wiki; Redenominasi adalah penyederhanaan nilai mata uang menjadi lebih kecil tanpa mengubah nilai tukarnya.WALAU PEMERINTAH Perna membatalkan, tapi rencana redenomasi rupiah terus berlanjut, dengan adanya wacana atau rencana https://finance.detik.com/moneter/3573019/rencana-bi-ubah-rp-1000-jadi-rp-1-berlaku-1-januari-2020. ini adalah suatu mimpi buruk bagi ekonomi Indonesai yang masih mudah terpengaruh kebijakan ekonomi negara lain. Perencanaan perekonomian negera kita belumlah baik. kebijakan dengan mudahnya berubah bergantung keadaan merintahan berganti.
Apalagi tiada kebijakan yang kuat menghadapi kekuatan harga pasar. coba kita pikirkan pemerintahan mana setelah masa reformasi ini yang mampu meredam inflasi kenaikan harga pangan setiap bulam ramadhan. dan juga penurunan nilai mata uang terhadap harga barang yang terjadi setiap tahunya.
Pada waktu terjadi inflasi, jumlah satuan moneter yang sama perlahan-lahan memiliki daya beli yang semakin melemah. Dengan kata lain, harga produk dan jasa harus dituliskan dengan jumlah yang lebih besar. Ketika angka-angka ini semakin membesar, mereka dapat memengaruhi transaksi harian karena risiko dan ketidaknyamanan yang diakibatkan oleh jumlah lembaran uang yang harus dibawa, atau karena psikologi manusia yang tidak efektif menangani perhitungan angka dalam jumlah besar. Pihak yang berwenang dapat memperkecil masalah ini dengan redenominasi: satuan yang baru menggantikan satuan yang lama dengan sejumlah angka tertentu dari satuan yang lama dikonversi menjadi 1 satuan yang baru. Jika alasan redenominasi adalah inflasi, rasio konversi dapat lebih besar dari 1, biasanya merupakan bilangan positif kelipatan sepuluh, seperti 10, 100, 1.000, dan seterusnya. Prosedur ini dapat disebut sebagai "penghilangan nol.
Apalagi tiada kebijakan yang kuat menghadapi kekuatan harga pasar. coba kita pikirkan pemerintahan mana setelah masa reformasi ini yang mampu meredam inflasi kenaikan harga pangan setiap bulam ramadhan. dan juga penurunan nilai mata uang terhadap harga barang yang terjadi setiap tahunya.
Pada waktu terjadi inflasi, jumlah satuan moneter yang sama perlahan-lahan memiliki daya beli yang semakin melemah. Dengan kata lain, harga produk dan jasa harus dituliskan dengan jumlah yang lebih besar. Ketika angka-angka ini semakin membesar, mereka dapat memengaruhi transaksi harian karena risiko dan ketidaknyamanan yang diakibatkan oleh jumlah lembaran uang yang harus dibawa, atau karena psikologi manusia yang tidak efektif menangani perhitungan angka dalam jumlah besar. Pihak yang berwenang dapat memperkecil masalah ini dengan redenominasi: satuan yang baru menggantikan satuan yang lama dengan sejumlah angka tertentu dari satuan yang lama dikonversi menjadi 1 satuan yang baru. Jika alasan redenominasi adalah inflasi, rasio konversi dapat lebih besar dari 1, biasanya merupakan bilangan positif kelipatan sepuluh, seperti 10, 100, 1.000, dan seterusnya. Prosedur ini dapat disebut sebagai "penghilangan nol.
tapi masalahanya bukan sederhana seperti itu bahkan inggris mengalami masalah pula pada hal ini. PADA masa pemerintahan Presiden soekarno perna kita lakukan dan hasilnya gagal total. kurang stabilnya pemerintahan dan kurang cakapnya dalam menahan inflasi menyebabkan redomenasi menjadi hal yang tiada guna. apalagi re3ncana tersebut dilaksanakan pada masa akhir pemerintahan, yang rawan ketidak stabilan baik politik ataupun keramanan.
On September 16, 1992, Black Wednesday, Soros' fund sold short more than $10 billion in pounds,[22] profiting from the UK government's reluctance to either raise its interest rates to levels comparable to those of other European Exchange Rate Mechanism countries or to float its currency.
Finally, the UK withdrew from the European Exchange Rate Mechanism, devaluing the pound, earning Soros an estimated $1.1 billion. He was dubbed "the man who broke the Bank of England".[27] In 1997, the UK Treasury estimated the cost of Black Wednesday at £3.4 billion. ulah spekulan dalam mengambil keuntungan dari ini sangat besar. coba anda cermati hal ini, http://en.wikipedia.org/wiki/George_Soros
On Monday, October 26, 1992, The Times quoted Soros as saying: "Our total position by Black Wednesday had to be worth almost $10 billion. We planned to sell more than that. In fact, when Norman Lamont said just before the devaluation that he would borrow nearly $15 billion to defend sterling, we were amused because that was about how much we wanted to sell."
Stanley Druckenmiller, who traded under Soros, originally saw the weakness in the pound. "Soros' contribution was pushing him to take a gigantic position."
Finally, the UK withdrew from the European Exchange Rate Mechanism, devaluing the pound, earning Soros an estimated $1.1 billion. He was dubbed "the man who broke the Bank of England".[27] In 1997, the UK Treasury estimated the cost of Black Wednesday at £3.4 billion. ulah spekulan dalam mengambil keuntungan dari ini sangat besar. coba anda cermati hal ini, http://en.wikipedia.org/wiki/George_Soros
On Monday, October 26, 1992, The Times quoted Soros as saying: "Our total position by Black Wednesday had to be worth almost $10 billion. We planned to sell more than that. In fact, when Norman Lamont said just before the devaluation that he would borrow nearly $15 billion to defend sterling, we were amused because that was about how much we wanted to sell."
Stanley Druckenmiller, who traded under Soros, originally saw the weakness in the pound. "Soros' contribution was pushing him to take a gigantic position."
bahkan bank Inggris mengalami kerugian 15 miliar dolar akibat ulah spekulan George Soros, yang nilainya jika dirupiahkan mencapai 140 triliun rupiah. coba kita pikir kembali http://en.wikipedia.org/wiki/Black_Wednesday, dengan membaca artikel ini.
Tahun 1950 Presiden Soekarno perna membuat kebijakan yang serupa, tapi tetapi kebijakan itu tidaklah berhasil, apabila rencana redenominasi dilakukan demi alasan efisiensi untuk aktifitas ekonomi. apakah pembuatan mata uang yang menghabiskan dana bergitu banyak, akan terbuang tersia2 dalam sekejap.
Tahun 1950 Presiden Soekarno perna membuat kebijakan yang serupa, tapi tetapi kebijakan itu tidaklah berhasil, apabila rencana redenominasi dilakukan demi alasan efisiensi untuk aktifitas ekonomi. apakah pembuatan mata uang yang menghabiskan dana bergitu banyak, akan terbuang tersia2 dalam sekejap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar