titik-titik dalam kehidupan akan aku ingat dan coba aku maknai kembali dalam sebuah tulisan
Minggu, 01 Juni 2008
Film Gerakan 30 Seotember
Masih ingatkah akan masa Orde baru saat kita masih sekolah dasar diwajibkan oleh guru kita untuk menonton film G 30S/PKI, memang waktu kecil pemahaman kita dengan menonton film tersebut mengetahui bagaimana kejamnya PKI pada waktu itu, penyiksaan mereka terhadap militer yang ditangkap di Lubang buaya, dari film tersebut para angota militer disiksa dengan sangat sadis.
Mungkin pemandangan sekarang kita berbeda dengan mengetahui kenyataan yang ada sekarang. Bahwa yang berbuat jahat tidak diketahui siapa PKI atau Militer. Yang ingin dikatakan oleh film tersebut adalah kehadiran militer untuk melindungi rahyat, keberadaan militer tidak hanya sebagai keniscaan sejarah, tetapi telah pula menerima pembenaran yang bersifat politik. Karena itu militer mencoba memasuki dunia yang yang tidak militer lagi yaitu dunia perpolitikan.
Saat orde lama militer masih melakukan koalisi dengan sipil tetapi setelah orde lama atau saat orde baru militer menduduki strata tertinggi di politik Indonesia hal ini di buktikan dengan berkuasanya Soeharto sampai ia mudur. Peran militer saat orde baru adalah yang membuat keputua dan juga menentukan pelaksanaanya, padahal dalah membuat undang-undang ada DPR. Tetapi tidak berlaku positif.
Namun demikian, keberadaan militer bukan hanya sebagai pengaman tetapi telah merekontruksi ideologi yang dipraktikan oleh militer. Kita akan segera tahu bahwa memnag dominansi militer di Indonesia telah berubah menjadi suatu hegemoni. Militer memproduksi ideologi ketertipan melalui penyeragaman pada masyarakat dan tendensi intreglalistik dalam praktik politik Irawanto(1999 34-37).
Memasukan ideologi pada sebuah film memang bukan hal yang baru lagi dalam propaganda, film merupakan media yang mempunyai dua sisi bukan hanya fisual tetapi juga audio, sehingga penonton seolahn memasuki dunianya sendiri berbeda dengan tulisan yang mungkin hanya sebagian orang yang memahaminya. Hal itu juga ditunjang oleh tingkat pendidikan masyarakat kita, yang rata-rata tidak tinggi.
Sebuah jenis khas yang ada di negara kita meskipun kadang tercampur ini merupakan film sejarah atau merupakan film ideologi. Tema-tema tentang usaha militer dalam menyelamatkan negara ini, memang bukan hanya milik film G 30 S PKI, tetapi juga merupakan milik film aksi laga juga milik film sejarah tetapi perbedaanya adalah penekanan pada suatu tokoh yang masih hidup demi pembetukan karakter pada masyarakat. Setting pada film ini saat situasi negara sedang dalam bahaya oleh ancaman dalam negeri yaitu PKI tetapi demi menghadapinya sebagai pemimpin militer yang tertinggi karena dewan jenderal telah mati.
Pembetukan tokoh Soeharto sebagai tokoh sentra dalah cerita itu merupakan pembentukan imejs Soeharto sebagai tokoh penyelamat bangsa yang menyelamatkan kita dari kekejaman PKI.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar