Sabtu, 06 September 2008

ideologi yang perlu kita bagun


Negara berkembang dan bertahan dengan mengunakan kekuasaan atas Rakyat yang hidup didalamanya, apabila US Amerika bertahan atas ideologi Mimpi Amerika yang membawa paham dan pemikiran tentang kondisi ideal suatu negara yang ambisi ini membawa dapak bukan hanya pada pemikiran rakyat tersebut tetapi membuat negara disekitarnya harus mendukung usaha terwujudnya mimpi tersebut. Apabila kita melihat Myanmar kita ketahui bahwa negara tersebut mengunakan pendekatan aparatus negara yang represif yang berfungsi melalui kekerasan, yang ditunjukan dengan berkuasanya rezim militer. Tetapi bila kita melihat RRC( Replublik Rakyat Cina ) kedua hal tersebut dijadikan satu. Yaitu aparatus negara yag represif berfungsi’melalui kekerasan’ seentara aparatus negara ideologis berfungsi melalui ’ideologi’.
Apabila kita memikirnya kembali kedua hal tersebut tidak bisa dipisahkan bila melihat perjalanan dan perkembangan Cina, melalui ideologi komunis negara tersebut berkembang. Memang pada awal untuk mengembalikan kekuasaan. Komunis dan Nasionalis berkerja sama untuk mengusir Jepang dari Cina, tapi perkembangan selanjutnya yang dapat kita ketahui sekarang Komunislah yang berkuasa di Cina sedangkan para pengikut paham Nasionalisme didorong sempai Taiwan yang sekarang menjadi negara merdeka dan selalu saja dantara dua negara tersebut gampang sekali terjadi konfrotasi akibat Cina mengangap Taiwan sebagai bagian negara yang hilang selama awal berdirinya Replublik seperti hanya Hongkong yang diserahkan kepada Inggris.
Hal ini juga terjadi pada negara kita melihat awal negara kita berdiri sampai perkembangan saat ini, tapi apakah paham Pancasila yang selama ini terus diangap suci. Setiap warga Indonesia memahami dan melaksanaknya jika kita melihat keadaan negeri yang kacau-balau karena korupsi. Dan UUD 45 yang selama orde baru diangap sakral tidak boleh diubah sama sekali padahal pembuatanya pada setelah Proklamasi sangat mempet.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima para pengurus Kesatuan Organisasi Serbaguna Gotong Royong atau Kosgoro yang dipimpin Bambang W Soeharto di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (29/8).
Kosgoro menyampaikan kepada Presiden agar menjadikan ideologi Pancasila sebagai ideologi yang bisa diterapkan dalam kehidupan berbangsa.
”Saat ini, untuk ideologi Pancasila, penerapannya terlihat masih banyak keragu-raguan di antara bangsa kita sendiri. Padahal, Pancasila telah berhasil mengkritisi komunisme, sosialisme, dan kapitalisme,” ujar Bambang dalam jumpa pers seusai pertemuan.
Bambang mengemukakan, keragu-raguan kepada ideologi Pancasila muncul karena globalisasi dengan beragam nilai yang ditawarkannya. Padahal, sebagai ideologi, Pancasila bernilai luhur dan nilai-nilai yang ditawarkannya universal.
”Saat ini penting bagi generasi muda untuk mengetahui ideologi Pancasila sebenar-benarnya tidak untuk kepentingan kekuasaan seperti pada masa lalu,” ujarnya*01.
Apabila kita melihat paparan yang dikatakan Presiden S. B. Y kita ketahui bahwa negara kita tidak memiliki landasan yang kuat agar negara ini dapat berkembang dan bertahan. Kita memang tidak boleh kembali pada masa pemerintahan orde lama yang kacau balau karena demi kepentingan ideologi negara kita tidak stabil karena perebutan Ideologi yang digunakan dinegeri kita. Perebutan antara Komunis, Nasionalis, dan Agama yang kita ketahui Komunis dikorbankan. Tetapi kita juga tidak boleh kembali pada masa orde baru yang melalui kekerasan untuk menjalankan negara kita. Tetapi apakah lebih baik dari sekarang yang seperti tidak memiliki aparatus negara yang tepat.

Karena ketakutan akan masa lalu yang kelam, kita harus melakukan pembaharuan pada diri kita dengan tekat kita akan berbuat sesuatu yang berguna bagi orang lain tetapi juga hal tersebut tidak merugikan masyaakat secara umum. Dan ideologi adalah mimpi yang dibawa penguasa untuk menidurkan rakyatnya dalam mimpi tersebut agar semuanya dapat berjalan sesuai dengan rencana mereka, dalam membagun negeri ini.
Mimpi-mimpi dalam ideoloi memamng kayalan belaka tetapi kukuatan orang yang terbawa mimpi tersebut dalam kehidupanya sehingga ingin memujudkan mimpi tersebut. Ideologi dipahami sebagai ilusi murni, impian belaka, sebuah ketiadaan. Semua realitasnya bersifat eksternal. Dengan demikian ideologi diangap sebagai intruksi imajiner yang statusnya tepat seperti status mimpi dikalanganya. Dan filsafat juga bisa dimasukan sebagai ideologi.
Dalam German Ideology, ideologi tidak memiliki sejarah karena sejahrahnya berada diluar dirinya. Tempat satu-stunya sejarah yang ada, yakni sejara individu yang konkret. Oleh karenaya di dalam German Ideology;
1.ideologi sama sekali bukan apa-apa, sepanjang merupakan impian belaka(dihasilkan oleh kuasa yang dimiliki pengetahuan untuk memproduksinya. Jika bukan dengan jalan alienasi dalam pembagian tenaga kerja, sekalipun ini merupakan determinasi.
2.Frase ideologi tidak memiliki sejarah, sama sekali tidak menyiratkan arti bahwa tidak ada sejarah di dalamnya( sebaliknya, karena ia hanyalah reflkesi yang terbaik, kosong, dan tal berarti dri sejarah nyata. Jadi ideologi tidak memiliki sejarah tersendiri.
Seorang individu yang percaya pada tuhan. Kepercayaan ini membuat dirinya menjadi subyek yang memiliki kesadaran yang didalamnya berisi ide dan kepercayaan secara mutlak dalam pelaksanaanya. Individu atau kelompok yang terpengaruh ide tersebut berperilaku dengan cara tertentu dan mengadopsi sikap praktis tertentu. Seperti ia melakukan ibadah karena dasar ide yang terdapat di kepercayaan tersebut.
Melalui ideologi tersebut kita bangun negara ini, tetapi apakah ideologi yang cocok digunakan agar mental bangsa kita bisa berubah, apakah kita harus membawa negara kita menjadi negara yang mengunakan ideologi Pancasila secara sepenuhnya. Karena dalam pancasila yaitu Sila pertama Ketuhanan yang Mahaesa. Mengunakan asas ketuhanan. Tetapi perbedaan yang memaksa kita pluralisasi apa yang ada dinegeri kita. Ataukah kita akan membawa negeri kita menjadi negara yang tidak memiliki ideologi. Karena negara juga bisa bertahan dan berkembang tanpa ideologi dengan sarat bahwa pelaksanaan pemerintahan yang baik dan berpihak kepada rakyat. Semoga saja dengan berjalanya waktu kita akan menemukan ideologi yang menjadi watak bangsa kita bukan seperti sekarang ini. Menjadi suatu bangsa yang dengan mudah menerima setiap pemikiran yang datang dari luar karena keberasilan pemikiran tersebut dinegara asalnya tanpa memikirkan budaya bangsa yang sudah lama hidup.
Dengan ideologi yang tepat kita akan menjadi bangsa yang tidak mudah untuk diperintah bangsa asing untuk melakukan suatu hal, yang selalu saja dampaknya merugikan kita.
demokrasi pancasila yang selama ini kita gunakan apa yang kita dapatkan?

Tidak ada komentar: