Chan
Tidak banyak yang dapat dikatakan tentang Chan, karena ajaran ini menekankan bahwa Chan tidak dapat dijelaskan dengan kata. Chan adalah perbuatan dan hanya dapat dipahami dengan perbuatan bukan penjelasan kata-kata. Walaupun demikian dan hanya dapat dipahami dengan perbuatan, Chan tak dibiarkan tanpa ungkapan( Y.A mahabhikshu Hsing Yun, 1994). Untuk mengetahui apakah itu Chan pada awalnya orang perlu penjelasan tentang Chan. Untuk kemudian masuk kedalam lebih jauh dengan melalui perbuatan.
Akar chan berasal dari agama Buddha. Ketika agama buddha masuk Cina pada tahun sekitar 334-520 M, terjadi peleburan antara ajaran-ajaran Buddha dengan ajaran-ajaran Cina yang sudah lama ada. Chan sebagai salah satu cabang agama Buddha yang berkembang di cina banyak mengungkapkan mengunakan konsep-konsep ajaran Cina klasik. Diantaranya para biarawan mengartikan Dao sebagai jalan menuju nirwana.
Istilah Ch’an berasal dari kata Ch’an-an, merupakan bentu ringkas dalam bahasa cina untuk bahasa sangsekerta ” dhyana” yang artinya perenungan yang merupakan perwujudan keheningan atau meditasi. Meditasi merupakan salah satu dari empat jalan menuju pencerahan. Chan ’adalah pikiran’ pikiran bukan merupakan untuk membedakan dan mengenali sesuatu, melainkan pikiran sejati. Pikiran yang sejati melebihi seluruh ekstensi yang ada dan nyata.meskepun demikian pemikiran inin menjelma dalam seluruh ekstensi yang ada di alam semesta.
Secara garis besar ajaran Chan terdiri dari empat garis besar :
1. Special trasmissions outside the orthodor teaching.
2. Non-dependence on secred writing.
3. Direct pointing to the human heart.
. Realize one’s own nature and become a buddha.
Berbeda dengan pemikiran filosofi pada umumnya, Chan tidak diajarkan dengan mengunakan peryataan-peryataan logis. Chan terkesan tidak logis dan tradisional. Meskipun banyak yang mencoba menjelaskan Chan dengan mengunakan diskripsi bahasa. Para guru Chan menegaskan bahwa pemahaman chan menyeluruh terhadap ajaran-ajaran Chan. Hanya dapat diperoleh melalui praktik. Menurut guru Chan pencerahan didapat melalui keseluruhan pikiran dan tindakan manusia.
eorang filsuf mungkin saja mencoba menjawap pertayaan yang umumnya pada filsafat. Dari sudut pandang filsafat, pertayaan yang umum diajukan adalah. Apakah arti pencerahan menurut Chan dan apakah arti pencerahan menurut Chan dan apakah maknanya bagi manusia dalam iktisar usaha mereka mencari kebikjasanan dan kebebasan. Dapatkah semua orang mencari pencerahan itu. Mencapai pencerhan yang dikatakan oleh guru-guru Chan. Mengapa manusia harus mencari pencerahan. Jawapan dari Chan hanya menghasilkan pemahaman pikiran atau dengan hanya menyangkut rana kongnitif manusia. Pengelolahan internal pikiran manusia saja sudah memadai untuk memaham pencerahan. Kebijaksanaan dan kebebasan manusia.
ntuk mencapai pencerahan tertinggi, seseorang harus mengetahui secara spontan sifat dan hakikat dari pikiranya yang tidak diciptakan dan tidak dapat dimusnakan. Dari momen pikiran, seseorang mampu menyadari hakikat pikiran sepanjang waktu. Dengan begitu, segala hal akan bebas dari kekangan. Sekali Tathata( kakikat pikiran) diketahui maka orang akan bebas dari ( delusi) selamanya. Keadaan pikiran seperti ini adalah kebenaran absolut. Untuk mencapai pencerahan tertinggi,seseorang harus mengetahui secara spontan sifat dan hakikat dari pikiranya yang tidak diciptakan dan tidak dapat dimusnakan. Seringkali ajaran-ajaran Chan disampaikan melalui cerita-cerita. Berikut ini contoh cerita yang memuat Chan yang diambil dari kisah Chan dari Hsing Yun.
Chan memandang hal yang berlawanan seperti ’berpikir-tidak berpikir’hitam-putih, dan sebaginya padahal hal itu merupakan permasalahan kata-kata. Bahasa yang digunakan menunjukan seolah-olah ada hal-hal yang berlawanan. Chan bukan sekadar pemahaman atas kata-kata. Di dalam Chan kata-kata diangap sebagai halangan untuk penyadaran. Kata-kata harus dikumpas sampai intinya. Dari situ kemudian inti yang tidak dapat disampaikan secara lisan dapat dicapai . Chan hanya dapat didalami setelah seseorang melepaskan intelektualitasnya.
alam dua lisme bahasa atau oposisi biner tidak berlaku dalam kenyataan. Bahasa sering mengunakan konsep yang sering berlawananmerupakan hasil indrawi. Padahal indra manusia memiliki keterbatasan. Dan sering mengarahkan manusia pada persepsi yang tidak semestinya. Istilah yang salaing berlawanan tidak selalu berlaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar