. Jika hal ini dibiarkan, bukan tidak mungkin bangsa Indonesia yang dulu terkenal dengan sebutan negara yang gemah ripah loh jinawi ini akan mengalami krisis pangan. Jika kita lihat ke depan, sepertinya memang makin hari krisis pangan ini mulai dirasa oleh sebagian rakyat Indonesia. Sebenarnya krisis pangan ini tidak akan terjadi jika pemerintah tanggap dengan berbagai kejadian alam yang sudah terjadi di Indonesia.
Ini dilihat dari beberapa tanda-tanda awal yang sebenarya sudah bisa kita rasakan di tahun lalu yang jika dibiarkan akan mengakibatkan krisis pangan. Kekacauan musim hujan dan musim kemarau, keterlambatan tanam, dan siklus panen yang bersamaan dengan musim hujan plus ditambah dengan kebutuhan pangan dunia yang harganya makin tinggi.
Jika pada tahun-tahun awal itu pemerintah serius menangani tanda-tanda ini, krisis pangan yang terjadi saat ini bisa diantisipasi dengan lebih baik. Sehingga tahun ini kita tidak terlalu panik dengan melonjaknya berbagai bahan pangan yang dibutuhkan oleh rakyat. Sayanganya, pemerintah terlihat kurang serius dalam menyikapi. Sehingga antrian untuk mendapatkan bahan kebutuhan pangan terjadi di beberapa wilayah Indonesia.
Untuk menanggulangi masalah ini, pemerintah seharusnya membuat manajemen cadangan pangan pokok dari tingkat nasional, tingkat daerah, dan tingkat rumah tangga. Dengan terciptanya managemen ini, kemungkinan akan kurangnya bahan pangan akan bisa dihindari. Karena jika masalah pangan ini tidak diatasi dengan baik. maka bukan tidak mungkin krisis sosial akan melanda bangsa ini.
Untuk mewujudkan cadangan pangan, pemerintah daerah secara berkala membangun dan mengembangkan gudang penyimpanan logistik pangan di daerahnya masing-masing. Berhubung tidak semua daerah otonom mempunyai kemampuan untuk menghasilkan pangan pokok secara mandiri, maka daerah yang surplus pangan harus bekerja sama dengan daerah yang minus untuk menjamin langkah intergratif dalam pengelolaan cadangan logistik nasional.
Ketahanan pangan ini sangatlah penting, karena ini merupakan kunci utama untuk meningkatkan kedaulatan pangan di negeri ini. Caranya adalah dengan meningkatkan kualitas produksi pertanian, menjaga stabilitas harga sehingga tidak terpengaruh oleh harga pangan dunia. Kebijakan dari kalangan pemerintah yang peduli dengan nasip para petani juga memegang peranan yang tak kalah pentingnya. Karena yang terjadi selama ini justru naiknya kebutuhan pangan ini, menjadikan kaum petani makin sulit. Para petani tidak lagi bisa menikmati hasil panennya. Karena meski harga beras naik, namun harga gabah terkadang masih berada di bawah harga minimum pembelian bulog. Kesulitan inilah yang membuat frustasi di kalangan para petani.
Memang selama ini pemerintah sangat optimis dengan berbagai skenario yang telah disahkan, namun pemerintah seyogyannya harus tetap mengedepankan kebutuhan rakyat yang memang menginginkan kestabilan harga pangan ini. Karena dalam kenyataan saat ini, rakyat telah mengalami masa sulit. Jadi apapun keputusan yang dilakukan oleh pemerintah, yang diinginkan rakyat hanya satu, yaitu turunnya harga kebutuhan pangan.
Bukankan keberhasilan sebuah pemerintah itu terlihat dari meningkatnya kesejahteraan rakyat, dan kesejahteraan yang paling nyata tidak lagi terlihat antrian untuk membeli sembako (murah) dan tidak ada lagi usaha kecil dan menengah yang gulung tikar akibat gejolak harga. (ida)
Gambar:www.mongabay.com
Sumber: CBN
Ternyata Lebih pintar SD daripada sekarang
Yang lucu yang terlintas dalam ingatan ku kembali bagaimana proses pemikiranku waktu SD, ketika aku mengiginkan berpikir lebih dalam yang aku tahu jawaban semuanya berasal dari alam dan diri kita sendiri. Saat keinginanku berpikir mulai tumbuh, segera aku menuju tempat persembunyianku; sebuah pohon sawo. Karena dekat kolam ikan aku suka di sana di dahanya yang paling tinggi biasanya aku bertengger sambil melihat ikan. Aku berpikir bagaimanakah aku akan hidup, mejadi ikan atau air kolam tersebut. Bila menjadi ikan aku akan tetap terpasung pada pola kehidupan ini lahir berkembang dan mati hanya untuk tuan manusia yang memberikan kehidupan; sebuah kehidupan yang sangat ironis kita selalu saja menurut padanya tanpa memperhatikan apakah esensi dari fungsi ilahi semua mahluk diciptakan.
Berbeda dengan air yang selalu saja memberikan kehidupan bagi sekitarnya, air idak perna mati ia terus saja hidup melalui siklus hidupnya, itu yang selalu saja aku inginkan walaupun aku tidak ada di dunia ini tetapi 100 tahun setelah kematianku tetap saja aku dikenal, seperti karya Leo Tol Stoy; bukan dari perbuatan kontroversialku tetapi dari hal baik yang aku berikan pada dunia. Aku yakin yang bisa aku berikan hanya tulisanku, walau sampai sekarang gaya penuisanku belum matang, khas ciri penulis pemula walaupun idenya sangat bagus, kecenderungan lebih bagus daripada penulis senior. Tapi bentuk tulisanya masih kaku; walaupun aku ingat pertama kali aku menulis waktu kelas tiga SD. Sebuah pengalaman yang sangat lama sesunguhnya. Tapi perkemabangan kreativitasku tidak berkembang pesat, dilihat dari waktu yang sudah melebihi lima belas tahun. Walaupun tulisan pertamaku ialah sebuah penceritaan ketika aku akan memulai kativitas berangkat sekolah. Sebuah tema yang sangat sederhana tetapi sampai sekarang masih melekat erat ada dalam ingatanku.
foto Kita
- Persahabatan kadang menjadi menyenangkan bila kita melihat indah kisa yang tercipta di dalamnya, sedih bila kepercayaan kita ia salah pergunakan, dan gelih apabila kita bersama mereka melakukan perbuatan gila. *Nih dia salah satu kekompakan kami saat menyiksa salah satu teman kami, walaupun tidak ada kekerasan fisik apalagi seksual karena malahan korbanya tertawa senang. *Atau waktu menghabiskan waktu menonton TV walaupun layarnya tidak lebih besar dari kepala manusia yang melihatnya. Dasar loh! Rif pup sembarangan aja! Nih rasakan” ajian Semar Mendem aku! Tiada salahnya membagi apa yang kita punya pada orang lain! Daripada nanti wajahku kayak ! Mantan cover boy tahun delapan puluhan! Apapun acaranya, penting mejeng saja!
Pertayaan Dariku
Foto Trawas
Di dunia ini hal yang berbeda dari lainya ialah hal yang paling mudah dikenali:
Yang paling ketara di lihat pada foto ini:
1. Siapa nih! yang paling cantik?
2. Nih orang kok besar banget!
3. Namanya siapa sih tuh orang? Belagu banget waktu di foto!
1. Pertanyaaan nomer satu, gampang banget jawapanya, coba saja lihat siapa di sana wajahnya yang paling kinclong. Walaupun foto ini bukan hasil dari kamera digital, tetapi merupakan hasil scan, jawabanya:
is...nominated to: Mbak Dessy,
berbeda dengan banyanganya yang namanya cipoet. ha ha....kamu kan mengakuinya...
2. Pertanyaan nomer dua gampang aja tuh gue, tuh. di lihat dari penampilan yang begitulah.....
yang pas-pasan, hanya satu kayaknya kelebihanya yakni.....kelebihan berat badan dan kelebihan tinggi badan. Yang lainya kayaknya di bawah standart.
3. yNG KWTIGA jawap sendiri yah...
Facebook VS Blog
Facebook VS Blog
Hei Pras punya Facebook apa gak sih?
Gak punya!
Kenapa Gak bikin!
Karena....
Meskipun sekarang ini Facebooker semakin banyak jumlahnya, dan banyak blog yang seperti rumah berhantu. Banyak pengunjungnya tapi sebenarnya pemiliknya sudah lama tidak memposting ke blog lagi, karena terlalu sibuk catingan dengan Facebook yang lainya atau bisa dikatakan telah meningalkan kegiatan memblog. Aku akan bertahan pada Blog karena aku tidak kemabali ikuti tren yang ada, waktu beberapa tahun yang lalu sedang tren Blog rame-rame bersama berjuta-juta orang Indonesia yang baru melek internet aku membuat blog dan menkultuskan diri menjadi bloger. Ngambil berita di kanan-kiri, copy paste tulisan teman{tapi yang bukan tulisanku, biasanya aku kasih nama penulisnya atau surat kabarnya} tapi sekarang kayaknya aku kesepian di tingalkan teman-teman yang beralih profesi bloger menjadi facebooker, di tambah lagi facebook tetap sama bentuknya bila akun kita di buka melalui selular phone beda dengan blog. Tapi demi menghindari tren, karena aku ini orang yang gampang mengikuti tren{ikon mended* kalau tulisanya tdak salah}
Sabtu, 31 Oktober 2009
Awas, Pemuda Palestina Bosan dengan Kebuntuan Politik
Sabtu, 31 Oktober 2009 | 16:26 WIB
BETHLEHEM, KOMPAS.com - Keretakan antara dua kelompok besar Palestina makin meluas. Sementara, banyak pemuda di Tepi Barat, yang selama berpuluh tahun mengejutkan tentara dengan gerakan nasional mereka, kian meningkat kekecewaannya terhadap para pemimpin mereka.
Jumlah keanggotaan mereka sulit bertambah, namun puluhan wawancara yang dilakukan dengan para mahasiswa di universitas seluruh Tepi Barat justru menumbuhkan kebencian atas kegagalan para pemimpin Palestina untuk menghentikan pendudukan Israel, atau bahkan membentuk fron persatuan untuk menentangnya.
Mohammed Abu Latifa, seorang mahasiswa dari Universitas Bethlehem mengatakan, dia kehilangan kepercayaan terhadap partai Fatah yang dipimpin Presiden Mahmud Abbas yang didukung negara-negara Barat, karena dia gagal menghentikan perluasan pemukiman Israel di Tepi Barat.
"Presiden Abbas mengatakan dia tidak akan berunding tentang pemukiman, sementara pembangunan pemukiman Yahudi terus berlangsung, dan perundinganpun terus berlangsung," katanya.
Mereka merujuk pada upaya-upaya AS untuk meluncurkan kembali perundingan-perundingan antara kedua pihak.
Namun, mahasiswa berumur 21 tahun itu lebih mendukung gerakan Hamas, yang telah menguasai Jalur Gaza pada Juni 2007, dan berjanji akan melenyapkan negara Yahudi tersebut. "Hamas tidak berinteraksi dengan kami, meskipun kami memahami mengenai segalanya, namun sebaliknya mereka memainkan emosi kami dan menghasut kami," katanya.
Emad Ghiyada, profesor pada Universitas Birzeit yang mengkhususkan diri pada gerakan mahasiswa, mengatakan pertikaian antarkelompok dan macetnya proses perdamaian itu telah menyebabkan kedua faksi tersebut berusaha mengajak para pemuda.
Tetapi, partai-partai itu gagal mewujudkan tujuan-tujuan mereka, apakah dengan perjuangan senjata atau dengan pemberontakan, atau dengan cara damai.
Pada awal bulan ini Birzeit menyelenggarakan acara untuk memprotes ancaman-ancaman Israel terhadap masjid suci Al-Aqsa, yang juga disucikan oleh kaum Yahudi, sebagai pusat pemberontakan bangsa Palestina pada tahun 2000.
Polisi Israel bentrok dengan para pemrotes Palestina persis di luar mesjid tersebut beberapa hari sebelumnya, dan pihak penyelenggara memperkirakan sekitar 9.000 mahasiswa datang untuk menyampaikan kemarahannya.
Dalam survei baru-baru ini yang dilakukan oleh Pusat Kebijakan dan Riset Palestina didapati, 27 persen pemuda tidak mendukung partai politik.
Nader Said, seorang profesor sosiologi pada Universitas Birzeit juga mengatakan, perbedaan antara para pemimpin partai dan para mahasiswa itu telah dia pelajari. "Pemimpin Palestina dari semua kelompok kini menyanyi di lembah dan para mahasiswa menyanyi di lembah yang lain pula," ujarnya.
HERMENEUTIK
HERMENEUTIK
Senin, 28 April 2008 di 03:45 |
MULAINYA “PERSETUBUHAN”: SEBUAH KISAH NYATA
Oleh: Heru Susanto
Kisah nyata ini tampaknya memang harus saya ungkapkan dalam media yang cukup terbatas. Kisah ”persetubuhan” kali ini mulai teringat ketika salah satu mahasiswa mengajak saya dalam acara seminar proposal penelitian (skripsi). Salah satu proposal yang diajukan dalam seminar itu mengkaji salah satu kumpulan cerita pendek karya Gus Mus. Kajian yang digunakan untuk membedah cerpen tersebut ialah fenomenologi. Sekali lagi, kisah yang tertulis dalam tulisan ini merupakan kisah nyata yang sejauh ini masih dalam ingatan saya.
Yang menarik dari penelitian itu terlihat ketika penyaji mengungkapkan gagasannya mengenai fenomenologi yang juga didukung dengan kajian hermeneutik. Penyaji mengungkapkan bahwa untuk menggunakan kajian fenomenologi yang sarat dengan pandangan folosofis Hussrel, kajian tersebut juga didukung dengan pandangan hermeneutik. Penelitian ini secara umum memang menggunakan dua kajian yang berbeda, yakni kajian filosofis fenomenologi dan hermeneutik.
Karena meletakkan dua pandangan yang terkesan berbeda, tidak heran ada salah satu peserta dalam seminar tersebut yang menegaskan untuk menggunakan salah satu dari kedua kajian itu. Sebenarnya, untuk menjawab permasalahan yang diajukan oleh salah satu peserta tersebut, perlu adanya penjabaran yang komprehensif mengenai fenomenologi dan hermeneutik. Hal itu disebabkan penelitian yang diajukan oleh penyaji lebih menggunakan konsep fenomenologi yang dikembangkan oleh Heidegger. Ketika kajian fenomenologi melibatkan nama besar filosof eksistensialis, Heidegger, kajian fenomenologi tersebut tampaknya memang harus bersinggungan dengan pandangan hermeneutik yang digagasnya.
Tulisan ini bukan untuk menjawab pertanyaan peserta seminar secara komprehensif, tetapi lebih mengarah pada diskusi lebih lanjut mengenai pemahaman awal tentang fenomenologi dan hermeneutika yang muncul bersamaan.
Hermeneutik
Hermeneutik pada dasarnya merupakan kajian interpretasi (penafsiran) terhadap teks yang pada awalnya lebih diidentikkan sebagai kajian teologi untuk mendekati bibel dan kajian filologi. Dalam kajian filologis, Friedrich Ast dan Frederich August Wolf merupakan dua tokoh yang sangat berpengaruh. Friedrich Ast berpandangan bahwa hermeneutik merupakan teori yang membangkitkan makna geistige (spirit) teks yang sangat bermanfaat bagi studi filologi untuk menangkap spirit antiquitas (zaman atau barang-barang purbakala), sehingga dapat diterima dengan jelas. Bagi Friedrich August Wolf , hermeneutik merupakan kaidah-kaidah untuk menangkap pemikiran yang terdapat dalam teks yang sesuai dengan apa yang dimaksud oleh pengarang. Dalam hal ini, hermeneutik lebih dipandang sebagai kaidah interpretasi dialog dengan pengarang. Kedua tokoh tersebut merupakan landasan pijak untuk lebih mengembangkan kajian hermeneutik oleh tokoh sesudahnya..
Schleiermacher lebih memandang hermeneutik sebagai ilmu pemahaman. Pemahaman merupakan hal yang paling awal untuk mendekati sebuah teks. Pada dasarnya pemahaman ini merupakan jembatan pembuka dialog antara pembaca dengan pengarang yang tidak sekadar didasarkan pada level linguistik. Ia memberikan dua langkah untuk melakukan pemahaman, yakni memahami bahasa dan psikologis. Pada taraf umum, pemahaman difokuskan pada gramatikal, sedangkan pemahaman psikologis lebih mengacu pada bagaimana individualitas pengarang. Wilayah psikologis ini dimaksudkan untuk memperoleh pemahaman yang sesuai dengan pengarang.
Lama-kelamaan, hermeneutik mengalami perkembangan sebagai ilmu yang lebih luas mengkaji tentang ilmu-ilmu kemanusiaan (Geisteswissenschaften). Yang termasuk dalam Geisteswissenschaften ialah semua disiplin yang menafsirkan espresi-ekspresi ”kehidupan batin manusia”, baik dalam bentuk ekspresi isyarat (sikap), perilaku historis, kodifikasi hukum, karya seni dan sastra. Dilthey ialah salah satu pemikir yang meletakkan hermeneutik sebagai fondasi Geisteswissenschaften. Ia menegaskan landasan utama hermeneutik adalah makna. Makna inilah yang dijadikan wujud pencarian pemahaman hermeneutik. Dilthey meyakini bahwa manusia ialah makhluk historis. Konsep historislah yang menjadi pandangan utamanya. Oleh sebab itu, makna pun juga tidak dapat dilepaskan dari konteksnya atau bersifat historis. Makna tidak pernah terlepas dari keseluruhan bagian-bagian yang terlihat dari sudut pandang tertentu, saat tertentu, dan bagian-bagian tertentu.
Mengenai pandangan Heidegger tentang hermeneutik, hal itu dijabarkan pada bagian berikutnya. Tulisan ini memang tidak semuanya menjabarkan pemikiran tokoh hermeneutik secara keseluruhan.
Heidegger: Fenomenologi bersifat Hermeneutik
Membicarakan fenomenologi tentunya tidak dapat diabaikan begitusaja nama Edmund Hussrel. Baginya, fenomenologi merupakan pemunculan atau penampakan dari suatu peristiwa itu sendiri. Lebih jelasnya, fenomena diterima manusia bukan dari pemikiran manusia, tetapi fenomenalah yang memberikan pada manusia. Dalam permasalahan penggunaan bahasa, pengguna bahasa tidak memberikan kekuatan pada bahasa, tetapi kekuatan bahasa telah diberikan kepada pengguna bahasa tersebut.
Fenomenologi bermakna membiarkan sesuatu mewujudkan dirinya sendiri, memberikan kebebasan sesuatu peristiwa mengungkapkannya sendiri, tanpa kita memaksakan untuk memberikan kategori kepada sesuatu itu.
Bagi Heidegger, fenomenologi pada dasarnya bersifat hermeneutis. Ia mengembalikan makna fenomenologi pada akar kata Yunani, yakni phainomenon atau phainesthai, dan logos. Heidegger mengatakan phainomenon berarti memperlihatkan dirinya sendiri, sesuatu yang termanifestasikan, sedangkan kata pha sama dengan kata Yunani pho>s, yang berarti cahaya atau terang benderang, sesuatu yang dapat dimanifestasikan, dapat terlihat. Logos menurut Heidegger merupakan sesuatu yang dipahami dalam pembicaraan. Logos juga merupakan fungsi untuk mengungkap sesuatu yang tersembunyi sehingga membiarkan sesuatu itu sebagai sesuatu yang terlihat.
Dari permasalahan itu, fonomenologi pada dasarnya memiliki wujud yang mirip dengan hermeneutik. Hal itu pada dasarnya berkaitan dengan hermeneutik yang berusaha untuk membukakan sesuatu yang tersembunyi. Menurut Heidegger, makna fenomenologis adalah interpretasi, sehingga memiliki karakteristik hermeneutis.
Hermeneutik yang digagas Heidegger memang terkesan rumit. Akan tetapi, pada dasarnya hermeneutiknya merupakan teori pemahaman yang dimaknai secara ontologis, yakni kekuatan pemahaman dikembalikan kepada potensi keberadaan sesuatu itu sendiri. Oleh sebab itu, hermenetik yang digagas oleh Heidegger juga disebut pula sebagai hermeneutik-fenomenologis.
Bila kajian yang digunakan untuk membedah sebuah karya sastra adalah fenomenologi Heidegger, hal itu tidak dapat dilepaskan dari pandangan hermeneutik yang digagasnya. Hal itu disebabkan pemikiran filosofisnya dalam Being and Time sangat bernuansa hermeneutis. Heidegger memang berhutang budi kepada Husserl, tetapi keduanya memiliki perbedaan yang signifikan. Husserl memandang filsafat harus bersifat empiris yang kaku (kepastian dalam sains), sedangkan Heidegger memandang filsafat sebagai pemikiran historis, sebuah penemuan kreatif, dan suatu bentuk reinterpretasi.
Dari sinilah, fenomenologi dan hermeneutik tidak lagi dipandang sebagai disiplin ilmu yang secara absolut terpisah. Bagi Heidegger, fenomenologi adalah hermeneutik dalam makna kata yang oerisinal yang menunjukkan persoalan interpretasi. Inilah mulainya ”persetubuhan” terjadi.
Diposkan oleh HERU SUSANTO
Senin, 28 April 2008 di 03:45 |
MULAINYA “PERSETUBUHAN”: SEBUAH KISAH NYATA
Oleh: Heru Susanto
Kisah nyata ini tampaknya memang harus saya ungkapkan dalam media yang cukup terbatas. Kisah ”persetubuhan” kali ini mulai teringat ketika salah satu mahasiswa mengajak saya dalam acara seminar proposal penelitian (skripsi). Salah satu proposal yang diajukan dalam seminar itu mengkaji salah satu kumpulan cerita pendek karya Gus Mus. Kajian yang digunakan untuk membedah cerpen tersebut ialah fenomenologi. Sekali lagi, kisah yang tertulis dalam tulisan ini merupakan kisah nyata yang sejauh ini masih dalam ingatan saya.
Yang menarik dari penelitian itu terlihat ketika penyaji mengungkapkan gagasannya mengenai fenomenologi yang juga didukung dengan kajian hermeneutik. Penyaji mengungkapkan bahwa untuk menggunakan kajian fenomenologi yang sarat dengan pandangan folosofis Hussrel, kajian tersebut juga didukung dengan pandangan hermeneutik. Penelitian ini secara umum memang menggunakan dua kajian yang berbeda, yakni kajian filosofis fenomenologi dan hermeneutik.
Karena meletakkan dua pandangan yang terkesan berbeda, tidak heran ada salah satu peserta dalam seminar tersebut yang menegaskan untuk menggunakan salah satu dari kedua kajian itu. Sebenarnya, untuk menjawab permasalahan yang diajukan oleh salah satu peserta tersebut, perlu adanya penjabaran yang komprehensif mengenai fenomenologi dan hermeneutik. Hal itu disebabkan penelitian yang diajukan oleh penyaji lebih menggunakan konsep fenomenologi yang dikembangkan oleh Heidegger. Ketika kajian fenomenologi melibatkan nama besar filosof eksistensialis, Heidegger, kajian fenomenologi tersebut tampaknya memang harus bersinggungan dengan pandangan hermeneutik yang digagasnya.
Tulisan ini bukan untuk menjawab pertanyaan peserta seminar secara komprehensif, tetapi lebih mengarah pada diskusi lebih lanjut mengenai pemahaman awal tentang fenomenologi dan hermeneutika yang muncul bersamaan.
Hermeneutik
Hermeneutik pada dasarnya merupakan kajian interpretasi (penafsiran) terhadap teks yang pada awalnya lebih diidentikkan sebagai kajian teologi untuk mendekati bibel dan kajian filologi. Dalam kajian filologis, Friedrich Ast dan Frederich August Wolf merupakan dua tokoh yang sangat berpengaruh. Friedrich Ast berpandangan bahwa hermeneutik merupakan teori yang membangkitkan makna geistige (spirit) teks yang sangat bermanfaat bagi studi filologi untuk menangkap spirit antiquitas (zaman atau barang-barang purbakala), sehingga dapat diterima dengan jelas. Bagi Friedrich August Wolf , hermeneutik merupakan kaidah-kaidah untuk menangkap pemikiran yang terdapat dalam teks yang sesuai dengan apa yang dimaksud oleh pengarang. Dalam hal ini, hermeneutik lebih dipandang sebagai kaidah interpretasi dialog dengan pengarang. Kedua tokoh tersebut merupakan landasan pijak untuk lebih mengembangkan kajian hermeneutik oleh tokoh sesudahnya..
Schleiermacher lebih memandang hermeneutik sebagai ilmu pemahaman. Pemahaman merupakan hal yang paling awal untuk mendekati sebuah teks. Pada dasarnya pemahaman ini merupakan jembatan pembuka dialog antara pembaca dengan pengarang yang tidak sekadar didasarkan pada level linguistik. Ia memberikan dua langkah untuk melakukan pemahaman, yakni memahami bahasa dan psikologis. Pada taraf umum, pemahaman difokuskan pada gramatikal, sedangkan pemahaman psikologis lebih mengacu pada bagaimana individualitas pengarang. Wilayah psikologis ini dimaksudkan untuk memperoleh pemahaman yang sesuai dengan pengarang.
Lama-kelamaan, hermeneutik mengalami perkembangan sebagai ilmu yang lebih luas mengkaji tentang ilmu-ilmu kemanusiaan (Geisteswissenschaften). Yang termasuk dalam Geisteswissenschaften ialah semua disiplin yang menafsirkan espresi-ekspresi ”kehidupan batin manusia”, baik dalam bentuk ekspresi isyarat (sikap), perilaku historis, kodifikasi hukum, karya seni dan sastra. Dilthey ialah salah satu pemikir yang meletakkan hermeneutik sebagai fondasi Geisteswissenschaften. Ia menegaskan landasan utama hermeneutik adalah makna. Makna inilah yang dijadikan wujud pencarian pemahaman hermeneutik. Dilthey meyakini bahwa manusia ialah makhluk historis. Konsep historislah yang menjadi pandangan utamanya. Oleh sebab itu, makna pun juga tidak dapat dilepaskan dari konteksnya atau bersifat historis. Makna tidak pernah terlepas dari keseluruhan bagian-bagian yang terlihat dari sudut pandang tertentu, saat tertentu, dan bagian-bagian tertentu.
Mengenai pandangan Heidegger tentang hermeneutik, hal itu dijabarkan pada bagian berikutnya. Tulisan ini memang tidak semuanya menjabarkan pemikiran tokoh hermeneutik secara keseluruhan.
Heidegger: Fenomenologi bersifat Hermeneutik
Membicarakan fenomenologi tentunya tidak dapat diabaikan begitusaja nama Edmund Hussrel. Baginya, fenomenologi merupakan pemunculan atau penampakan dari suatu peristiwa itu sendiri. Lebih jelasnya, fenomena diterima manusia bukan dari pemikiran manusia, tetapi fenomenalah yang memberikan pada manusia. Dalam permasalahan penggunaan bahasa, pengguna bahasa tidak memberikan kekuatan pada bahasa, tetapi kekuatan bahasa telah diberikan kepada pengguna bahasa tersebut.
Fenomenologi bermakna membiarkan sesuatu mewujudkan dirinya sendiri, memberikan kebebasan sesuatu peristiwa mengungkapkannya sendiri, tanpa kita memaksakan untuk memberikan kategori kepada sesuatu itu.
Bagi Heidegger, fenomenologi pada dasarnya bersifat hermeneutis. Ia mengembalikan makna fenomenologi pada akar kata Yunani, yakni phainomenon atau phainesthai, dan logos. Heidegger mengatakan phainomenon berarti memperlihatkan dirinya sendiri, sesuatu yang termanifestasikan, sedangkan kata pha sama dengan kata Yunani pho>s, yang berarti cahaya atau terang benderang, sesuatu yang dapat dimanifestasikan, dapat terlihat. Logos menurut Heidegger merupakan sesuatu yang dipahami dalam pembicaraan. Logos juga merupakan fungsi untuk mengungkap sesuatu yang tersembunyi sehingga membiarkan sesuatu itu sebagai sesuatu yang terlihat.
Dari permasalahan itu, fonomenologi pada dasarnya memiliki wujud yang mirip dengan hermeneutik. Hal itu pada dasarnya berkaitan dengan hermeneutik yang berusaha untuk membukakan sesuatu yang tersembunyi. Menurut Heidegger, makna fenomenologis adalah interpretasi, sehingga memiliki karakteristik hermeneutis.
Hermeneutik yang digagas Heidegger memang terkesan rumit. Akan tetapi, pada dasarnya hermeneutiknya merupakan teori pemahaman yang dimaknai secara ontologis, yakni kekuatan pemahaman dikembalikan kepada potensi keberadaan sesuatu itu sendiri. Oleh sebab itu, hermenetik yang digagas oleh Heidegger juga disebut pula sebagai hermeneutik-fenomenologis.
Bila kajian yang digunakan untuk membedah sebuah karya sastra adalah fenomenologi Heidegger, hal itu tidak dapat dilepaskan dari pandangan hermeneutik yang digagasnya. Hal itu disebabkan pemikiran filosofisnya dalam Being and Time sangat bernuansa hermeneutis. Heidegger memang berhutang budi kepada Husserl, tetapi keduanya memiliki perbedaan yang signifikan. Husserl memandang filsafat harus bersifat empiris yang kaku (kepastian dalam sains), sedangkan Heidegger memandang filsafat sebagai pemikiran historis, sebuah penemuan kreatif, dan suatu bentuk reinterpretasi.
Dari sinilah, fenomenologi dan hermeneutik tidak lagi dipandang sebagai disiplin ilmu yang secara absolut terpisah. Bagi Heidegger, fenomenologi adalah hermeneutik dalam makna kata yang oerisinal yang menunjukkan persoalan interpretasi. Inilah mulainya ”persetubuhan” terjadi.
Diposkan oleh HERU SUSANTO
Jenazah Munti Dibawa Estafet Tangan
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Langkanya lapangan kerja di dalam negeri dan dominannya struktur tenaga kerja tak terdidik membuat Indonesia masih mengandalkan TKW sebagai sumber devisa penting
Artikel Terkait:
Jenazah Belum Jelas, Keluarga Munti Bingung
TKW yang Disiksa di Malaysia Akhirnya Meninggal
Mennakertrans Akan Tuntut Majikan Munti
TKW di Malaysia Dibotaki dan Tidur di WC
Sabtu, 31 Oktober 2009 | 19:24 WIB
JEMBER, KOMPAS.com - Kedatangan jenazah TKW Munti binti Bani (47) di Dusun Pondok Jeruk Barat, Desa Wringin Agung, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Sabtu (31/10) petang, disambut isak tangis keluarga almarhumah yang sudah menunggu lama di rumah duka.
Jenazah Munti tiba di rumah duka sekitar pukul 16:30 WIB, namun perjalanan ambulans menuju rumah duka mengalami kesulitan karena sepanjang jalan menuju rumah duka banyak warga yang ingin melihat lebih dekat jenazah almarhumah.
Perwakilan keluarga Munti, Digdoyo, mengatakan, keluarga sudah menunggu terlalu lama pemulangan jenazah, bahkan ratusan warga di sekitar desa juga memadati rumah duka. "Peti jenazah akhirnya diangkat dan dibawa secara estafet melalui tangan warga satu ke tangan warga lainnya hingga rumah duka," kata pria yang akrab disapa Yoyok itu.
Sejak terdengar ambulans yang membawa jenazah Munti menuju rumah duka, keluarga sudah menangis histeris atas meninggalnya TKW yang sudah bekerja selama enam tahun di Malaysia tersebut.
Salah satu anak almarhumah Munti sempat pingsan ketika peti jenazah dibuka di rumah duka karena menahan sedih yang sangat mendalam. "Anak almarhumah sempat pingsan ketika peti jenazah dibuka beberapa menit, seluruh keluarga menyaksikan hal itu," katanya.
Setelah tiba di rumah duka, jenazah dishalatkan di masjid terdekat oleh seluruh keluarga dan warga yang hadir. "Kami segera memakamkan jenazah almarhumah di tempat pemakaman umum (TPU) Dusun Pondok Jeruk Barat, sekitar 200 meter dari rumah duka," ujarnya.
Perwakilan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur, beberapa perwakilan dari Kementrian yang terkait dengan persoalan TKW, dan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jawa Timur juga tampak dalam rombongan jenazah Muntik. "Kami berharap seluruh hak-hak TKW Muntik bisa diterima keluarga, termasuk gaji yang belum dibayar majikan Munti," kata Ketua Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Jawa Timur, Muhammad Cholily yang juga menyambut kedatangan jenazah Munti di rumah duka.
Seluruh pejabat di instansi terkait yang memproses hak Munti, lanjut dia, harus menyampaikan kepada keluarga almarhumah Munti dengan jelas dan transparan terkait dengan hak-hak yang diterima almarhum selama menjadi TKW di Malaysia.
MAU KIRIM NASKAH? ke Serambi aja!
Serambi adalah penerbit buku-buku untuk konsumsi umum. Kami mencari buku-buku yang bersemangat inklusif, cerdas, berwawasan luas, profesional, berbudaya, humanis, dan religius. Kami menghindari penerbitan naskah yang mendorong semangat fanatik sempit, picik, antirefleksi, dan antipembelajaran (lihat juga visi dan misi Serambi di http://www.serambi.co.id/modules.php?name=About)
I. Naskah Fiksi
Lini Gita Cerita Utama (GCU) menerbitkan karya fiksi dari dalam maupun luar negeri.
Gita Cerita Utama - Fiksi Dunia: Potret Seribu Warna Kehidupan Manusia
Berbeda dengan penerbit-penerbit lain yang kebanyakan hanya mengimpor buku-buku berbahasa Inggris, lini Serambi GCU Fiksi Dunia mempersembahkan karya-karya fiksi terbaik dari berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia.
Digarap dengan serius dan bertanggung jawab, serta sebisa mungkin diterjemahkan dari bahasa aslinya, novel-novel ini membuat Anda mengintip kehidupan di berbagai komunitas dengan cita rasa budaya yang tak terbayangkan sebelumnya—dari Turki sampai Australia, dari Libanon sampai Jerman. Pembaca akan larut dalam rumitnya problema manusia di mana pun berada, uniknya kebiasaan-kebiasaan di berbagai tempat, namun menyadari adanya benang yang menghubungkan kita semua.
Dengan kalimat-kalimat yang indah, orisinil, dan bebas klise, pembaca akan tergugah seolah ia belum pernah digugah—dan mungkin saja, bisa lahir dalam dirinya, sebuah pemikiran atau perasaan yang sama sekali baru. Dengan menyadari pentingnya seni penulisan bagi kehidupan manusia, kami pun berdedikasi untuk menyuguhkan karya-karya yang melapangkan hati dan mendorong pembaca untuk merenungkan ulang makna dunia, keberadaan, dan arti dari menjadi manusia.
Di sublini ini, kami telah menerbitkan Namaku Merah Kirmizi oleh Orhan Pamuk (Turki), Cinta oleh Toni Morrison (A.S.), Samarkand oleh Amin Maalouf (Libanon), Ali dan Nino oleh Kurban Said (Jerman), The Things They Carried oleh Tim O’Brien (A.S.), A Father’s Affair oleh Karel Glastra van Loon (Belanda), The True History of the Kelly Gang oleh Peter Carey (Australia), dan masih banyak lagi.
Gita Cerita Utama - Fiksi Umum: Yang Terbaik dan Terpopuler
menghidangkan karya-karya yang menghibur dengan berbagai warna dan cita rasa. Kami menerbitkan yang terbaik di genre thriller/suspense/detektif (Kode Da Vinci, Malaikat dan Iblis, Benteng Digital, dan Titik Muslihat oleh Dan Brown, Rule of Four oleh Caldwell dan Thomason, Winter and Night karya SJ Rozan, Mangsa Maut oleh John Sandford, Void Moon karya Michael Connelly, Mystic River karya Dennis Lehane), kisah-kisah cinta (Dancing on the Edge oleh Han Nolan, Musim Hujan Kali Ini oleh Kalpatareu), humor/komedi, horor/gothic, fiksi sejarah (Pope Joan karya Donna Woolfolk Cross, Negara Kelima oleh Es Ito), fiksi-sains/fantasi (Trilogi Garth Nix, Sang Penandai oleh Tere-Liye), memoar, dan fiksi populer lainnya. Karena kami hanya menerbitkan yang terbaik dan yang terpopuler, banyak dari buku-buku kami telah menjadi bestseller no.1 versi New York Times, banyak yang telah atau akan difilmkan, dan banyak pula yang telah meraih penghargaan seperti Shamus dan Anthony Award, Gold Dagger Award untuk novel detektif terbaik, Edgar Award, Creasey Award, Macavity Award, dan Prix du Roman d’Aventure, dll. Apik dan tidak picisan, menegangkan, mengharukan, dan menghibur—setiap buku baru keluaran lini Serambi Gita Cerita Utama: Fiksi Umum akan dinanti-nanti setiap pembaca setia di tiap genre.
Jika Anda mempunyai naskah novel orisinal (bukan karya terjemahan) yang cocok untuk Serambi, mohon kirimkan
satu kopi naskah
sinopsis (tidak lebih dari satu halaman)
biografi ringkas penulis, termasuk biodata, riwayat pendidikan, dan karya yang telah diterbitkan
Jika Anda ingin menerjemahkan sebuah novel asing untuk Serambi atau jika Anda memiliki sebuah naskah terjemahan, mohon kirimkan
sinopsis novel asing tersebut menurut Anda (tidak lebih dari satu halaman)
biografi ringkas penulis asli
biografi ringkas penerjemah, termasuk biodata, riwayat pendidikan, dan karya yang telah diterbitkan
satu atau dua bab contoh naskah terjemahan berikut teks aslinya (untuk kami nilai kualitas terjemahannya)
*****
II. Naskah Nonfiksi
Selama ini Serambi memang lebih banyak menerbitkan karya terjemahan, namun kami sangat mendorong para penulis dan peneliti dalam negeri untuk mengirimkan karya ke Serambi. Kami juga akan menyambut dengan sukacita para penulis dan peneliti asing yang ingin menerbitkan karya mereka dalam bahasa Indonesia dan membuat karya mereka tersedia di Indonesia.
Serambi menerbitkan buku nonfiksi di bidang-bidang berikut:
Gemala Ilmu dan Hikmah Islam (GIHI) : Berislam dengan Akal dan Hati
merupakan salah satu lini produk penerbit Serambi yang menyajikan informasi dan ulasan kontemporer seputar Islam, baik dalam konsep maupun aksi. Kata kunci yang menggambarkan ruh lini ini adalah dinamis dan progresif. Jadi, tak hanya menginformasikan dan mengulas Islam atau Muslimin, tapi juga menjawab tantangan-tantangan perubahan dengan semangat kemajuan.
Dengan perencanaan matang, seleksi ketat, dan penggarapan naskah yang serius, lini ini diharapkan maksimal dalam menyajikan khazanah pengetahuan Islam, juga dalam membentangkan hikmah-hikmah pemicu amal saleh, peneguh iman, dan pelestari akhlak terpuji.
Buku-buku yang sudah kami terbitkan di lini ini antara lain: Selamatkan Islam dari Muslim Puritan oleh Khaled M. Abou El Fadl, Pemikiran Politik Islam: dari Masa Nabi hingga Masa Kini karya Antony Black, History of the Arabs karya Philip K. Hitti, Perang Suci: Dari Perang Salib Hingga Perang Teluk karya Karen Armstrong, Perang Salib:Sudut Pandang Islam karya Carole Hillenbrand, Cita Humanisme Islam oleh George A. Makdisi, Quran Menurut Perempuan karya Amina Wadud, Tuhan yang Menentramkan karya Purwanto Abd Al-Gaffar, Islam dan Pluralisme karya Jalaluddin Rakhmat, Memahami Semangat Zaman karya Aidh al-Qarni, Perbankan Syariah karya Latifa M. Algauod dan Marvyn K. Lewis, Aku Beriman, maka Aku Bertanya dan Aku Menggugat, maka Aku Kian Beriman karya Jeffrey Lang, Segarkan Imanmu dengan Ibadah Berpikir karya Amru Muhammad Khalid dan Imam al-Ghazali, Blessing in Disguise karya Khalid Umar al-Disuqi, Pencerah Matahati karya Syekh Muzaffer Ozak, Tuhan, Rengkuh Aku dalam Petunjuk-Mu karya Muhammad Husayn Ya’qub, Muhammad karya Martin Lings, Ibrahim karya Jerald F. Dirk, Sunan Kalijaga, Syekh Siti Jenar, Al-Fatihah, Annas, dan Rahasia 10 Malam karya Achmad Chodjim.
Pustaka Islam Klasik (PIK): Buka Hati dengan Serambi
adalah salah satu lini produk penerbit Serambi yang mempersembahkan buku-buku karya ulama dari abad I hingga XII Hijriah, demi menyambungkan tradisi pemikiran Islam antara klasik dan modern yang cenderung terputus.
Ditopang oleh tenaga redaksional yang andal di bidangnya sehingga menghasilkan terjemahan yang dapat dipercaya, lini ini diharapkan dapat membantu pembaca kontemporer mengakses langsung puncak-puncak pemikiran ulama pelopor—fakih, muhaddis, mufasir, dan sufi—merasakan vibrasi wacananya yang kaya dan mendalam, serta menikmati gaya tuturnya yang khas dan menggugah.
Khazanah Islam klasik acap disebut “buku yang tak kunjung tamat”—karya yang tak cukup dibaca sekali dan terus saja menginspirasi pembacanya. Koleksi dan bacalah, insya Allah, Anda akan bergumam: “Bila buku demikian bermutu ... tak ada yang lama atau yang baru ... semuanya layak diburu.”
Di antara warisan kearifan Islam yang telah kami terbitkan antara lain Mata Air Kearifan, Rahasia Perumpamaan dalam Quran dan Sunah karya Al-Hakim al-Tirmidzi, Mengapa Harus Berserah dan Al Hikam karya Ibn’ Atha’illah, Pendar Kearifan karya Syekh ‘Abd al-Qadir al-Jaylani, Baik & Buruk dan Jangan Biarkan Penyakit Hati Bersemi karya Ibn Taymiyyah, Bijak dan Bahagia karya Ibn Hazm al-Andalusi, dll.
Risalah Ilmu dan Falsafah (RIF): Tahu dan Peduli
menyajikan karya-karya di bidang humaniora, sains, filsafat, dan investigasi jurnalistik yang menyajikan terobosan, menggugah kesadaran, dan membuat pembaca memandang berbagai isu dengan cara yang baru. Jika Anda ingin membuka mata Anda terhadap hal-hal baru, jika Anda peduli akan isu-isu yang penting bagi kehidupan kita dan dunia kita, burulah buku-buku RIF Serambi.
Ditujukan untuk mengakrabkan tema-tema penting seputar sains dan ilmu sosial pada pembaca umum, buku-buku di lini ini disajikan dengan gaya penulisan yang menarik perhatian dan mudah dicerna. Namun bukan berarti buku-buku kami dangkal atau mengundang kontroversi murahan.
Sebaliknya, buku-buku dalam lini ini adalah buah dari riset yang menyeluruh, sehingga memudahkan pembaca untuk melihat asal-muasal sebuah masalah dan bagaimana perkembangannya seraya waktu bergulir. Penulis-penulisnya pun amat berdedikasi pada bidangnya dan seringkali terjun langsung ke lapangan, sehingga pembaca pun memperoleh informasi yang rinci dan hidup, seolah-olah pembaca diterjunkan langsung ke tengah-tengah tema yang diangkatnya. Penulis-penulis lainnya berasal dari kalangan profesional yang telah lama berkecimpung di bidang mereka, sehingga mereka dapat menuturkan dengan sudut pandang pribadi, seperti apa rasanya bergelut di bidang itu dari hari ke hari. Selesai membaca, pembaca akan memandang dunia dengan berbeda dan sarat akan pengetahuan akan bagaimana mengambil sikap terhadap sebuah masalah tertentu.
Sebelumnya kami telah menerbitkan Krakatau karya Simon Winchester, Abrahamic Faiths karya Jerald F. Dirks, Komplikasi karya Atul Gawande, dan Mapping Human History karya Steve Olson, dan Genetic Gods oleh John C. Avise.
RIF Teks Primer Klasik: Wacana Pemikiran Abadi untuk Semua
menghaturkan karya-karya pemikir-pemikir agung dari berbagai negara di bidang filsafat, ilmu sosial, dan sejarah intelektualitas. Amatlah penting bagi pembaca Indonesia untuk memperoleh akses serta membaca, merenungkan, dan memperdebatkan ide-ide yang telah membentuk dunia selama berabad-abad lamanya. Serambi berkomitmen untuk menyediakan karya-karya ini.
Diterjemahkan dan digarap oleh para ahli di bidangnya, dan diedarkan dengan harga terjangkau, Serambi RIF Teks Primer Klasik akan memberikan akses yang demokratis ke dalam puncak-puncak pemikiran Barat dan Timur, klasik dan modern, yang terus saja relevan di segala zaman.
Taktis untuk Bisnis (TUB): For the Difference Makers
adalah lini Serambi yang tersohor di bidang manajemen, bisnis, keuangan, ekonomi, dan kepemimpinan organisasi. Berbeda dengan yang lain, buku-buku kami memuat saran-saran praktis sekaligus landasan pemikiran di balik tips-tips tersebut. Ditujukan bagi para eksekutif yang peduli karier dan ingin membuat perubahan, baik dalam perusahaannya maupun di masyarakat luas.
Judul-judul yang telah kami terbitkan di antaranya Blue Ocean Strategy oleh W. Chan Kim dan Renee Maubourgne, 90 Hari Pertama oleh Michael Watkins, The 11th Element oleh Robert Scheinfield, The Medici Effect oleh Frans Johanson, dan Lightning Innovation Strategy oleh David Minter dan Michael Reid.
Nafiri Negeri (NN)
menghadirkan berbagai wacana tentang keindonesiaan, termasuk sejarah, budaya, tokoh, dan sastra dengan perspektif yang lengkap dan ditujukan bagi pembaca umum. Buku-buku di lini ini akan mengungkap riset terkini tentang Indonesia, atau aspek-aspek yang selama ini kurang diketahui khalayak luas. Serambi memulai lini ini dengan menerbitkan Sejarah Indonesia Modern 1200-2004 oleh M.C. Ricklefs, dan kami sangat menyambut naskah-naskah yang bisa mengembangkan lini ini.
Bentara Harmoni Keluarga (BHK)
menawarkan wacana sekaligus kiat-kiat praktis seputar persoalan rumah tangga dan pengasuhan anak, terutama di bidang-bidang sebagai berikut: (1) problema pernikahan; (2) kehamilan dan pengasuhan bayi(The Baby Book oleh William Sears dan Martha Sears dan Tak Ada Lagi Tangis oleh Elizabeth Pantley); (3) seputar masalah membesarkan anak (Stop Bullying: Resep Memutus Rantai Kekerasan Anak dari Prasekolah sampai SMU karya Barbara Coloroso, The Wonder of Boys karya Michael Gurian,dan Enneagram of Parenting oleh Elizabeth Wagele), (4) hubungan anak-orangtua; (5) pendidikan alternatif (Summerhill School karya A.S. Neill, Waldorf Education karya Jack Petrash); dan (6) pengasuhan anak-anak dengan kebutuhan yang spesial.
Cerdas Jiwa Sehat Raga (CJSR)
menghadirkan pemikiran-pemikiran yang out of the box di bidang pengembangan diri/kepribadian, kesehatan, spiritualitas, terutama tentang kebahagiaan (Art of Happiness oleh Khalil A. Khavari), kiat-kiat kebugaraan tubuh, keseimbangan nutrisi (Perricone Perscription), kestabilan emosi (Mengelola Kemarahan), penyembuhan (The Extraordinary Healing Power of Ordinary Things), dan hubungan interpersonal yang harmonis. Unik dari buku-buku lain yang ada di pasaan, kami menawarkan saran-saran praktis berikut landasan pemikiran di balik saran-saran tersebut.
Jika Anda memiliki naskah yang cocok untuk Serambi atau ingin mengajukan proposal untuk menerbitkan buku bersama Serambi, mohon kirimkan:
deskripsi tentang isi buku secara padat dan representatif meliputi aspek-aspek berikut: tema, perspektif, konstruksi gagasan, dan sistematika pembahasannya
daftar isi dan perkiraan tebal naskah
satu kopi naskah atau, jika belum, rangkum satu atau dua bab contoh (terutama pengantar, pendahuluan, dan penutup)
biografi ringkas penulis, termasuk kualifikasi penulis dalam menulis tema yang dipilihnya, riwayat pendidikan, penghargaaan-penghargaan, dan daftar karya-karya yang telah dihasilkan dan diterbitkan
deskripsi jaringan pembeli dan strategi publikasi yang Anda punyai sebagai penulis berikut persentase daya serapnya terhadap oplah buku.
jika naskah tersebut adalah terjemahan, sertakan juga:
o biografi singkat penulis asli, berikut kualifikasinya
o satu atau dua bab contoh terjemahan dan teks aslinya (untuk kami nilai kualitas terjemahannya)
Alamatkan naskah Anda ke
PT Serambi Ilmu Semesta
attn Acquisition Editor
Jl. Kemang Timur Raya no. 16
Jakarta 12730,
Telepon: 62.21.719.9621 ext 112.
Naskah Anda akan kami putuskan selambat-lambatnya satu bulan setelah kami terima. Mengingat banyaknya tawaran naskah, kami hanya menjawab tawaran naskah yang sesuai dengan kriteria "layak terbit" kami. Bila setelah satu bulan Anda belum mendapat jawaban dari kami, kami mempersilakan Anda menawarkan naskah tersebut ke penerbit lain.
Mengingat banyaknya naskah masuk, kami tidak menyediakan layanan pengiriman balik naskah kecuali yang disertai perangko secukupnya. Atau, Anda dapat mengambil sendiri ke kantor kami.