Selasa, 05 Januari 2010

Martabat Indonesia Dipertaruhkan dalam Kasus David

JAKARTA, KOMPAS.com — Lembaga Swadaya Masyarakat Strategic Indonesia mendesak agar negara tidak mengabaikan kasus kematian David Hartanto Widjaja, mahasiswa Indonesia yang ditemukan meninggal di kampusnya di Nanyang Technology University (NTU) Singapura pada 2 Maret 2009. "Dalam kasus ini, martabat bangsa Indonesia dipertaruhkan," kata Direktur Program Strategic Indonesia Audy Wuisang di Jakarta, Kamis (24/12/2009).

Menurut Audy, pihaknya dan keluarga David menilai bahwa peran dan bantuan pemerintah Indonesia dalam kasus kematian David terasa sangat minim. Selain itu, laptop pribadi David hingga saat ini masih ditahan Kepolisian Singapura dan masih belum ada tanda-tanda akan dikembalikan.

"Penyitaan laptop David yang bukan menjadi barang bukti menjadi semakin mengherankan," katanya. Untuk itu, Strategic Indonesia mendesak agar laptop pribadi David segera dikembalikan, dan pemerinta h diharapkan bisa meninjau kembali pengiriman mahasiswa untuk belajar di Singapura dengan motif apa pun.

Ia juga menilai, perlindungan hukum di negara Singapura terhadap warga negara Indonesia masih belum sanggup untuk memberikan rasa keadilan sepenuhnya. Menurut Audy, karena Pemerintah Singapura tidak memfasilitasi rasa keadilan bagi korban dan keluarga dan bahkan masih menahan barang pribadi korban, maka protes patut dipertimbangkan antara lain dalam bentuk memboikot produk Singapura.

Sebelumnya, Pengadilan Koroner Singapura pada 29 Juli 2009 mengeluarkan putusan bahwa David memang benar melakukan tindakan bunuh diri. Putusan tersebut mengakibatkan Kepolisian Singapura tidak menelusuri dugaan pembunuhan terhadap David seperti yang diminta pihak keluarga.

Menurut pihak keluarga David, terdapat banyak kejanggalan terkait kematian David seperti adanya permintaan dari NTU untuk segera mengkremasi je

Tidak ada komentar: