Jumat, 18 Juli 2008

Filsafat Dalam Islam


Filsafat Dalam Islam
 Tradisi filsafat dalam islam adalah pemikiran yang tiada henti. Belakangan ini banyak bermunculan karya-karya filsafat sejak Al-Ghazali mengemukakan kritiknya terhadap filsafat dan para filsuf muslim terhadap ibnu sina dan Ibnu Rusyd. Sejak masa itu terjadi penurunan, filsafat dalam islam adalah penalaran tentang agama islam. Al-Ggazali diangap menurunkan minat para cendekiawan muslim terhadap filsafat karena kritikanya terhadap filsafat dalam islam yang diangapnya terdapat hal yang membahayakan.
 Pandangan para orientalis itu sekilas terkesan obyektif serta memiliki pengaruh besar dan serius, terutama berkaitan dengan sikap dan pandangan umat Isalm terhadap aspek intelektualitas, khusunya lagi filsafat. Dapaknya bukan saja menimbulkan gelombang keawaman dan apatisme intelektual yang merata dikalangan Islam. Tetapi juga melahirkan cendekiawan muslim yang mencoba meletakan imandan trasedensi Islam sebatas kebenaran yang kaku. Dan tak tersentu akal.dampak yang lebih besar adalah timbulnya perasaan rendah diri ( inferioritas) peradapan dan pemikiran dikalangan Islam, terutama dimensi intelektual.
 Mengapa kegiatan intelektual Islam terhenti begitu lama?
 ertayaan itu diajukan oleh begitu banyak pihak terutama para pemikir muslim dewasa ini. Benarkah tidak ada karya intelektual Islam muncul sejak wafatnya Ibnu Rusdi. Ternyata tudingan kaum orientalitas banyak mendapat bantahan dari pemikir abad 20. apa yang disampaikan oleh tokoh pemikir orientalitas banyak mendapat bantahan, cacat dan tidak dapat dipertangung jawapkan. Hal ini dikungakapakan oleh seyyed Hosein Nasr dalam bukunya Theology, philosophy, dan Spirituality. Dalam bukunya ia menjelaskan secara rinci bagaimana model, jaringan, dan tradisi intelektual Islam terus berlangsung dan tetap bertahan sampai saat ini. Terbitan para pemikir dan filosof Muslim di akhir abad 20 ini bukanlah hal yang tiba-tiba terjadi. Tradisi pemikiran dan penulisan filsafat Islam tetap terjadi tetapi kuranya publisitas yang menjadi penghalang ,membuat sepertinya kegiatan pemikiran penulisan Islam telah terhenti.
 Pendapat tentang terus berkembangnya filsafat Ilsam juga dikemukakan oleh Hossein Ziai( 1998) dalam uraianya tentang sejarah Islam dalam Sejarah Filsafat Islam( 1986) setelah Ibnu Rusyd, ternyata pemikiran Islam terus berlangsung. Tokoh besar seperti Igbal menunjukan betapa pemikiran Islam tetap menghasilkan pemikiran yang berbobot intelektualitasnya masih tinggi. Memang banyak pihak yang mengangap filsafat sebagai hal yang berbahaya dan jauh dari manfaat. Namun banyak pihak yang menjalani kegiatan berfilsafat dalam kaitanya dengan agama Islam.
Dasar-Dasar Filsafat dalam Islam
 Kegiatan filsafat erat kaitanya dengan intelek(al-agl). Sementara kegiatan agama banyak kaitanya dengan spirit( al-ruh). Dalam prespektif Islam kedua hal ini memiliki hubungan yang sangat erat dan dua muka dari realitas yang sama. Spiritualitas Islam dapat diilhami oleh intelektual yang secara tradisional dipahami. Dalam kaitan kedua intelek dan spirit inilah filsafat berkembang. Filsafat Islam merupakan kegiatan penting dalam intelektual Islam. Di sisi lain para filsuf muslim memiliki penghayatan spiritual yang sama dan mendalamnya seperti gnostik(’ urafat) pemikiran yang tidak melalui pemikiran tetapi masuk langsung kedalam benak. Yang dikandung oleh para sufi. Lebih dari itu filsafat Islam telah mengambil peranan dalam perkembangan pemahaman atau penafsiran kitap suci ( kalam) tidak seperti astronomi atau matematikadan ilmu lainya. Filsafat dapat memberi pemahaman secara mendalam tentang Islam.
 Tema-tema yang utama dalam filsafat Islam telah memainkan suatu peranan penting dalam pembuktianya tentang keberadaan tuhan. Dengan akal seperti yang ditampilakan oleh Al-kindi dan Al-Farabi. Tema penciptaan alam juga merupakan tema yang banyak dibahas oleh para filsuf Islam sebelum Ibnu Rusyd. Tema lain adalah perpaduan kegiatan pemikiran spekulatif yang mengunakan intelek dengan kegiatan penyucian hati dan iman dan penegtahuan yang diperoleh dari intelek. Tema ini sangat menonjol pada Suhrawardi dan para pengikutnya. Belakangan juga muncul tema sosial dalam filsafat Islam. Iqbal benyak menyumbangkan pikiranya untuk tema ini.
  Ajaran filsafat yang dikemukakan oleh sebagian besar filsuf muslim awal adalah apa yang dikenalkan pada filsafat paripatetik, ajaran ini merupakan sitetis ajaran wahyu Islam. Filsafat Aristotelian dan Neoplatonisme, baik yang berkembang di Athena atapun Alexsandria. Ajaran ini dimulai pada jaman III Hijriah/IX Masehi dalam iklim intelektual yang kaya di Bagdad oleh Al-Kindi. Filsafat paripatetik ini kemudian dikembangkan oleh penerus Al-Kindi seperti Al-Farabi dan Yahya Ibnu. Selanjutnya dikembangkan filsafat parepatik makin memuncak sampai pada masa Ibnu Sina dan Ibnu Rusyd.
 Dalam pengambilan inspirasi, filsafat Islam tidak membatasi sumber dan tempat. Hal yang menjadi dasar diterimanya tidaknya suatu pengetahuan sebagai isnpirasi atau sebagai materi praktis adalah kebenaran. Para filsuf islam tidak mal mengakui kebenaran dan mengambil sumber dari manampun. Sekalipun dari generasi baru dan orang asing. Bagi mereka, tidak ada nilai yang lebih tinggi dari kebenaran itu sendiri. Kebenaran tidak perna merendahkan hal lain dan dirinya, tetapi menyampaikan penghargaan dan penghormatan(Al-Kindi, dalam Nars, 1995). Inilah konsep universal tentang kebenaran yang selalu dijunjung dalam filsafat Islam. Selain itu, bagi filsafat Islam sebuah kebenaran bagaimanapun tidak dibatasi oleh keterbatasan penalaran. Kebenaran tidak dapat dibatasi oleh apa yang tampak dan dijangkau oleh intelek. Bagi filsuf Islam apa yang dilakukan dalam berfisafat adalah usaha mencapai kebenaran puncak wahy melalui pengunaan intelek.
FILSUF MUSLIM PERTAMA
Al-Kindi
 Abu Ya’qub al-kindi(801-866) adalah pemikir yang meletakan dasar tradisi filsafat islam. Bahan yang dirujuk adalah ajaran agama Islam. Namun berbeda dengan pemikir lain sejamanya ia mulai memanfaatkan pemikiran para fisuf Yunani dalam menafsirkan ilmu kalam. Pemikiran Plato, Aristoteles dan beberapa penerus mereka digunakan untuk menjelaskan berbagai wahyu dalam Al-Quran secara rasional dan sistematis. Ia juga berjasa sebagai orang pertama yang pertama kali mengunakan bahasa arap untuk mengekpresikan filsafat. Ia juga tertarik mendalami hubungan antara filsafat dan agama, atau penalaran dan keyakinan.
 Al-Kindi berusaha menjabatani jurang antara filsafat dan dogma. Ia mengunakan filsafat dalam menalari ayat-ayat Al-Quran. Ia memandang aktifitas mengunakan akal merupakan kewajiban manusia. Siapapun wajib mengunakan akal jika ia manusia, bahkan jika orang itu menentang mengunakan akal. Maka ia harus menjelaskan pertentangan itu. Sebab seserang tidak boleh mengemukakan sebuah alasan tanpa mengetahui alasan itu. Dengan begitu orang itu sebenarnya mengunakan akalnya untuk menentang pendapat bahwa manusia wajib mengunakan akalnya. Akal merupakan anugerah bagi manusia sekaligus memberikan kewajiban yang harus dipertangungjawapkan.
 l-Kindi mendifinasikan filsafat sebagai pengetahuan tentang mendifinasikan realitas segala sesuatu, sejauh jangkauan kemampuan manusia. Al-kindi filsafatnya didasari oleh filsafat Aristotelian. Terutama metafisikanya. Ia menjelaskan penegtahua tentang metafisika adalah pengetahuan tentang menjelaskan sebab segala sesuatu. Merujuk pada Aristoteles ia mengatakan bahwa filsafat adalah penegtahuan tentang realita pertama yang merupakan sebab dari sebuah realitas. Semakin luas pengetahuan seseorang tentang sebab segala sesuatu, maka semakin tinggi dan sempurna pengetahuanya.
Sebab Macam Terbagi Menjadi 4 :
1. Penyebab material atau bahan baku
2. Penyebab formal berupa bentuk atau forma
3. Penyebab efisiensi atau subjek yang menciptakan objek
4. Penyebab final atau tujuan
 l-Kindi mengunakan konsep gerak dari Aritoteles, dalam meyamakan pengertian perubahan dan gerak. Perubahan adalah gerak dalam pengertian suatu berubah karena ada suatu gerakan. Gerak atau perubahan dalam definisi Aristoteles adalah peralihan dari potensi ke aktus. Potensi adalah kemungkinan-kemungkinan yang dimiliki oleh sesuatu untuk berubah menjadi sesuatu yang lain. Sedangkan aktus adalah perwujudan dari potensi. Gerak terbagi menjadi dua : gerak aksidental dan gerak subtansial.
1. Gerak Aksidental adalah perubahan kualitas atau kuanitas bentuk atau forma. Perubahan dari suatu tempat ketempat yang lain adalah gerak lokal yang merupakan gerak aksidental.
2. Gerak Subtansial adalah perubahan dari suatau bentuk kebentuk yang lain. Perubahan air yang dipanaskan menjadi uap adalah contohnya.
Al-Kindi mengunakan konsep pengerak utama atau penyebab pertama dari Aristoteles. Pengerak utama ini merupakan efisiensi dan final dari segala sesuatu. Segala sesuatu ada dan berkembang karena adanya pengerak utama yang sekaligus merupakan penyebab pertama. Tuhan dalam jaran agama Islam adalah pencipta segala sesuatu. Tuhan juga merupakan potensi sekaligus aktus. Semua potensinya sudah tampil dalam wujudnya. Tuhan merupakan satu-satunya yang memiliki potensi sekaligus aktus karena ia sudah ada dengan sendirinya. Memujudkan diri sebagai yang tak terbatas.
 l-Kindi juga menunjukan bahwa filsafat juga berkaitan dengan segala jenis persoalan karena di dalam filsafat di pertayakan apa dan bagaimana yang mana dan mengapa dari segala sesuatu. Dengan kata lain filsafat mempelajari keberadaan segala sesuatu, genus, species, diferentia, dan sebab final dari segala sesuatu. Dengan seseorang mengetahui tentang zat maka ia mengetahui juga genus. Mengetahui bentuk mengetahui juga species berserta differencia atau perbedaan yang dibawa oleh bentuk zat. Dengan mengetahui genus, species, dan diferentia dan sebab final maka depat diketahui definisi dan realitas yang didefinisikan. Dengan dasar matematika sebagai filsafat pertama pengkajian terhadap beberapa tema utama yang berkaitan dengan ilmu ilahi ia memulainya dengan memikirkan prisip pertama dari segala sesuatu yang disebut juga dengan tuhan yang Mahaesa. Pengertian dari esa disini merujuk pada arti sebagai tidak dapat dibayangkan tidak ada sekaligus. Tidak memiliki sebab dan wujud atau keberadaan selain dirinya sendiri. Ia bukan genus atau species karena tidakdapat dibandingkan. Sedangkan species selalu memiliki genus atau kelompok yang mewadahinya dan specific diferentia atau pemebeda khusus antara dirinya dengan species yang lain.
 ang Mahaesa adalah wujud abadi, sesuatu yang ada dengan sendirinya, tidak berubah-ubah, tidak berkurang, dan tidak bertambah. Sebagai wujud abadi ia adalah wujud ayang tidak perna berhenti mengada. Ia tidak mungkin berubah wujud menjadi lebih sempurna karena ia sudah sempurna pada dirinya sendiri. Sebagai wujud yang niscaya ia bersandar pada keungulan yang permanen yang tidak perna dilampaui oleh apa pun. Ia bukan saja sebuah tubuh tetapi benar-benar tak terbatas secara logika. Ia menjadi penyebab sekaligus tujuan atau penyebab finaldari segala sesuatu.
Al- Kindi mengunakan juga prinsip teologi dari Aristoteles. Dengan konsep pengerak utama sebagai penyebab sekaligus tujuan segala hal. Aristoteles menjelaskan prinsip teologi yang menyatakan bahwa segala sesuatu bergerak menuju satu titik tertentu sebagai tujuan akhir. Istilah teologis barasal dari gabungan kata yunani kuno telos yang berarti tujuan dan logos dalam arti aturan atau prinsip. Prinsip teologis menyatakan bahwa segala sesuatu didunia ini memilki tujuan yang sama. Oleh karena itu segala sesuatu mengikuti konsep teologis dan mengarah pada pengerak utama yang tak tergerakan maka segala sesuatu dapat dipahami dan diramalkan kejadianya.
Prinsip teologis sekaligus dapat dipahami juga adanya prisip sebab akibat. Yang menyatakan bahwa segala sesuatu memilki sebab. Dan sebab itu memiliki penyebab dan seterusnya hingga sampai pada penyebab pertama yang tak tersebabkan. Yaitu yang Mahaesa. Prinsip teologis dan sebab akibat memungkinkan dunia tetap ada dan bergerak(berubah). Dunia ini bergerak terus-menerus mengarah kepada tujuan utama, pengerak yang tak tergerakan, yang esa. Evolusi alam semesta juga digerakan mengikuti prinsip teologis dan sebab-akibat.
 andangan tentang penyebab pertama atau yang esa sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Al-Quran bahwa Allah tak berawal dan tak berakhir dan keberadaanya adalah dengan adanya sendiri. Wujudnya tak terbandingkan, serta tak berubah, tak berkurang, juga tak bertambah, dan sempurna selamanya.
Al-Razi
 emikiranya berani menentang pemikiran Islam yang fundamental dan berjalan terus dengan pemikiran filosofinya. Ia juga dikenal sebagai ahli kedokteran, dalam dunia filsafat islam Al-Razi terkenal sebagai tokoh terkenal dalam bidang metafisika.
Pemikiranya berusaha menunjukan bahwa ajaran-ajaran agama Islam tidak terlarang atau menentang penyelidikan-penyelidikan pemikiran filosofi. Kegiatan yang mengunakan pemikiran filosofi sebagai alat untuk memahami keyataan justru sejalan dengan kewajiban seorang muslim yang mengunakan akalnya agar dapat memahami alam semesta dan asal-usulnya. Tujuan filsafat adalah menjadikan seseorang mendekati sifat-sifat tuhan dalam arti berusaha terus menerus mencapai hal yang baik dalam hidupnya, dengan filsafat manusia berusaha mencapai kesamaan dirinya denga tuhan sejauh mungkin dalam keterbatasanya sebagai makhluk.
Al-Razi menegaskan pentingnya manusia membatasi dan mengendalikan nafsu serta kebutuhan-kebutuhan jasmaniah. Dalam kegiatan memperoleh kenikmatan. Manusia harus memperhatikan batasanya. Manusia memenuhi kebutauhan biologisnya untuk bertahan hidup, tetapi tidak boleh berlebihan. Kebutuhan minimal hidup sederhana sejauh kebutuhan nafkah. Sejalan dengan pandangan Platonik, ia memandang bahwa jiwa bersifat kekal dan badan merupakan fana, jiwa akan terus hidup dan kembali ketempat asalnya setelah mengalami pensucian sedangkan jasad manusia akan hancur dan kembali ketiadaan.
Tenang kehidupan sesudah mati, baik tidaknya penghargaan yang diterima manusia di akhirat bergantung pada berapa baik ia menjalani hidupnya. Kehidupan dunia tidak boleh diabaikan. Manusia harus memenuhi kebutuha duniawinya secara baik untuk dapat mencapai kebaikan di akhirat tergantung seberapa baik ia menjalani hidupnya. Salah satu kegiatan baik manusia adalah kegiatan memperoleh pengetahuan dan menjalankan keadilan sesuai hukum-hukum yang berlaku. Tujuan hidup manusia adalah dalam hidup ini dan di akhirat. Pemikiran etika Al-Razi dipengaruhi oleh pemikiran etika Socrates. Etika itu lebih dikenal dengan sebutan etika eudamonia. Atau etika yang didsari kesejahteraan dan kebahagiaan yang rasional. Kegiatan rasional bukan saja untuk memperoleh kebahagian, Tetapi juga penyucian jiwa. Selama terperangkap dalam badan, jiwa lemah dan bodoh sehingga tergoda oleh materi. Akal manusia merupakan penjaga jiwa. Dengan akal manusia dapat dikembalikan kesucianya, sehingga dapat kembali ketempat asalanya.
Al-Razi tergolong filsuf yang tidak disukai dikalangan Islam karena pemikiranya yang menentang kenabian dan anugerah wahyu ilahi bagi orang-orang tertentu. Menurutnya setiap orang bisa mendapatkan atau mencapai penyucian jiwa dan mencapai tuhan dengan dirinya sendiri tanpa perantara nabi. Pemikiranya bertumpuh pada tentang kebebasan berpikir dan menemukan kebenaran dengan mengunakan akal.
Al-Farabi
Ia adalah filsuf muslim yang pertama kali mengembangakan sistem pemikiran filosofis yang komprehensif. Ia meneruskan usaha Al-Kindi mentransfer pemikiran yunani. Terutama pemikiran Plato dan Aristoteles ke khasana pemiran Islam. Karya awalnya lebih banyak memaparkan pemikiran Plato dan Aristoteles. Baru pada akhir karyanya ia mengembangkan pemikiran filosofi tentang ketuhanan yang dikenal dengan filsafat emanasi. Yaitu suatu pandangan tentang tuhan sebagai asal segala sesuatu yang cahayanya menyebar menghasilakan seluruh alam semesta.
 l-Farabi menunjukan bentuk kehidupan spiritualnya dan mempratikan ajaran-ajaran sufi dalam usia yang sangat muda. Ia meupakan ahli logika yang sangat tajam. Al-Farabi menyusun buku tentang logika Aritoteles berserta kritik dan tangapanya.
 bnu Rusyid
 Ia dikenal di eropa sebagai tokoh filsuf spekulatif Islam terbesar, ia sering ditafsiarkan sebagai tokoh yang menyampaikan kebenaran ganda. Ia menjadi simbol rasionalisme yang melawan agama disisi lain ia juga menyebarkan pandangan tentang kebenaran agama.

 

 

Tidak ada komentar: