Jumat, 18 Juli 2008

EAROBICS


EAROBICS
oleh : Rachmat adhi hartanto
Untuk melakukan Earobics diperlukan :
- tape (pemutar kaset)
- rekaman konserto biola Mozart
- rekaman Caprices dari Paganini
- rekaman sebuah suara, baik itu nyanyian, pembicaraan, atau radio
- naskah cerita atau puisi
- cermin kecil
- kursi tinggi yang bisa diatur, lebih baik yang tanpa sandaran
- kaset yang sudah direkam sebelumnya dari musik yang sudah diulang secara progresif.

EAROBICS 1 : Sikap tubuh untuk mendengar
Pendengaran dimulai dari tubuh. Latihan ini membantu mempelajari cara menggunakan tubuh untuk menerima suara secara maksimum—pendengaran maksimum.
Sikap-mendengar membuka bagian-bagian tubuh yang mempunyai ujung-ujung saraf paling banyak—telapak tangan, telapak kaki, sisi bagian dalam lengan dan kaki, bagian depan tubuh dan wajah. Posisi duduk Buddha dan posisi ”Lotus” dalam yoga adalah dua contoh bagus sikap-mendengar yang baik.
Nyalakan kaset konserto biola Mozart dengan volume yang sesuai dan duduklah di kursi tinggi. Fungsikan tubuh dari bawah ke atas.

Kaki
Atur kursi pada ketinggian sedemikian sehingga lutut sedikit lebih rendah daripada paha. Duduklah di bagian depan kursi dengan kaki renggang, menapak rata di atas lantai, dengan lutut berada pada satu garis vertikal dengan tumit. Harus terasa ada tekanan pada lengkung telapak kaki hingga sampai bagian bagian di belakang ibu jari kaki; rasanya seolah-olah menciptakan suatu landasan pada titik ini di kaki. Duduk dengan cara demikian membantu menempatkan pelvis (tulang panggul) pada posisi maju agar tulang punggung tidak melengkung. Ini juga membantu menurunkan diafragma. Salah satu cara untuk memeriksa apakah posisi duduk telah benar adalah apabila dapat angkit dari posisi ini dengan mudah.

Badan
Punggung harus lurus, tetapi tidak tegang, dengan peregangan otot minimum. Untuk mengaturnya, panggul di dorong ke depan, bukan bahu, dan bernafaslah pelan-pelan dan dalam.
Bayangkan tulang punggung, dari tulang panggul sampai puncak kepala seolah-olah sedang menaiki tangga. Setiap ruas tulang punggung adalah satu anak tangga. Kepala adalah anak tangga terakhir. Orang-orang yang mempunyai punggung melengkung harus berhati-hati ketika membuka bahu. Bantu dengan memutar lengan ke belakang. Sikap membungkuk menghalangi pernafasan yang baik dan produksi suara. Tanda bahwa bahu telah terbuka adalah jika telah dapat menarik garis horizontal pada tulang selangka.

Kepala
Condongkan kepala sedikit ke depan, dagu ke bawahm dan tutup mata. Temukan sudut yang tepat antara leher dan kepala dengan secara perlahan menganggukkan kepala, ”ya”, ”ya”,”ya”.

Pernafasan
Untuk bernafas lebih dalam, harus dapat menyadari semua ruang yang tersedia bagi paru-paru begitu ia mengembang. Bayangkan dua tempat penampungan udara. Yang pertama—penampungan bawah—terletak diatas diafragma, di bawah tulang rusuk. Yang kedua mengisi semua ruang di belakang tulang rusuk.
Mulailah siklus pernafasan dengan menghirup udara dan secara perlahan mengisi penampungan pertama dan kedua. Pertahankan udara di dalam lama beberapa detik, kemudian embuskan dengan mengosongkan penampungan pertama, lalu kedua.
Untuk menjaga agar punggung tetap lurus tanpa peregangan otot, gunakan lengan dan tangan untuk menyokong badan. Jangan ragu-ragu untuk bersandar pada lengan dan tangan. Ingat—pernafasanlah yang menopang tubuh tetap lurus, bukan otot.
Duduklah dengan sikap seperti itum tetap tutup mata dan nikmati musik selama kurang lebih sepuluh menit. Inilah sikap tubuh yang akan digunakan dalam kesepuluh latihan Earobics.
Jika ketika duduk dengan cara ini dirasa lebih ringan, ini disebabkan permukaan tubuh yang terpapar gravitasi dikurangi. Hasilnya, energi dihemat dan tonus otot dinaikkanm membuat lebih mudah untuk mempertahankan sikap tadi—tidak perlu sandaran untuk duduk lurus. Kini, kedua level telinga—tubuh dan auditori siap untuk mendengar.

 AROBICS 2 :
Putarlah kaset rekaman konserto Mozart dan pejamkan mata. Ambil sikap-mendengar, badan lurus tetapi tanpa peregangan. Bernafaslah dengan perlahan dan dalam, isi dada dengan udara dari bawah ke atas. Pernafasan tersebut mempertahankan postur tubuh tanpa bersandar pada otot. Bahu terbuka.
Mata tertutup, ”bayangkan” musik tersebut seolah-olah gunung bunyi. Bunyi yang rendah, yang dihasilkan selo, berada di kaki gunung, dengan nada tinggi dari biola dan harmoni di puncaknya. Kemudian, ketika nada berfrekuensi rendah terdengar, visualisasikan diri memanjat menuju puncak—harmoni yang lebih tinggi.
Untuk membantu memanjat, bayangkan seutas tali yang tergantung dari langit-langit dan menempel di bagian atas kepala. Bayangkan bahwa tali ini adalah perpanjangan dari tulang belakang, menarik tubuh keatas. Secara fisik, tubuh terasa menjadi lebih tinggi. Tubuh menjadi lebih ringan, telinga, otot-otot dan kulit di wajah juga tertarik ke puncak kepala. Hanya bibir saja yang menyorong maju, tanpa usaha.
Mungkin akan menolong jika membayangkan wajah sebagai salah satu gambar peninggalan Mesir kuno—kepala berbentuk lonjong dengan bibir sedikit tersorong ke depan (lihat gambar).
Beginilah mendengar itu seharusnya dan—setelah berlatih—jadinya. Kuncinya adalah untuk terus mendengarkan bebunyian frekuensi tinggi, bunyi yang memberikan energi.

 AROBICS 3
Seperti halnya memiliki dua tangan dan dua mata. Manusia juga memiliki dua telinga—dua telinga yang terlihat sama, dan bagi sebagian orang, mendengar dengan cara yang sama.
Ada tiga langkah dalam pelatihan ini : langkah 1 adalah untuk menyadari bahwa manusia memiliki dua telinga dengan membuat keduanya berfungsi secara terpisah. Langkah 2 adalah memperguanakan telinga kanan sebagai telinga yang memimpin; dan langkah 3 untuk mengintegrasikan kembali telinga kiri ke dalam proses mendengar.
Bunyi bahasa akan Sangay bagus untuk pelatihan ini. Pelatihan ini bisa menggunakan rekaman puisi, cerita atau bahkan mendengarkan berita di radio. Lebih baik gunakan satu sumber bunyi tunggal yang harus dihadapi secara langsung.

Langkah 1
Ambil posisi-mendengar dan dengarkan bebunyian frekuensi tinggi (seperti pada Earobics 1 dan 2)
Duduk, diam, tutup mata, dan dengarkan bebunyian itu. Kini ”suruh” telinga kiri untuk ”menangkap” bunyi frekuensi tinggi. Ketika bunyi itu jelas terasa di sisi kiri, pindahkan ke kanan. Kini, bunyi tersebut akan terdengar di telinga kanan, pindahkan lagi ke kiri—kemudian kembalikan lagi—dan lagi. Mungkin akan membantu jika dibayangkan pula selang lentur menghubungkan sumber bunyi dengan salah satu telinga. Kemudian dengan yang lain, dan seterusnya. Lakukan hal itu selama 2 atau 3 menit.

Langkah 2
Kembalilah mendengar dengan telinga kanan. Sekarang, dengan sangat lambat, putar kursi tinggi ke kanan sehingga telinga kiri menghadap sumber bunyi sambil posisi tetap mendengar dengan telinga kanan. Ketika telinga kanan telah terasa tidak lagi memimpin, dengan perlahan putar kembali sampai telinga kanan dominan kembali. Putar (kursi) sehiungga secara meningkat telinga kiri terpaparkan terhadap sumber suara, tetapi masih dengan telinga kanan memimpin. Dengan pelatihan ini, pendengaran dikendalikan secara aktif dan sadar. Lanjutkan melatih dengan cara ini selama lima menit selanjutnya.

 angkah 3
Pada posisi-mendengar, hadapkan wajah ke sumber bunyi dam demharkan dengan telinga kanan. Secara perlahan bayangkan telinga kanan berada di atas kepala. Untuk melakukan hal ini, bayangkan telinga berhadapan dengan sumber bunyi dan berada di atas kepala. Lanjutkan dengan mendengar dengan kedua telinga, tetapi yang kanan masih dominan. Dengarkan dari bunyi frekuensi tinggi ke rendah. Bernafaslah dengan perlahan tanpa pemaksaan. Mata tertutup dan tetaplah pada posisi ini selama lima menit berikutnya. Dengarkan dengan telinga kanan terpusat pada bunyi frekuensi tinggi.

EAROBICS 4
Keempat pelatihan Earobics yang telah dibicarakan sebelumnya membangun suatu landasan untuk pendengaran reseptif yang baik. Namun untuk merangsang pendengaran tidak selalu harus bersandar pada bebunyian dari luar. Pada pelatihan selanjutnya, titik berat latihan adalah pada produksi suara dari sudut pandang pendengaran, atau ”penyuaraan”.

Penyuaraan
Ketika manusia memutuskan untuk berbicara, otak mengirimkan pesan niat ini ke sistem tubuh yang bertanggung jawab untuk menghasilkan suara. Udara yang didorong dari paru-paru

Tidak ada komentar: