Senin, 29 Maret 2010

Pemimpin Abu Dhabi Investmen Belum Ditemukan

Senin, 29 Maret 2010 | 08:53 WIB

ilustrasi 

ABU DHABI, KOMPAS.com- Petugas pertolongan, Minggu (28/3/2010) waktu setempat, masih terus melakukan pencarian di sebuah danau di lereng bukit di Maroko untuk menemukan pemimpin badan dana terbesar di dunia, Abu Dhabi Investment Authority (ADIA), Sheikh Ahmed bin Zayed An-Nahayan.

Pesawat yang ditumpangi Sheikh Ahmed dilaporkan jatuh Pesawat di bendungan atau danau yang berada 10 kilometer sebelah selatan ibukota Maroko, Rabat, Jumat lalu.

"Pencarian masih berlangsung. Itulah semua yang dapat kami katakan kepada anda," kata Menteri Perhubungan Maroko Khalid Naciri. 

Sheikh Ahmed bin Zayed An-Nahayan (40-an) adalah adik termuda Presiden Uni Emirat Arab (UAE) Sheikh Khalifa Bin Zayed an-Nahayan, yang juga memimpin ADIA. Sheikh Ahmed berada pada posisi ke-27 orang paling berpengaruh di dunia menurut Majalah Forbes tahun lalu.

Jumlah kekayaannya diperkirakan 500 sampai 700 miliar dolar AS, mulai dari saham Citigroup(CN) sampai kepada saham di bandar udara Garwick, Inggris, hingga rumah tinggal di beberapa kota besar utama di dunia.

Sedikit perincian telah beredar mengenai kecelakaan tersebut selain pilot pesawat itu diselamatkan setelah pesawat tersebut jatuh di dekat Sidi Mohamed Ben Abdallah Dam.

Penduduk di daerah itu mengatakan, Sheikh adalah pengunjung rutin dan keluarga kerajaan Abu Dhabi yang mempunyai tempat di bagian tinggi di dekat bendungan itu, yang airnya bertambah akibat curah hujan dan diperkirakan memiliki kedalaman sekitar 60 meter.

Puluh polisi, Ahad, menutup jalan menuju danau tersebut, yang berada di perbukitan hijau. Beberapa mobil Mercedez-Benz hitam dengan plat nomor diplomatik melewati blokade polisi di jalan menuju istana keluarga kerajaan itu. Kendaraan pemerintah Maroko mengikuti.

Para pejabat UAE belum mengeluarkan komentar sejak satu pernyataan mengenai laporan kecelakaan tersebut Jumat. Di wilayah konservatif di Teluk, keprihatinan kesehatan mengenai anggota keluarga kerajaan diperlakukan dengan kepekaan dan hormat yang besar dan para pejabat jarang bersedia berkomentar sebelum ada pengumuman dari keluarga yang berkuasa.

"Ketegangan tak terperikan, setidaknya kami mesti mengetahui apakah ia ditemukan dan mengenai kondisinya," kata seorang pengusaha senior Abu Dhabi yang tak ingin disebutkan jatidirinya.

ADIA dipandang sebagai penanam modal terbesar yang dikelola negara, yang menyalurkan dana dari ekspor minyak keamiran itu ke dalam saham dan obligasi luar negeri dari markasnya di gedung pencakar langit di pantai kota pulau tersebut.

Sheikh Ahmed, seperti organisasi yang dipimpinnya, telah menghindari perhatian media. Ia adalah putra pendiri federasi UAE, yang memiliki tujuh anggota, Sheikh Zayed bin Sultan an-Nahayan, dan bekerja sebagai pengulas ekuiti Eropa di AIDA selama enam tahun.

Dana itu jarang memberi perincian mengenai strategi penanaman modalnya. Dalam laporan terperinci pertamanya yang disiarkan pada Maret, ADIA menyatakan dana tersebut berencana lebih transparan.

Tidak ada komentar: