Bagi kaum romantik dunia nyata adalah dunia pengalaman dalam ruang dan waktu secara langsung dapat dialami oleh manusia. Dunia nyata dipahami sebagai dunia objektif yang takluk kepada hukum materi kuantitatif dan fragmentis. Yang didalamnya objek-objek saling terisolasi dan tanpa makna. Sebaliknya, dunia ideal adalah dunia gagasan yang tidak dapat dialami secara langsung oleh manusia. Dunia yang kemudian itu dipahami sebagai dunia yang utuh dan bebas dari segala macam hukum atau pembalasan material yang kualitatif dan fragmentatif.
Meskipun merupakan dunia gagasan yang tidak dapat dialami secara langsung, dunia ideal bagi romantisme. Merupakan dunia yang lebih penting daripada dunia nyata. Dunia ideal dipahami sebagai idea dari dunia nyata. Sumber utama dari eksensi dan maknanya. Dunia ideal adalah satu kesatuan yang menembus segalanya. Kesatuan yang ekspresif dala segala hantu dan benda-benda sebagai roh suci. Sedangkan dunia nyata sebagai dunia pengalaman. Merupakan dunia permukaan belaka berfungsi sebagai manifestasi dari dunia ideal.
Seorang hamba seni yang sejati adalah hamba sukmanya” kata Armijn Pane(1933) yang dimaksudakan adalah bahwa seorang seniman tidak akan bisa melukis atau menulis karya seni tentang suatu objek tanpa dorongan perasaanya. Karya seni yang tercipta tanpa dorongan perasaan itu disebutnya sebagai karya seni yang kosong atau hampa. Pandangan yang sama dikemukakan oleh Alisjahbana; baginya persoalan bahasa dalam kesastraan bukan persoalan gramatika, melainkan persoalan jiwa yang terekpresikan didalamnya.
Selain itu perbedaan antara Layar Terkembang dengan Salah Asuhan terikat pada satuan unit sintaktik yang digunakan untuk mengekpresikan unit sintesis itu. Sintesis di ekspresikan dengan gerakan kembali dari kota kedesa yang secara semiotik berkesan regresif. Kembali kepada novel-novel awal. Sedangkan dalam Layar Terkembang cerita sudah berpusat kepada kota. Dan gerakan kembali kedesa hanya untuk memperoleh kekuatan untuk hidup kembali kekota.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar