Siap-siap, Kunjungan Pertama Komet Lulin
Paolo Candy/Cimini Astronomical Observatory
Komet Lulin khas dengan ekor ganda dan pancaran cahaya berwarna hijau.
/
Senin, 23 Februari 2009 | 08:06 WIB
WASHINGTON, SENIN - Langit malam awal pekan ini akan diramaikan dengan kunjungan Komet Lulin untuk pertama kalinya sepanjang sejarah pengamatan astronomi ke pusat tata surya. Komet tersebut akan berada pada jarak terdekat dengan Bumi dan ada kemungkinan dapat diamati dengan mata telanjang.
Nama Lulin diambil dari nama observatorium yang pertama kali dipakai untuk mengamatinya. Komet Lulin yang juga disebut C/2007 N3 direkam pertama kali oleh astronom Taiwan Lin Chi-Seng pada 11 Juli 2007 dari Observatorium Lulin di Nantou, Taiwan. Awalnya dikira asteroid, namun diidentifikasi sebagai komet baru oleh Ye Quanzhi, mahasiswa Universitas Sun Yat-sen China dari tiga foto yang direkam Lin.
"Tidak seperti komet-komet lainnya yang pernah terlihat dari Bumi, yang satu ini belum pernah berada pada jarak sedekat ini dengan Matahari sebelumnya," ujar Donald Yeomans, manajer program Objek Dekat (NEO) Bumi NASA. Sekali melenting di Matahari, kecepatannya akan bertambah dan segera meninggalkan pusat orbit parabolanya ke tepian tata surya.
Lulin telah mengelilingi Matahari di jarak orbit terdekat pada 10 Januari 2009 lalu dan sejak saat itu terlihat makin terang dari Bumi. Komet tersebut akan berada pada jarak terdekatnya dengan Bumi sejauh 61 juta kilometer pada Selasa (24/2).
Saat mendekati pusat tata surya, panas Matahari telah memanaskan permukannya yang terdiri dari campuran debu, gas, dan es. Hasil pengamatan NASA menunjukkan, komet tersebut melepaskan uap air ke ruang angkasa yang setara dengan air sebanyak satu kolam renang bersatndar Olimpiade setiap 15 menit.
Hijau dan terbalik
Cahaya hijau yang dipancarkannya merupakan daya tarik komet Lulin. Warna tersebut berasal dari gas yang menyelimuti atmosfernya. Gas yang memancar dari inti komanya mengandung cyanogen (CN), jenis gas beracun yang banyak terkandung dalam komet, dan diatom karbon (C2). Keduanya menyala hijau saat terpapar cahaya Matahari di ruang hampa.
Selain itu, Komet Lulin seolah-seolah memiliki dua ekor. Jika dilihat dari Bumi, selain ekor utama (tail) yang mengarah menjauhi Matahari juga terdapat ekor di depan mengarah ke Matahari yang disebut antitail. Hal tersebut akibat ilusi optik yang terjadi saat Bumi pengamatan sejajar dengan garis orbitnya.
Ia juga akan tampak bergerak cepat dan berpindah dari posisinya terhadap bintang-bintang yang ada di latar belakangnya. Hal ini karena arah gerak komet yang berkebalikan dengan arah gerak Bumi di tata surya.
"Jika planet-planet dan objek lain di tata surya mengelilingi Matahari berlawanan arah jarum jam, Lulin mengelilingi searah jarum jam," ujar astronom NASA Stephen Edberg.
Karena memiliki lintasan orbit parabola yang sangat besar, Komet Lulin mungkin jarang sekali mendekat Matahari. Kandungan gas murni yang terbentuk sejak komet itu lahir di awal pembentukan tata surya diperkirakan masih sangat banyak. Pengamatan terhadap gas yang dipancarkan selama "mengunjungi" Matahari akan membantu para ilmuwan menungkap rahasia kelahiran tata surya.
Keunikan Lulin telah menarik perhatian astronom di seluruh penjuru dunia. Jadi, tertarik menyaksikan momen langka yang mungkin hanya datang sekali seumur hidup?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar