Jumat, 18 Juli 2008

Manfaat KB Bagi Wanita Usia Subur

Manfaat KB Bagi Wanita Usia Subur

Oleh : Lilik Juariyah

Ibu, merupakan salah satu elemen utama keluarga yang memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas terhadap pembinaan generasi muda. Sumbangan yang sangat besar dan mendasar adalah membangun manusia yang berkualitas yang dilakukan melalui proses yang alami yang dilakukan oleh ibu sejak dulu yaitu pendidikan kepada anak dari mulai kecil hingga dewasa hingga ia mampu mandiri. Dan peranan ini merupakan peranan kodrati yang dilakukan dalam fungsi reproduksi ini sangat erat kaitanya dengan tingkat kesejahteraan agar mampu memberikan sumbangan secara maksimal.
Dewasa ini peranan ibu tidak hanya sebagai ibu rumah tangga dan ibu anak-anak bangsa, tetapi juga meluas menjadi salah satu penompang perekonomian keluarga. Memang adat kita banyak yang memberikan tanggung jawap ekonomi kepada suami tetapi tuntutan ekonomi karena krisis ekonomi yang berkepanjangan membuat mereka tidak hanya sebagai ibu rumah tangga tetapi juga sebagai penompang ekonomi keluarga. Banyak kaum ibu yang harus bangun paling pagi dan tidur paling malam di keluarganya. Oleh karena itu, kita sadar bahwa kesejahteraan dan kesehatan ibu merupakan bagian yang mememrlukan perhatian yang sangat serius dalam pembangunan nasional.
Pentingnyamemberi perhatian kepada ibi harus dimulai sendiri mungkin karena akan mempunyai dampak yang berjangka panjang. Ibu adalah pemberi jaminan dari anak-anak tunas bangsa dan perintis masa depan. Dari ibu yang sehat jasmani, rohani, dan sosial ekonomi memungkinkan memberikan jaminan sejak dini dalam mengembangkan rangsangan yang dapat menumpuk kretivitas manusia yang merupakan usur penting, guna menjamin pembangunan bangsa yang bersinambungan.




Kematian ibu di Indonesia masih sangat tinggi, memang selama ini memberikan dampak yang sangat besar dalam keluarga yang ditingalkan oleh seorang ibu. Dan hal ini juga memberikan dampak bagi keluar bagi masyarakat dan bangsa. Salah satu yang menjadi penyebab kematian ibu melahirkan yang menyebabkan adalah kondisi-kondisi tertentu. Kematian ibu hamil/melahirkan yang beresiko tinggi ( Hinghrisk Pregnanncy ) yang disebabkan karena kondisi sang Ibu, yaitu :
1. Kehamilan atau persalinan pada usia terlalu muda.
Yaitu kehamilan yang terjadi pada Ibu yang belum berumur 18 atau 20 tahum, karena belum siap secara mental atau fisik. Karena secara kejiwaan pikiran ibu belum siap dan mampu merawat janinya. Secara fisik, pada usia yang terlalu muda organ reproduksi ibu belum mencapai pertumbuhan yang optimal untuk mengandung apalagi melahirkan. Resiko kematian ibu hamil dan bersalin di bawah usia 20 tahun adalah 1,6 kali lebih besar dari pada kematian ibu yang hamil atau bersalin( melahirkan ) pada usia reproduksi sehat usia 21 sampai 35 tahun.
 . Kehamilan atau persalinan yang terjadi pada usia yang tua.
 aitu kehamilan yang terjadi pada ibu yang berusia diatas 35 tahun. kematian ibu hamil atau bersalin mempunyai resiko maternal 3,5 kali lebih besar dibandingkan kematian pada usia reproduksi sehat. Sedangkan kematian diatas usia 44 tahun mempunyai resiko kematian 4,5 kali lebih besar. Penelitian parental di Inggris mengungkapkan bahwa ibu diatas 35 tahun mempunyai lebih banyak kemungkinan anak yang dilahirkannya menjadi cacat atau meningal dunia pada usia muda.
3. Kehamilan atau persalinan yang terlalu sering (kehamilan perintas tinggi)
 aitu kehamilan atau persalinan pada seorang ibu yang sudah melahirkan lebih dari empat kali atau mempunyai (4) empat anak. Resiko kematian maternal ibu yang telah melahirkan lebih dari empat kali atau mempunyai 4 anak atau lebih adalah 2,5 kali lebih besar dari kematian maternal pada ibu dengan anak di bawah 3 orang. Beberapa faktor penyulit yang terjadi secara umum pada kehamilan parintas tinggi adalah (Placenta Pravia, tali pusar, pendarahan, letak janin yang tidak normal, dan pendarahan yang tidak normal)
4. Kehamilan atau persalinan dengan jarak yang terlalu dekat
Yaitu kematian seorang ibu karena melahirkan jaraknya kurang dari 2 tahun. Penelitian menunjukan bahwa Interval dari kehamilan atau persalinan kurang dari 2 tahun mempunyai akibat yang tidak baik terhadap ibu dan bayi yang dikandungya. Israel dan Bishop mengemukakan bahwa kelahiran prematur dari ibu yang melahirkan kurang dari 23 bulan adalah 7,8 % dan angka ini akan menjadi 18 % jika kelahiran berikutnya kurang dari 12 bulan.
Pendarahan juga tekanan darah tinggi, yang merupakan dua kasus terbanyak penyebab kematian ibu. Juga banyak kasus yang jarak kehamilanya dibahwa 2 tahun menyebabkan kebutuhan guzi ibu tidak terpenuhi dengan baik.
 Dalam upaya untuk mengurangi kematian ibu hamil dan bersalin karena keempat kondisi diatas maka kesertaan pasangan suami-istri untuk berKB dan melaksanakan program KB sangat diperlukan. Terutama pada pasangan suami-istri yang memilki kerawanan kehamilan dan bersalin. Sehingga mampu memperbaiki tingkat harapan hidup para ibu, yang akhirnya akan meningkatkan umur rata-rata penduduk indonesia. Pengurangan jumlah wanita yang ada dalam resiko tinggi secara subtansial akan menurunkan angka kematian, baik angka kematian ibu maupun angka kematian anak.
 Menurut laporan H.W Ory Cs dalam (journal of the american medical asosiations) Frebruari 1984, kesehatan dalam keluarga berencana bisa menurunkan angka kematian ibu sebanyak 6 kali dibandingkan dengan ibu-ibu yang tidak mengikuti KB. Laporan tersebut juga di dukung oleh Debora Maine yang mengukapkan ibu yang mengalami kelahiran keepat atau kelima resiko kematianya akan menjadi 2 kali dibandingkan dengan wanita yang mempunyai kelahiran kedua atau ketiga.
 Keikut sertaan pasangan suami-istri dalam KB penting untuk kesehatan wanita yang dalam masa kemamilan atau persalinan juga wanita yang mempunyai resiko kemamilan dan persalinan yang tinngi. Misalnya penderita tekanan darah tinggi, ganguan jantung, diabetes atau yang memiliki penyakit kronis lainya yang berbahaya bisa dalam masa kehamilan atau bersalin. Dengan mengikuti program KB akan membantu ibu untuk mengurangi kemungkinan kematian ibu tersebut bila mengalami kehamilan atau persalinan. Demikian hanya apabila seorang wanita sudah tidak ingin mempunyai anak, maka kebersertaanya dengan KB membantu menghindari dari resiko kehamilan dan resiko saat bersalin.
 Dari keempat jenis kehamilan atau persalinan yang beresiko tinggi tersebut mempunyai perbedaan dalam pemilihan dan pengunaan obat kontrasepsinya, ialah :
1. Kehamilan yang terjadi pada usia terlalu muda, dapat mengunakan alat kontrasepsi dengan efektifitas yang tidak terlalu tinggi, misalnya : kondom, pil, atau suntik.
2. Kehamilan pada usia yang terlalu tua dapat mengunakan alat kotrasepsi yang bertujuan untuk mengurangi tingkat kehamilan yang lebih tinggi karena memiliki keefektifitasan yang lebih tinggi (MKEJ). Yaitu : IUD, Kontap, atau Implan.
 . Kehamilan yang terlalu sering, mengunakan alat kotrasepsi yang bertujuan untuk mengurangi tingkat kehamilan yang lebih tinggi karena memiliki keefektifitasan yang cukup tinggi Yaitu : IUD, Kontap, atau Implan.
4. Kehamilan yang terlalu rapat, dapat mengunakan alat kontrasepsi yang bertujuan untuk mengurangi angka kehamilan dengan efektifitas cukup tinggi, misalnya : IUD atau Implan.
Komplikasi yang berkaitan dengan kehamilan dan kelahiran anak termasuk dianaranya sebab-sebab utama kematian wanita reproduksi di dunia berkembang atau dunia ketiga termasuk Indonesia. Yang secara keseluruhan menyebabkan kematian sekitar 0,5 juta wanita setiap tahunya dan sebagian besar yakni 99 % terjadi di dunia berkembang.
 Dari data pendataan keluarga tahun 1998 di kabupaten Sidorajo, terdapat 10 kematian ibu hamil atau bersalin dari 14.799 kelahiran atau 68 per 100.00 kelahiran. Pada tahun 1999 terjadi peningkatan cukup tajam yakni terdapat 16 kematian ibu hamil atau melahirkan dari 16.418 kelahiran atau 97 per 100.000.
 Meskipun angka ini masih berada di bahwa ambang batas kematian ibu hamil atau melahirkan yang ditetapkan oleh konferensi Internasional kependudukan dan pembangunan tahun 1994, yakni dibawa 100 per 100.000 kelahiran dalam kurun waktu tahun 2005, nmaun kita harus waspada karena ternyata kecenderungan yang meningkat dari tahun 1998 dan tahun 1999.
 Resiko kematian ibu dengan kelahiran anak ketiga adalah 250 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan resiko kematian ibu dengan kelahiran anak keempat atau kelima sebesar 450-500 per 100.000 kelahiran hidup. Apabila angka-angka tersebut diterapkan secara kasar untuk penduduk jawa timur menurut hasil Susensus 1997 dengan jumlah penduduk wanita sebesar 16.814.096 jiwa dan berada pada tingkat kelahiran 2,18 per 1000 penduduk wanita maka perubahan angka-angka tersebut sungguh menajubkan.
 Dengan tingkat kelahiran sebesar 2,18 per 1000 maka setiap tahun dijawa timur akan dilahirkan 36.655 bayi. Artinya setiap 100.000 kelahiran ada 500 jiwa yang meningal dunia. Maka akan ada 183 ibu yang meningal dunia setiap tahunya karena kelahiran yang terlalu muda, paritas tinggi yang penuh resiko. Belum kematian ibu hamil dan bersalin oleh sebab yang lain.
 Dengan mengunakan KB setidaknya akan mengurangi setidaknya 183 ibu yang akan meningal, karena mereka mendapat perlindungan dari pengetahuan mereka dari penyuluhan KB juga dari alat atau obat kontrasepsi. Dengan ini kita dapat mengurangi jumlah anak yatim baru karena ibunya meningal dan juga dapat mengurangi angka kematian bayi.
 Manfat lain bagi wanita usia subur adalah bagaimana mereka dapat mengendalikan angka kelahiran atau kehamilan mereka sehingga kehamilan yang tidak di inginkan dapat ditangulangi.
 Dengan ber KB seorang ibu mampu memberikan sumbangan yang lebih besar pada pembangunan di negara ini. Dengan ini semakin jaranya istri mengandung dengan jumlah anak yang semakin sedikit, membuat para suami lebih banyak memusatkan perhatian pada perkerjaanya dan dapat membangun keluarga dengan kesejahteraan lebih baik. Apabila kesejahteraan keluarga lebih baik. Maka kesehjateraan ibu akan lebih baik.
 Para ibu dapat mempunyai waktu yang lebih banyak sehingga dapat memberikan sumbangan yang lebih berharga untuk pembangunan Nasional pada umumnya dan perkembangan keluarga pada umumnya. Sehingga mampu memperdayakan diri pribadinya untuk membantu perekonomian keluarga.
 Akhirnya sebelum menutup makalah ini, penulis ingin menekankan dan mengingatkan bahwa manfaat KB bagi wanita usia subur adalah dengan mengunakan KB maka angka kehamilan akan dapat dikurangi sehingga keluarga dapat terjamin kesejahteraanya karena banyak anak akan membuat beban perekonomian keluarga semakin berat. Juga kematian ibu hamil atau bersalin bagaikan dua sisi mata uang yang sama. Dimana keduanya akan selalu bersama-sama, walaupun salah satu sisinya akan selalu menutupi sisi lain. Dimana di satu sisi ibu hamil atau bersalin adalah kelahiran kehidupan yang baru dan di sisi yang lain adalah adanya resiko kematian ibu dan bayi. Maka merupakan tugas kita untuk berusaha melalui program KB menjadikan suatu kehidupan yang baru yang membahagiakan keluarga tersebut.
 

 

Tidak ada komentar: